“Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku” Yohanes 10: 14

God is in control. Ini adalah frasa yang sering kita gunakan sebagai slogan praktis ketika terjadi hal yang buruk. “Tuhan memegang kendali,” kita berkata ketika seseorang meninggal; ketika kita kehilangan pekerjaan kita; ketika kesehatan kita gagal. Tapi apa yang kita maksud dengan ini?
Apakah itu berarti Tuhan mengendalikan setiap manusia, setiap keputusan, setiap peristiwa; setiap hal yang terjadi? Warna kaus kaki yang saya pakai, kecepatan angin topan, tindakan bos saya? Mungkin itu adalah teologi sebagian orang Kristen: tidak ada yang terjadi tanpa campur tangan langsung dari tangan Allah yang menghendaki sedemikian.
Tetapi tidak semua orang Kristen percaya hal ini. Mereka yang percaya pada gagasan kehendak bebas akan menolaknya. Bagi mereka, manusia bebas memutuskan bagaimana kita membelanjakan uang kita, bagaimana kita mengendarai mobil kita, dengan siapa kita menikah, jalur karir apa yang harus kita ikuti. Semua hal yang menyangkut hal hidup sehari-hari.
Hal di atas terlihat sebagai paradoks teologis yang pelik. Bagaimana kedaulatan Tuhan dan kehendak bebas manusia berinteraksi? Ini adalah perdebatan yang sudah berjalan ratusan tahun. Paulus dalam diskusinya di mana-mana tentang hal ini yang berlaku untuk keselamatan orang Yahudi dan bukan Yahudi, menyatakannya sebagai misteri dan menyatakan:
“O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!” Roma 11: 33
Para teolog dalam sejarah telah mencoba untuk mendamaikan masalah ini, tetapi sampai sekarang orang Kristen tetap terbelah dalam dua kubu.
Jadi apa sebenarnya arti dari “Tuhan memegang kendali”?
1. Tuhan tidak mengendalikan, tetapi memegang kendali.
Tuhan memegang kedali seluruh jagad raya. Tetapi Tuhan tidak mengendalikan kita, seperti kita mengendalikan seekor kuda. Dia tidak memberi kita kemampuan untuk mengambil keputusan, lalu mengambilnya kembali. Tetapi, Dia sudah menetapkan adanya hukum alam dan menawarkan kita berkat dan kutuk, hidup dan mati. Dia memberi kita pilihan. Sebagai gembala, Yesus mengawasi dan membimbing domba-domba-Nya menuju ke padang rumput yang subur. Dia berkata kepada dombanya: “Dengarlah suara-Ku dan ikutlah Aku”, tetapi Ia tidak merantai domba-Nya agar mereka mengikut Dia. Tentu ini menimbulkan risiko karena domba-domba itu bisa tersesat atau jatuh ke dalam jurang. Tetapi, jika itu terjadi Yesus akan mencari untuk menyelamatkannya.
2. Tidak semua yang terjadi di dunia adalah kehendak Tuhan.
Jika segala sesuatu yang pernah terjadi di bumi adalah kehendak Tuhan, tidak akan ada alasan untuk berdoa; “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” (Matius 6:10). Banyak dari apa yang kita lihat di dunia bukanlah kehendak Tuhan. Hanya di surga kita melihat apa yang sempurna, yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Tuhan juga bukan pencipta kejahatan atau menetapkan segala kejahatan yang ada di muka bumi.
- Jika saya tidak membayar tagihan saya tepat waktu, dengan ceroboh mengurangi anggaran saya untuk kemewahan dan bangkrut dengan hutang yang melumpuhkan, apakah Tuhan yang mengendalikan itu?
- Jika saya tidak menyelesaikan kegagalan perilaku relasional saya, belajar mengelola kemarahan saya dan akibatnya pernikahan saya berantakan, apakah Tuhan yang mengendalikan itu?
Menggunakan frasa “Tuhan memegang kendali” ini agaknya berbahaya. Itu bisa membuat kita menyalahkan Tuhan dan menghindari tanggung jawab kita sendiri. Berbeda dengan bahasa Inggrisnya: “God is in Control”, yang berarti “Tuhan tidak dapat kehilangan kontrol”. Tuhan bukanlah Tuhan yang mengendalikan manusia seperti kita mengendalikan mobil kita. Tetapi, Tuhan adalah Tuhan yang mahatahu, yang mampu membuat apa yang jahat, seperti apa yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf, untuk menjadi hal yang baik pada waktunya.
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” Kejadian 50: 20