Mengapa kita harus berusaha untuk hidup baik

“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Matius 5: 48

Adakah orang yang sempurna di dunia ini? Kebanyakan orang berpendapat bahwa tidak ada orang pun yang sempurna, sekalipun mereka belum tentu percaya bahwa semua orang berdosa. Walaupun begitu, ada orang-orang yang mengajarkan bahwa kesempurnaan dapat dicapai manusia dengan melakukan hal-hal tertentu. Selain itu, ada yang percaya bahwa orang-orang tertentu adalah penjelmaan dewa-dewa, dan karena itu mereka adalah manusia yang sempurna.

Inginkah anda menjadi manusia yang sempurna? Pertanyaan ini mungkin dijawab orang dengan senyum skeptis. Sempurna? Apa bisa? Apa kriteria untuk menjadi manusia sempurna? Apakah bentuk tubuh, rupa, kepandaian, kesadaran, kebaikan dan sejenisnya?

Memang dengan adanya teknik kedokteran kosmetik, orang bisa mengubah bentuk hidung, bibir dan anggota tubuh lainnya untuk menjadi “sempurna”, tetapi itu bukanlah membuat fisik orang yang bersangkutan benar-benar menjadi sempurna. Selain itu, di dunia ini ada orang-orang yang mengajarkan nilai-nilai moral untuk menuju ke “kesempurnaan”, yang bisa membawa kesadaran manusia ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga pada akhirnya mereka bisa mencapai surga. Semua hal-hal di atas hanyalah impian manusia saja.

Alkitab jelas menuliskan bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang sempurna. Semua orang mempunyai kelemahan fisik dan akhirnya akan mati secara jasmani. Semua orang adalah orang berdosa dan pada akhirnya juga akan mati secara rohani jika tidak diselamatkan.

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Roma 3: 23

Jika tidak ada manusia yang sempurna, mengapa Yesus mengatakan bahwa kita harus menjadi sempurna seperti Allah Bapa di surga? Bukankah ini adalah sesuatu yang tidak mungkin dicapai oleh siapa pun, sekalipun oleh orang-orang saleh pemimpin agama? Bagi umat Kristen, semua orang sudah berbuat dosa dan karena itu tidak ada yang sempurna. Hanya Tuhan yang sempurna, dan Ia pernah turun ke dunia dalam bentuk Yesus, manusia yang tidak berdosa.

Jika ayat di atas menuliskan firman Yesus agar kita menjadi sempurna seperti Allah Bapa, tentu saja ini bisa menimbulkan tanda tanya. Siapakah yang bisa menjadi manusia yang sempurna? Sudah tentu ajakan Yesus untuk umat-Nya bukanlah ajakan agar kita berusaha untuk menjadi manusia yang suci. Kesempurnaan hanya terjadi jika Tuhan menyambut umat-Nya di surga. Selama di bumi, kita berusaha untuk menjadi umat Tuhan yang baik; dan pengampunan dosa ada melalui darah Kristus, tetapi itu tidak akan membuat kita menjadi orang yang sempurna. Lalu bagaimana kita bisa melaksanakan perintah Yesus itu?

Banyak orang Kristen yang yakin bahwa menjadi umat Tuhan cukup dengan iman. Mereka dengan mulut mengaku percaya, tetapi dalam hidup tetap menjalankan kebiasaan lama. Dengan demikian perlu dipertanyakan apakah tujuan mereka untuk menjadi umat Tuhan, jika tidak untuk hidup dalam kasih sesuai dengan perintah Tuhan dan untuk memuliakan-Nya? Orang yang demikian sering disebut sebagai penganut antinomianisme. Mereka tidak mau menekankan pentingnya perbuatan baik dan nilai-nilai moral Kristen dengan alasan bahwa jika orang sudah diselamatkan, itu hanya karena karena Tuhan dan karena itu perbuatan manusia tidaklah mempunyai arti dalam konteks keselamatan.

Sudah tentu pandangan antinomianisme adalah keliru. Tetapi mereka yang menganut faham itu sudah tentu tidak merasa atau tidak mau dituduh berpandangan demikian. Dalam hidup Kristen, seharusnya setiap orang mempunyai tujuan dan mau bekerja untuk mencapainya. Lebih dari itu, orang juga mengharapkan hasil yang sesuai dengan tujuan dan cara hidupnya. Memang ada tiga hal yang penting dalam hidup: tujuan, cara dan hasil. Jika kita mau menjadi umat Tuhan, kita harus mempunyai tujuan hidup yang benar, cara hidup yang benar dan dengan demikian berharap untuk mendapatkan hasil yang baik.

“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” 2 Korintus 5: 17

Menjadi sempurna di dalam Kristus tidaklah terjadi dalam sekejap mata, itu adalah proses penyucian seumur hidup. Dalam hal ini ada orang yang menafsirkan bahwa Yesus sebenarnya tidak mengharapkan kesempurnaan tetapi kedewasaan. Apa pun penafsiran kata aslinya (bahasa Yunani: teleios), jelas bahwa tiap orang Kristen harus mengalami perubahan selama hidup di dunia.

“Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.” Filipi 3: 12

Dalam perspektif Alkitab, tujuan hidup yang utama berdasarkan ayat di atas adalah untuk menjadi seperti Yesus. Dengan tujuan ini, kita bisa memilih apa yang perlu dilakukan dan cara hidup yang harus dijalani. Ayat ini tidak menyatakan bahwa kita harus mencapai kesempurnaan agar dapat mencapai keselamatan. Kita tahu bahwa keselamatan adalah karunia Tuhan. Tetapi Yesus dengan ayat ini dan ayat-ayat sebelumnya dalam Matius 5 menetapkan tujuan hidup yang seharusnya dilaksanakan setiap orang Kristen, agar mereka menjadi manusia dewasa yang hidup dalam kasih seperti Tuhan mengasihi kita. Selain itu, dari apa yang baik (buah-buah Roh), orang Kristen bisa terlihat apakah ia benar-benar sudah diselamatkan.

“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” Galatia 5:22-23

Tuhan Yesus menyuruh kita untuk menjadi sama seperti Tuhan yang mengasihi manusia. Bagaimana pula kita bisa melaksanakan perintah ini dalam keterbatasan kita? Tidakkah tujuan adalah terlalu sulit untuk dilaksanakan guna mencapai hasil yang diharapkan? Tuhan Yesus dengan ayat ini bermaksud menetapkan tujuan hidup umat Tuhan. Tujuan ini memang terlalu berat dan tidak mungkin dicapai dengan kekuatan manusia sendiri. Kita harus berusaha tetapi sadar bahwa hanya Tuhan yang bisa menyempurnakan hasil perjuangan hidup kita.

Hari ini marilah kita memikirkan hidup kita saat ini. Apakah yang menjadi tujuan hidup kita? Sudahkah kita hidup sesuai dengan tujuan kita? Maukah kita meminta pertolongan Tuhan agar kita bisa hidup dalam kasih sesuai dengan perintah-Nya? Sadarkah kita akan perlunya proses kedewasaan dalam iman kita sehingga makin hari kita makin serupa dengan-Nya? Adakah kemauan kita untuk hidup dalam kasih agar nama Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita? Sudahkah kita berubah dari cara hidup kita yang lama? Apakah kita mau mendengarkan suara Roh Kudus yang selalu membisikkan pesan-pesan agar kita mengubah hidup kita? Memang dengan kekuatan sendiri kita tidak akan bisa berubah, tetapi bersama Yesus kita akan makin lama makin menyerupai Dia!

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5: 16

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s