Kabar baik atau kabar buruk?

“Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan, yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain” Roma 9: 22-24

Banyak orang yang berpendapat bahwa mengabarkan Injil tidak boleh dipengaruhi keadaan masyarakat. Itu karena isi Alkitab adalah sama sejak mulanya dan firman Tuhan tidak berubah untuk selama-lamanya. Walaupun demikian, banyak pimpinan gereja sekarang menyadari bahwa keadaan zaman sudah berubah, dan dengan itu cara penginjilan juga harus disesuaikan dengan kehidupan manusia di zaman ini. Sebagian di antara mereka bisa melakukan penginjilan dengan efektif tanpa mengurangi isi firman Tuhan, tetapi ada juga gereja yang tetap menjalankan cara penginjilan yang dipakai pada abad yang lalu. Oleh karena itu, banyak gereja yang saat ini mengalami kemunduran dan bahkan ditutup karena gagal dalam tugas pemuridan.

Sebenarnya, Injil adalah kabar baik bagi seluruh umat manusia. Itu karena orang yang diselamatkan melalui darah Yesus tidak akan pergi ke neraka setelah meninggalkan dunia ini. Itu semata-mata karena karunia Allah. Walaupun demikian, sebagian orang merasa ragu akan jaminan keselamatan Allah. Itu karena adanya ayat di atas, ada beberapa ayat lain dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Allah sudah menentukan siapa yang ke surga dan siapa yang ke neraka sejak awalnya, karena Ia ingin menyatakan kasih-Nya kepada mereka yang dipilih-Nya. Ini bisa membuat sebagian orang berpikir apakah ia atau seorang yang dikenalnya memang termasuk golongan yang sudah “ditakdirkan” untuk ke neraka. Sayang sekali, berita Injil tentang Tuhan yang sudah memilih orang yang akan diselamatkan sejak awalnya, membuat orang segan untuk pergi ke gereja. Hal yang sama bisa membuat sebagian orang Kristen segan untuk memberitakan Injil.

Haruskah orang Kristen percaya bahwa Tuhan menakdirkan manusia ke neraka? Konsep Tuhan yang mahakasih sering dianggap bertentangan dengan adanya neraka. Tetapi kita harus sadar bahwa karena Tuhan adalah mahasuci, semua manusia seharusnya dihukum untuk pergi ke neraka. Jika ada orang yang diselamatkan itu berarti Tuhan mengampuni dosa mereka yang sebenarnya tak terampuni. Jika kita sekarang berusaha untuk menjadi makin sempurna dalam Kristus selama hidup di dunia, itu menandakan bahwa Roh Kudus bekerja dalam hidup kita, dan kita harus yakin bahwa kita sudah diselamatkan. Tetapi perbuatan baik apa pun yang kita lakukan bukanlah yang menyelamatkan kita. Hanya kasih karunia cuma-cuma yang menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, dan itu melalui iman di dalam Kristus Yesus yang memperkenalkan kebenaran-Nya kepada kita melalui Roh Kudus.

Alkitab menegaskan bahwa Allah mengatur apa yang ada di alam semesta. Jadi hidup dan dosa manusia tidaklah di luar pemeliharaan Tuhan yang mengatur segalanya. Tetapi hal pemilihan dan panggilan keselamatan merujuk pada karunia yang dibagikan Allah kepada orang-orang pilihan-Nya. Alkitab tidak menekankan kebalikannya: takdir ke neraka, penetapan untuk gagal, atau panggilan untuk berbuat dosa. Tuhan tidak membuat manusia berdosa, tetapi setiap orang sudah berdosa sejak lahir. Kita mengakui bahwa Tuhan memang mengeraskan hati Firaun (Keluaran 7: 3), namun Firaun bertindak sesuai dengan kapasitas alami dan kehendak bebasnya untuk melakukan kejahatan, sementara Tuhan mengarahkan tindakan jahatnya untuk mencapai tujuan-Nya. Dalam pengertian ini, tidak ada yang ada di luar kendali Allah.

Tentu saja bagi sebagian orang, mengapa dan bagaimana Tuhan sejak mulanya memilih orang yang akan diselamatkan dan orang yang akan dihukum adalah sebuah teka-teki yang sulit dipecahkan. Namun kita harus meninggalkan usaha untuk memahami hal yang misterius ini. Tuhan itu baik. Tuhan adalah kasih. Dan Dia bertindak dari adanya kelimpahan kebaikan dan kasih-Nya untuk memberikan kehidupan. Penyebab penghukuman kita adalah dosa kita. Hanya kesabaran dan kasih karunia ilahi yang mencegah adanya penghakiman terakhir bagi kita (Rom 2: 4). Tuhan tidak menyebabkan dosa; manusia sendiri yang melakukannya. Sebaliknya, Tuhan melakukan regenerasi hati pada siapa saja yang dikasihi-Nya sehingga mereka dapat mengalami kasih karunia ilahi yang melampaui kapasitas alami mereka.

Selama hidup di dunia, kita tidak tahu atau bisa memastikan apakah orang tertentu memang termasuk dalam pilihan-Nya. Dan kita juga tidak tahu siapakah yang pada akhirnya akan diselamatkan, karena Tuhan terus bekerja setiap saat memanggil mereka yang tersesat. Oleh karena itu, orang yang percaya bahwa dirinya sudah diselamatkan seharusnya tetap giat mengabarkan kabar baik ke seluruh penjuru dunia. Kita tidak bisa berkata bahwa orang itu, golongan itu atau bangsa itu sudah ditentukan Tuhan untuk ke neraka. Bagi kita tidak ada istilah “Tuhan menakdirkan manusia ke neraka” karena dosa tanpa pertobatanlah yang menyebabkan penghukuman atas manusia.

Bagaimana kita bisa menarik lebih banyak orang untuk bertobat dari hidup lamanya yang tidak mengenal Kristus untuk menjadi pengikut Kristus? Satu hal yang pasti adalah kita harus mengabarkan kabar baik melalui hidup kita. Kita harus hidup dengan memancarkan terang-Nya, sehingga setiap orang yang melihat kita akan memuliakan nama Tuhan di surga.

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5: 16

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s