“Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang.” Amsal 24:14

Hari Sabtu mendatang ini, Australia akan menyelenggarakan pemilihan umum. Siapa pun yang akan terpilih sebagai perdana menteri harus siap untuk menghadapi berbagai tantangan. Mengapa begitu? Pandemi COVID-19 sudah memporak-porandakan banyak negara, termasuk negara-negara yang besar dan kaya. Karena itu, krisis ekonomi, sosial, hukum dan politik sudah mulai muncul di berbagai negara. Dengan banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan, kebutuhan sehari-hari semakin sulit untuk diperoleh. Apalagi harga bahan makanan pun mulai naik karena inflasi yang makin meroket.
Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan kapan krisis kehidupan ini bisa diatasi sepenuhnya. Jika ada orang yang mencoba membuat prediksi tentang hal itu, semuanya hanya berdasarkan asumsi-asumsi tertentu yang belum tentu benar. Yang pasti, keadaan sosial dan ekonomi dunia ini akan menjadi makin buruk, paling tidak sampai akhir tahun ini. Karena itu, semua orang harus memikirkan bagaimana tahun ini bisa dilewati dengan baik. Setiap orang harus berhati-hati dalam membuat keputusan dalam keadaan yang tidak menentu pada saat ini.
Kebijaksanaan untuk mengambil keputusan harus dipunyai semua orang. Masa depan sepenuhnya ada di tangan kita, begitu sebagian orang berpendapat. Tetapi, sebagian orang sebaliknya yakin bahwa masa depan manusia ada di tangan Tuhan sepenuhnya. Mana yang benar? Bagi umat Kristen, sudah tentu apa saja yang terjadi adalah seizin Tuhan dan sesuai dengan rancangan-Nya. Tetapi ini bukan berarti manusia tidak perlu mengambil keputusan untuk mengatur hidupnya. Manusia harus menggunakan hikmat kebijaksanaan yang diterimanya dari Tuhan untuk dapat mengatur seisi dunia seperti apa yang diperintahkan Tuhan sejak awalnya (Kejadian 1: 28). Dengan demikian, menolak tanggung jawab untuk berusaha dan bekerja adalah dosa.
Dalam berusaha dan bekerja manusia haruslah melakukan apa yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Jika manusia hanya mau melakukan apa yang dikehendaki mereka, Tuhan bisa menghentikan atau mengubah arah tujuannya agar sesuai dengan rancangan-Nya. Tuhan yang berkuasa tidak akan kehilangan jejak atau terlena jika manusia melakukan tindakan apa pun di dunia, dan dihadapan-Nya tidak ada seorang pun yang bisa menyembunyikan dosa dan kesalahannya. Manusia selalu harus bertanggung jawab 100% atas apa yang dilakukannya. Karena itu, bagi kita umat Kristen, adalah bijak jika kita mau bekerja dan menjalankan tugas kita seperti yang dikehendaki-Nya. Kita harus memakai hikmat kebijaksanaan yang ada pada kita untuk bisa mencapai hasil yang baik. Hikmat kebijaksanaan dan hasil baik yang bagaimana?
Jika manusia hanya memakai hikmat dan kebijaksanaannya sendiri, apa yang diperbuatnya hanya menghasilkan sesuatu yang bodoh dimata Tuhan. Manusia tanpa Tuhan adalah bagaikan layang-layang yang ingin terbang tinggi tanpa menyadari bahwa talinya sudah putus.
Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: “Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya.”`1 Korintus 3: 19
Hikmat kebijaksanaan yang berkenan kepada Tuhan hanya bisa diperoleh dari Tuhan sendiri. Hanya dengan mengenal Tuhan dan perintah-Nya, manusia akan dapat bekerja dan mengambil tindakan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka yang tidak takut akan Tuhan tidaklah mengenal Tuhan, dan karena itu mereka tidak dapat mengerti bahwa hidup mereka seharusnya untuk memuliakan Tuhan.
Pagi ini, kita sadar bahwa tantangan dan perjuangan besar ada di depan kita. Tetapi kita juga sadar bahwa Tuhan adalah lebih besar dari semuanya. Karena itu, dengan menyadari kuasa Tuhan, marilah kita hidup dengan rasa takut akan Dia. Takut bukan berarti kita merasa bahwa Ia kejam, yang sudah menentukan nasib kita; sebaliknya, kita percaya bahwa Ia adalah Tuhan yang mahakuasa dan mahakasih. Ia menghendaki umat-Nya untuk mempunyai hidup yang berbahagia dan karena itu mau mengaruniakan hikmat kebijaksanaan kepada mereka yang tunduk kepada-Nya. Dengan hikmat kebijaksanaan dari Tuhan, kita akan mempunyai harapan untuk masa depan.
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.” Mazmur 111:10