Antara mendukakan dan menghujat Roh kudus

“Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.” Efesus 4: 30 – 31

Pernahkah anda membuat orang lain merasa sedih karena tingkah laku atau perbuatan anda? Saya yakin jawabnya adalah “ya”. Semasa kecil, saya juga sering membuat orang tua saya menghela nafas dan bahkan marah karena apa yang saya lakukan. Walaupun demikian, orang tua saya selalu siap untuk melupakan apa yang sudah terjadi jika saya menyadari kesalahan saya dan menyesalinya. Saya bayangkan, jika saya terus membantah dan tidak mengakui kesalahan saya, tentunya orang tua saya akan makin merasa sedih atau marah.

Setelah dewasa, saya sering mendengar dan juga membaca berita tentang adanya anak yang berani melawan orang tuanya. Bahkan ada kisah yang menyedihkan mengenai anak yang memukul orang tuanya karena ia mendapat teguran atas cara hidupnya. Anak itu kemudian menjadi “teror” dalam keluarga karena berani memukul atau mengancam orang tua atau saudara-saudaranya. Biasanya, dalam keadaan sedemikian polisi harus campur tangan, dan jika keadaan tidak dapat diperbaiki, anak itu tentunya akan putus hubungan dengan orang tuanya. Anak itu bukan hanya mendukakan, tetapi sudah melecehkan orang tuanya.

Ayat di atas menyebutkan bahwa Roh Kudus bisa didukakan oleh perbuatan kita. Ini mungkin agak mengherankan sebagian orang Kristen, karena Roh Kudus sering digambarkan dengan api. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika memang pernah menulis agar mereka tidak memadamkan Roh (1 Tesalonika 5: 19). Jika Roh adalah api, atau “sesuatu”, memang kata “mendukakan” rasanya kurang tepat. Walaupun demikian, Roh Kudus sebenarnya adalah Tuhan sendiri yang tinggal dalam diri umat percaya. Ia adalah Oknum yang seperti Allah Bapa dan Yesus Kristus, mempunyai kepribadian dan eksistensi Ilahi. Dalam kenyataannya, Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus adalah satu, dan kepada-Nya orang Kristen berbakti. Dengan demikian, segala kelakuan, tingkah laku, pikiran dan perbuatan yang salah bisa membuat Roh merasa sedih dan terlukai. Roh Kudus melihat bagaimana kita perlahan-lahan menjauhkan diri dan menuruti jalan kita sendiri.

Bagaimana kita harus bersikap dalam hidup agar Roh tidak didukakan? Paulus menyebutkan dalam ayat di atas agar kita membuang segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah, dan segala kejahatan. Hal-hal yang sedemikian hanya membuat Roh tidak mau bekerja membimbing kita dalam hidup sehari-hari. Sebagai akibatnya, hidup kita bisa menjadi makin kacau, dan rasa damai menjadi hilang.

“Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.” 2 Petrus 1: 10

Jika mendukakan Roh Kudus dapat diampuni, bagaimana dengan melecehkan atau menghujat Roh Kudus? Munghujat Roh Kudus adalah berbeda dengan mendukakan Roh Kudus. Menghujat atau melecehkan Roh Kudus hanya dapat dilakukan oleh orang yang belum lahir baru, tetapi mendukakan Roh Kudus dapat dilakukan oleh orang yang sudah diselamatkan dan sudah menerima Roh Kudus dalam hatinya. Orang yang terus-menerus menghujat Roh Kudus tidak akan dapat diampuni.

“Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.” Markus 3: 29

Mereka yang menghujat Roh Kudus adalah orang-orang yang dengan sengaja menolak bekerjanya Roh dalam hidup mereka. Jika Roh Kudus mengingatkan mereka untuk bertobat dari dosa dan memohon pengampunan, mereka menolak-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang salah dalam hidup mereka. Mereka mungkin yakin bahwa mereka adalah orang-orang baik dan terhormat. Mereka menolak kenyataan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan orang yang mengakui dosanya dan mau bertobat.

Mereka yang menghujat Roh Kudus itu tidak dapat menyadari dosa mereka, dan karena itu tidak mau untuk memohon ampun kepada Tuhan dan mengakui Yesus sebagai Juruselamat mereka. Dengan demikian, orang yang menolak Roh Kudus akan menjadi orang-orang yang ditolak masuk dalam kerajaan surga. Mereka tidak bisa menjadi anak Tuhan.

Memang, jika kita benar-benar percaya kepada Allah dan Putra-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, keselamatan sudah diberikan kepada kita. Itu adalah hasil pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus tidak akan meninggalkan kita dan Ia akan bekerja secara luar biasa dalam hidup kita. Kita tidak mungkin untuk menghujat Roh Kudus, tetapi dapat mendukakan-Nya. Pada pihak yang lain, mereka yang belum benar-benar percaya cenderung mengabaikan suara Roh Kudus, dan akan kehilangan kesempatan untuk menerima keselamatan.

Biarlah Roh Kudus bisa bekerja makin hebat dalam diri kita, agar kita berhenti mendukakan Roh Kudus. Biarlah melalui hidup kita, mereka yang belum percaya mau mendengarkan suara Roh Kudus yang membawa mereka ke arah pertobatan dan keselamatan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s