“TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.” Mazmur 145: 18

Jika anda rajin mengikuti berita dunia, anda tentu tahu bahwa saat ini di Amerika sedang ada penyelidikan besar-besaran mengenai apa yang sebenarnya terjadi di sana sejak akhir tahun 2020. Panel Kongres yang menyelidiki kerusuhan di gedung Capitol pada 6 Januari 2021, mendengar kesaksian bahwa mantan presiden Donald Trump mendorong pejabat-pejabat Departemen Kehakiman Amerika Serikat untuk menyelidiki tuduhan penipuan pemilihan umum, meskipun ia telah berulangkali diyakinkan bahwa tidak ada penyimpangan yang dapat mengubah kekalahannya.
Tanggal 6 Januari 2021 tidak bisa dilupakan karena adanya kelompok ekstrim kanan pendukung Trump yang menyerbu gedung Capitol, tempat para wakil rakyat Amerka bekerja. Jutaan orang di dunia memantau peristiwa itu melalui TV dan media lainnya karena Amerika adalah negara besar yang dianggap sebagai pelopor azas demokrasi. Tetapi, apa yang disaksikan membuat banyak orang menghela nafas. Suasana pandemi dan politik di Amerika saat itu memang cukup membuat prihatin banyak orang. Penyerbuan massa dan usaha pembunuhan beberapa politikus pada “hari tergelap dalam sejarah Amerika” ini hampir saja menimbulkan perang saudara.
Banyak orang yang sekarang percaya bahwa jika pada akhirnya tidak ada satu pun politikus Amerika yang tewas dalam kerusuhan itu adalah suatu keajaiban. Jumlah rakyat dan petugas hukum yang tewas atau cedera dalam kerusuhan itu boleh dikatakan minimal. Tentunya mereka yang berdoa pada hari itu untuk keselamatan demokrasi dan hukum di Amerika merasa bersyukur bahwa Tuhan ternyata ada dan masih mengasihi umat manusia. Saya yakin bahwa mereka yang berdoa kepada Tuhan pada waktu itu belum tentu tergolong dalam kelompok orang Kristen. Tuhan masih mengasihani Amerika.
“Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” Matius 5:45
Bagi kita umat Kristen di mana saja, Tuhan yang sudah pernah datang ke dunia dalam bentuk manusia yang bernama Yesus itu sekarang berada di surga, menantikan doa-doa setiap orang, di mana saja, yang berseru kepada-Nya. Lebih dari itu, orang Kristen sudah dikaruniai dengan Roh Kudus, Tuhan yang hidup dalam tiap orang percaya, yang mau membantu mereka dalam berdoa.
Dalam kenyataannya, dalam keadaan baik banyak orang Kristen maupun bukan Kristen yang kurang bisa merasakan bahwa Tuhan yang mahabesar itu betul-betul ada di setiap saat dalam hidup mereka. Dalam kesibukan hidup, mereka mungkin tidak yakin adanya Tuhan, dan mungkin hanya jarang-jarang menghampiri Tuhan. Kalau mereka sempat untuk berbakti kepada Tuhan, itu pun dilakukan tanpa penyembahan dengan sepenuh hati.
Alkitab menyatakan bahwa kita tidak perlu memakai ritual-ritual khusus untuk memanggil Tuhan atau untuk menjumpai-Nya. Itu karena Yesus sudah mati untuk memungkinkan hubungan langsung antara umat dan Tuhannya. Walaupun demikian, itu tidak berarti bahwa Tuhan yang mahakuasa dan mahasuci akan mendengarkan permohonan setiap orang. Ayat di atas menegaskan bahwa Ia dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. Jika kita membutuhkan Tuhan, itu tidak hanya pada saat kita mengalami masalah besar, tetapi pada setiap saat kita harus bergantung kepada-Nya.
Hari ini kita diingatkan bahwa adalah keliru jika kita berpikir bahwa Tuhan selalu menyertai hidup kita sekalipun kita sudah terbiasa untuk hidup bagi diri sendiri dan jarang berdoa kepada-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan!