“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” Yohanes 1: 1 – 4

“Tuhan sudah mati” (bahasa Jerman: “Gott ist tot“) adalah suatu ungkapan yang sering dikutip dari tulisan filsuf Jerman yang bernama Friedrich Nietzsche (1844–1900). Ungkapan ini sebenarnya tidak harus ditanggapi secara harafiah, seperti dalam “Tuhan sekarang secara fisik sudah mati”; sebaliknya, inilah cara Nietzsche untuk mengatakan bahwa pendapat tentang Tuhan tidak lagi bisa untuk memerankan sebagai sumber dari semua agak moral atau teleologi. Kematian Tuhan adalah suatu cara untuk mengatakan bahwa manusia tidak lagi bisa mempercayai tatanan kosmis apapun karena mereka sendiri tidak lagi membutuhkannya.
Nietzsche percaya bahwa bisa ada kemungkinan-kemungkinan yang positif untuk manusia tanpa Tuhan. Melepaskan keyakinan tentang Tuhan akan membuka jalan untuk kemampuan-kemampuan kreatif manusia untuk berkembang sepenuhnya, begitu ujar NIetzsche. Tuhan orang Kristen, dengan perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya yang sewenang-wenang, tidak akan lagi menghalanginya, sehingga manusia boleh mengalihkan mata mereka dari ranah adikodrati dan mulai menghargai nilai dari dunia ini. Sudah tentu, pendapat Nietzsche sangat bertentangan dengan iman Kristen sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas. Walaupun demikian, kenyataan dunia saat ini menunjukkan bahwa ada makin banyak orang yang mau dan sudah membebaskan diri dari pengaruh Tuhan dengan meninggalkan ajaran kekristenan.
Dengan memakai Yohanes 1: 1- 4, kita bisa memastikan bahwa ajaran Nietzsche adalah keliru karena dalam kenyataannya:
- Tuhan adalah pencipta segala sesuatu
- Tuhan adalah sumber kehidupan sampai ekarang
- Tanpa Tuhan seisi alam semesta akan hancur dan semua manusia akan binasa
Tuhan adalah pencipta langit dan bumi, dengan kata lain seisi alam semesta dan jagad raya. Tidak ada sesuatu yang bisa muncul sendiri, dan baik benda mati maupun makhluk hidup selalu harus ada asal mulanya. Jika sains menjelaskan bagaimana bumi dan isinya terbentuk melalui proses alami selama jutaan tahun, itu tetap tidak dapat menjelaskan bagaimana asal dan bahan-bahan proses itu bisa ada pada mulanya. Sains tidak juga bisa menjawab apakah semua yang ada itu bisa terjadi tanpa ada yang mempunyai ide desain yang kompleks dari awalnya. Pada pihak yang lain, sains mengakui bahwa segala sesuatu yang ada bukan terjadi secara kebetulan, karena segala sesuatu mempunyai arti atau peran penting dalam alam semesta.
Segala sesuatu di jagad raya dan alam semesta ada dan mengalami siklus kehidupan yang berbeda. Di jagad raya, bintang-bintang datang dan menghilang dalam waktu jutaan tahun. Walaupun demikian, bumi dan segala isinya tetap ada sampai saat ini karena adanya matahari, bulan dan bintang yang ada di sekitarnya. Bumi yang kita kenal dan huni sampai sekarang bergantung pada kestabilan dari galaksi di mana bumi berada, padahal itu hanya salah satu dari jutaan galaksi lainya. Bagaimana itu bisa terjadi jika tidak ada yang mengatur dan mengendalikannya?
Alkitab menyatakan bahwa setiap manusia di dunia, lahir sebagai satu makhluk yang unik, yang tidak mempunyai kembaran. Walaupun ada banyak manusia yang pernah hidup, sekarang hidup atau bakal hidup di dunia, Tuhan mengenal setiap orang sampai pada hal-hal yang sekecil apa pun. Jika manusia tidak dapat hidup tanpa adanya makhluk lain, berbagai tumbuhan, dan sarana kehidupan yang ada dalam alam semesta, bagaimana pula manusia dapat hidup tanpa mengakui adanya Tuhan yang memelihara semuanya?
“Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.” Matius 10: 30
Tuhan adalah oknum Ilahi yang mahakuasa dan mahasuci. Jika kehidupan dan tidak tanduk manusia tidak berkenan kepada-Nya, Tuhan tentu bisa dan berhak untuk memusnahkannya atau menggantinya dengan apa yang lebih baik. Dalam kenyataannya, manusia dan seisi alam semesta tetap bisa ada sampai saat ini membuktikan bahwa Tuhan adalah juga Tuhan yang mahakasih. Tidak ada seorang pun yang bisa mempunyai harapan untuk hidup di dunia tanpa berkat karunia-Nya, dan bagi umat Kristen harapan hidup sesudah menyelesaikan hidup di dunia dimungkinkan oleh Yesus Kristus yang dalam ayat di atas dinyatakan sebagai Firman, yaitu Tuhan sendiri yang sudah menjadi manusia. Hanya karena pengurbanan-Nya, dosa manusia bisa diampuni oleh Tuhan. Karena itu, Yesus Kristus adalah terang kehidupan untuk manusia yang seharusnya menerima kebinasaan karena dosa mereka.
Hari ini kita diingatkan bahwa Tuhan masih hidup dan tetap akan hidup untuk selamanya. Tuhan yang mati atau Tuhan yang pasif adalah bukan Tuhan. Hanya karena Tuhan masih ada dan aktif memilihara seisi alam semesta dan jagad raya, kita boleh hidup di dunia dan menikmati segala berkat dan hasil ciptaan-Nya. Dengan demikian, jika kita percaya bahwa Tuhan itu masih ada, sudah seharunya kita membina hubungan yang baik dengan Dia dan menaati firman-Nya. Sebagai orang percaya, kita juga harus tetap yakin bahwa di dalam iman kepada Yesus kita akan mendapat kesempatan untuk hidup bersama Dia untuk selama-lamanya.
“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Ibrani 13: 8