Dinginnya hati tidaklah sesuai dengan kasih Tuhan yang sudah dinyatakan

“Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” Matius 24:12

Saat ini adalah awal musim dingin di Australia dan suhu di Toowoomba di mana saya mengajar bisa mendekati nol derajat Celcius pada waktu pagi. Bagi mereka yang bekerja di kantor, pemanas ruangan bisa dipakai untuk melupakan udara dingin di luar, tetapi mereka yang harus bekerja di luar rumah tentunya harus membungkus diri dengan memakai jaket, topi, dan apa pun untuk melindungi tubuh dari udara yang dingin.

Dinginnya udara di musim dingin mungkin seperti dinginnya hati manusia dalam ayat di atas. Dengan udara yang dingin, mereka yang berada dalam keadaan yang kurang baik akan merasakan beratnya hidup tanpa adanya kehangatan rumah dan makanan. Dengan dinginnya hati manusia, mereka yang mengalami penderitaan tidak dapat mengharapkan adanya perhatian dan pertolongan dari sesama. Bahkan dengan dinginnya hati mereka yang mengaku Kristen, apa yang mereka lakukan dalam hidup sehari-hari bukannya untuk memuliakan Tuhan dan mengasihi sesamanya, tapi untuk memuliakan diri sendiri dan untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Ayat di atas menunjukkan bahwa banyak orang yang dulunya mempunyai kasih, kemudian berubah menjadi manusia yang tidak mempunyai kasih. Mereka yang dulunya pernah mendengar panggilan Tuhan dan mengerti perintah Tuhan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, dan untuk mengasihi sesama manusia, kemudian berubah menjadi manusia yang tidak lagi taat kepada Tuhan. Mereka lebih mementingkan keinginan dan kebahagiaan duniawi yang berupa kemasyhuran, kekayaan, kekuasaan, kesuksesan dan semacamnya. Mengapa demikian?

Tuhan melalui rasul Paulus juga pernah mengingatkan bahwa di zaman ini ada berbagai tanda hilangnya kasih dan bertambahnya hal-hal yang jahat di antara umat Kristen (2 Timotius 3: 1-9). Bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar, di mana manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri imannya.

Jika di hari Minggu kemarin banyak orang Kristen yang ke gereja dengan kerinduan untuk mendapatkan kehangatan kasih dalam persekutuan dengan saudara seiman dan mendengar kasih penghiburan Tuhan, dengan memasuki minggu yang baru banyak orang harus menerima kenyataan bahwa hidup di dunia ini penuh perjuangan, dan menyadari bahwa di dunia ini setiap orang diharapkan untuk bisa berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan dan perhatian dari orang lain. Dalam kenyataannya, banyak orang yang tidak sanggup untuk menjalani tuntutan hidup yang sedemikian berat.

Salahkah jika orang merasa bahwa hidup ini kejam? Salahkah jika ada banyak orang yang membutuhkan pertolongan orang lain? Tentu tidak! Memang sesudah kejatuhan dalam dosa, umat manusia berada dalam hukuman Tuhan, dan itu termasuk hidup membanting tulang (Kejadian 3: 17-19). Tetapi, walaupun manusia sudah jatuh dalam dosa, Tuhan yang mahakasih tetap berbelaskasihan kepada manusia dengan membuat pakaian dari kulit binatang untuk Adam dan Hawa, guna melindungi tubuh mereka (Kejadian 3: 21). Tuhan dengan demikian meminta agar kita selalu ingat akan kasih-Nya dan mau mengasihi sesama kita.

Hari ini kita diingatkan bahwa Tuhan tidak menghendaki kita hanya ke gereja sebagai kebiasaan atau keharusan. Ia ingin kita datang kepada-Nya dengan kehangatan kasih, dan bukannya kepalsuan. Tuhan tidak mengharapkan uang persembahan manusia tetapi Ia menghargai hati umat-Nya yang dipenuhi kasih. Tuhan tidak menjanjikan hidup yang penuh kenyamanan kepada umat-Nya, dan karena itu Ia membenci orang-orang yang seakan berbakti kepada-Nya, tetapi hanya mengharapkan Tuhan membalas “kebaikan” mereka dengan memberikan apa yang diinginkan mereka. Pada pihak yang lain, Tuhan menyenangi umat-Nya yang bukan saja mengabarkan kabar baik tentang kasih Tuhan yang menyelamatkan mereka, tetapi juga mempunyai kehangatan hati dan kasih untuk menolong mereka yang menderita.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s