Kita percaya pada Tuhan, bukan pada manusia

“Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan!” Mazmur 40: 4

Baru beberapa hari yang lalu acara pemilihan pemenang hadiah Oscar diadakan di kota Los Angeles, California, di Amerika. Hadia Oscar adalah hadiah idaman setiap aktor/aktris dan para pendukung pembuatan film di seluruh dunia. Bagi mereka, hadiah Oscar adalah hadiah yang paling signifikan dari berbagai hadiah lainnya yang ada di berbagai negara untuk mutu penampilan sebuah film. Karena itu, mereka yang berkecimpung dalam dunia film selalu berusaha untuk tampil sebaik mungkin dalam peran mereka masing-masing. Sekalipun mereka tidak berlomba secara langsung, setiap orang tentunya berharap untuk menang.

Dalam sebuah film, seorang aktor bisa tiba-tiba menampakkan diri, mengeluarkan suara, atau membuat gerakan yang menarik perhatian penonton sehingga perhatian yang sebelumnya diberikan penonton kepada aktor lain teralihkan. Aksi drama yang mengundang perhatian ini dalam bahasa Inggrisnya dinamakan “upstaging“. Jika istilah upstaging dalam dunia film/drama adalah disengaja untuk membuat penyajiannya makin menarik, di luar dunia film/drama istilah itu mungkin mempunyai konotasi yang kurang baik karena bisa diartikan sebagai “merebut pengaruh” , “mengungguli” atau “menutupi kebaikan orang lain”. Perebutan pengaruh antara para pemeran film tentunya tidak bisa terjadi dalam acara Oscar karena semua film dan para pendukungnya dinominasi dan dipilih oleh orang-orang yang independen.

Pada pihak yang lain, dalam kehidupan gerejani, dari mulanya soal saling berebut pengaruh dan nama sudah ada. Mereka yang mengaku dari golongan Apolos bertengkar dengan mereka yang mengikut Paulus (1 Korintus 3: 3 – 4). Tiap golongan mungkin merasa lebih baik dari yang lain, dan mungkin mempunyai rasa iri hati terhadap yang lain. Dalam hal ini, Paulus mengingatkan bahwa jika ia yang menanam firman Tuhan, dan Apolos yang menyiram, Allahlah yang memberi pertumbuhan iman. Sudah tentu Allahlah yang terpenting dan patut disembah, karena Paulus dan Apolos hanyalah pelayan-pelayan Allah.

Bagaimana pula dengan keadaan gereja Tuhan di zaman ini? Perebutan pengaruh jelas masih ada antar gereja, antar pimpinan dan antar pengurus gereja. Tetapi yang lebih mencolok adalah adanya gereja dan pemimpin gereja yang ingin sekali membuat kelompok atau diri sendiri agar menonjol dan dikenal masyarakat. Mereka itu sering berusaha untuk “upstaging”, menarik orang Kristen lain datang ke gereja mereka, bukan karena faktor Yesus, tetapi karena faktor manusia saja.

Ada banyak gereja yang seolah mengajak jemaat untuk merasa bangga atas segala kemegahan gedung dan kegiatan sosial yang ada. Juga ada banyak pendeta yang seolah membiarkan jemaat untuk memuja mereka karena penampilan, pengetahuan teologi dan kata-kata bijak yang menimbulkan kekaguman. Mereka yang sudah menjadi selebriti, biasanya adalah orang-orang yang terkenal karena penampilannya.

Memang apa yang terlihat megah dan indah bisa membawa kebaikan. Tetapi itu hanya bisa dibenarkan kalau membawa kemuliaan kepada Tuhan yang mahakuasa. Apa pun yang baik, tetapi yang tidak kita lakukan untuk memuliakan nama Yesus, bisa digolongkan pada tindakan yang mencoba untuk merebut pengaruh dan kemuliaan Tuhan. Setiap kali nama manusia ditonjolkan di atas nama Tuhan, setiap kali pula keangkuhan dan kebohongan manusia diperlihatkan.

Hari ini kita harus ingat bahwa Tuhan kita adalah Allah yang cemburu, yang tidak dapat menerima adanya ilah lain di hadapan-Nya. Adalah mudah bagi manusia untuk membuat kebodohan yang akan membawa murka Tuhan, seperti kesombongan atas kemampuan diri sendiri, kekaguman atas kehebatan orang-orang yang sombong, atau kepercayaan kepada orang-orang yang hidup dalam kebohongan. Oleh karena itu, marilah kita selalu berhati-hati untuk memusatkan iman kita kepada Yesus dan bukan kepada sesuatu yang bisa menutupi kebesaran-Nya!

“Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.” Roma 15: 5 – 6

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s