“Aku katakan ”di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan – kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya – supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.” Efesus 1:11-12

Ada seseorang yang pernah bertanya, “Sepertinya saya menyiratkan bahwa mereka yang tidak terpilih bahkan tidak diberi kesempatan untuk bertobat, karena mereka dilahirkan untuk kehancuran. Apakah ini benar, bahwa banyak orang diciptakan tanpa kesempatan untuk diselamatkan?” Pertanyaan ini sudah dilontarkan oleh banyak orang yang merasa bahwa Tuhan orang Kristen itu begitu kejam karena apa yang disebut faham “double predestination” atau “pemilihan ganda: Tuhan memilih orang yang diselamatkan, dan Tuhan memilih mereka yang diselamatkan.
Faham “pemilihan ganda” sebenarnya bisa dibagi lagi dalam dua jenis yaitu positif-positif, dan positif negatif. Pada jenis yang pertama, pemegang faham teologi ini percaya bahwa Tuhan secara aktif menentukan mereka yang selamat, dan sisanya secara pasti ditentukan Tuhan untuk tidak diselamatkan. Pada pihak yang lain, faham positif-negatif menyatakan bahwa Tuhan memilih mereka yang diselamatkan, tetapi menelantarkan sisanya sehingga memilih jalan kebinasaan. Semua gereja Kristen percaya predestinasi, tetapi ada yang percaya pada doktrin”pemilihan tunggal” yaitu Tuhan hanya menentukan mereka yang diselamatkan. Dalam pandangan apa pun, orang sering bertanya-tanya apakah mereka yang tidak dipilih tidak mempunyai kesempatan sama sekali untuk diselamatkan? Jika masih ada kesempatan, lalu bagaimana itu bisa terjadi?
Itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang sulit dijawab. Jika ada orang yang menjawab bahwa dari semula orang-orang tertentu sudah tidak mempunyai harapan, jawaban itu tidak akan menjadi cara yang baik dan alkitabiah untuk menyatakan kasih Tuhan. John Piper, seorang teolog Reformed yang terkenal pernah menjelaskan adanya dua kebenaran alkitabiah yang dianggap banyak orang kontradiktif, tetapi sebenarnya tidak. Kedua hal ini adalah sangat penting dalam kehidupan orang Kristen karena adanya implikasi yang serius dari dua kebenaran itu yang mempengaruhi orang Kristen dalam cara mereka hidup dan menginjil.
Kebenaran pertama adalah, dari segala kekekalan, Allah telah memilih dari antara seluruh umat manusia yang jatuh dan berdosa, sebuah umat untuk diri-Nya sendiri — tetapi tidak semua orang. Jadi, pemilihan ini bukan karena adanya keistimewaan pada orang-orang terpilih itu. Allah mengejar keselamatan mereka tidak hanya dengan secara efektif mencapai penebusan dosa mereka melalui Kristus, tetapi juga dengan secara berdaulat mengatasi semua pemberontakan mereka dan membawa mereka kepada iman yang menyelamatkan.
Kebenaran kedua ialah bahwa setiap orang yang binasa dan akhirnya hilang dan terputus dari Tuhan karena peninggian diri yang nyata dan tercela, yaitu hidup dalam dosa. Karena hati mereka dikeraskan terhadap pernyataan dan kemuliaan Allah di alam semesta dan di dalam Injil, tidak ada orang yang tidak bersalah yang bakal binasa. Tak seorang pun yang dengan rendah hati menginginkan Kristus sebagai Juru Selamat akan hilang. Tidak seorang pun akan dihakimi atau dikutuk karena tidak mengetahui, atau mempercayai, atau mematuhi suatu kenyataan yang tidak dapat mereka peroleh. Semua kehilangan dan semua penghakiman adalah karena dosa dan pemberontakan terhadap pernyataan Allah yang sudah diberikan. Tidak akan ada orang yang tidak bersalah di neraka, dan hanya akan ada orang berdosa yang diampuni di surga.
Yang membuat kedua kebenaran itu tidak saling bertentangan adalah pertanggungjawaban moral manusia yang tidak dihancurkan oleh kedaulatan mutlak Allah dalam keselamatan. Dengan kata lain, pengaturan Tuhan yang final dan menentukan atas segala sesuatu, termasuk siapa yang beriman, sesuai dengan hakikat manusia yang harus bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan dari awalnya: apakah mereka percaya atau tidak. Jadi, pada satu pihak Tuhan berdaulat 100% dan pada pihak lain manusia bertanggung jawab 100% atas hidupnya.
Sekarang, kita hidup di dunia yang pada umumnya menolak untuk menerima kedaulatan Allah dalam segala hal. Seperti tertulis pada ayat di atas, Allah bekerja di dalam segala sesuatu menurut keputusan kehendak-Nya. Orang-orang menolak kenyataan ini, sebagian besar karena adanya satu-satunya solusi yang dapat diterima oleh pikiran mereka, yaitu anggapan bahwa manusia bisa menentukan nasibnya sendiri baik di dunia maupun setelah mati. Tetapi penentuan nasib sendiri manusia tidak ditemukan di mana pun di dalam Alkitab. Sebaliknya, kedaulatan Tuhan ada, dan tanggung jawab manusia ada. Tidak ada hal yang bisa dianggap kontradiktif.
Oleh karena itu, jika ada orang yang mengira bahwa “banyak orang diciptakan tanpa adanya kesempatan untuk diselamatkan” , mereka adalah keliru. Setiap orang dirayu dan diundang oleh Tuhan setiap hari. Mereka sedang dirayu melalui wahyu alami — matahari terbit untuk yang baik dan yang jahat, atau hujan yang turun untuk yang baik dan yang jahat — atau melalui hati nurani, atau melalui kebenaran Injil. Pernyataan Allah ini adalah apa yang memberi mereka kesempatan untuk diselamatkan. Ini adalah undangan yang nyata. Hal ini penting karena jika mereka mau merendahkan diri, bertobat, dan menerima kasih karunia Tuhan, mereka akan diselamatkan. Dalam hal ini, manusia juga diselamatkan karena karunia Tuhan semata-mata, dan bukan karena perbuatan mereka.
Hari ini, kita belajar bahwa mereka yang merendahkan diri dan menerima kasih karunia Tuhan akan sadar bahwa hanya kasih karunia Tuhan yang berdaulat yang memungkinkan mereka untuk percaya. Dan mereka yang tidak melakukannya harus tahu bahwa itu karena dosa mereka sendiri. Bahwa mereka mencintai sesuatu yang lain lebih dari Tuhan adalah sebab mengapa mereka tidak percaya. Tidak akan ada orang yang tidak bersalah di neraka, dan hanya akan ada orang berdosa yang diampuni di surga. Segala puji untuk Tuhan yang mahakasih dan mahakuasa!