Adanya dosa bisa menyatakan kasih Allah

“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 1 Yohanes 1: 9

Apakah semua orang yang benar-benar percaya bahwa Yesus itu Tuhan akan diselamatkan? Mungkin banyak orang yang mengaku Kristen akan mengiyakan. Tetapi, sebagian orang mungkin merasa ragu-ragu. Bukankah Yesus pernah berkata bahwa tidak semua orang percaya akan keilahian Yesus benar-benar umat-Nya.? Adalah kenyataan bahwa iblis pun percaya adanya Tuhan (Yakobus 2: 19).

Untuk menjadi umat-Nya memang orang tidak cukup untuk percaya, tetapi harus mau hidup dalam terang-Nya karena mereka yang tetap hidup dalam kegelapan dosa bukanlah pengikut-Nya yang sejati. Seorang yang sudah menerima hidup baru adalah ciptaan yang baru, dan dengan bimbingan Roh Kudus akan berubah hidupnya, makin lama makin menyerupai Yesus. Secara pelan atau cepat, setiap orang Kristen sejati akan berubah cara hidupnya.

Pengampunan dosa dan hidup baru bukanlah berarti bahwa orang itu akan menjadi orang yang selamanya tidak bisa berbuat dosa. Manusia dalam kodratnya tetap adalah manusia yang selalu cenderung jatuh ke dalam dosa. Hal ini akan menjadi lebih serius jika orang itu tidak berusaha untuk mawas diri akan apa yang dilakukannya. Karena itu, ada orang Kristen yang tidak menyadari atau tidak peduli akan dosa yang diperbuatnya dalam hidup sehari-hari, dan karena itu tidak tahu pentingnya memohon ampun kepada Tuhan dan bertobat dari dosa-dosa yang selama ini masih menguasai cara hidup mereka.

Mereka yang sudah diampuni melalui pertobatan dan iman adalah orang orang yang secara hukum (judisial) menjadi umat Tuhan yang akan diselamatkan. Dengan demikian, mereka tidak perlu mengingat-ingat akan dosa-dosa di masa lalu. Tetapi ini bukan berarti bahwa mereka dapat melupakan dosa-dosa yang bisa mereka lakukan setelah itu. Ananias dan Safira adalah salah satu contoh di mana umat Tuhan (orang yang diselamatkan) menerima hukuman atas dosa kebohongan yang diperbuat secara sengaja. Memang ada dosa-dosa yang membawa kebinasaan!

Alasan Tuhan untuk menyebabkan kematian Ananias dan Safira melibatkan kebencian-Nya terhadap dosa, kemunafikan mereka, dan pelajaran bagi seluruh gereja, baik dulu maupun sekarang. Hari ini dapat dengan mudah mengabaikan kekudusan Allah, melupakan bahwa Dia adalah benar dan murni dan bahwa Dia membenci dosa dengan sepenuh hati. Dosa kemunafikan dalam gereja ini ditangani dengan cepat dan tegas.

Jika orang Kristen yang menderita karena teringat akan dosa masa lalu sebenarnya kurang yakin akan besarnya kasih Allah melalui penebusan darah Kristus, mereka yang menganggap bahwa menjadi Kristen adalah kebebasan untuk tetap berbuat dosa adalah orang-orang yang tidak menghargai penebusan Kristus dan tidak erat hubungannya dengan Tuhan. Lebih lanjut, mereka yang tetap hidup dalam dosa dan tidak merasakan hal itu, mungkin saja adalah orang-orang yang belum benar-benar menjadi pengikut Kristus.

Ayat di atas menyatakan bahwa mereka yang benar-benar mengikut Kristus sadar bahwa mereka diselamatkan bukan karena usaha sendiri, tetapi semua itu adalah karunia Tuhan. Mereka sadar bahwa Tuhan adalah Tuhan yang setia dan adil karena Ia menjalankan kasih dan hukum-Nya. Karena itu, mereka selalu berusaha berjalan menurut firman-Nya. Ini tidak mudah karena mereka membutuhkan bimbingan dan pertolongan Tuhan. Oleh sebab itu, mereka selalu berusaha untuk mempunyai hubungan atau relasi yang baik dengan Tuhan. 

Ayat di atas bertalian dengan cara bagaimana kita bisa mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan. Jika kita sadar akan dosa kita, kita harus meminta ampun kepada-Nya. Bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi dengan penuh kesadaran dan penyesalan. Mereka yang tidak sadar akan dosa-dosa yang mereka perbuat akan sulit untuk memohon ampun dengan tulus hati, dan jika mereka melakukannya itu hanyalah omong-kosong saja. 

Mungkinkah orang yang benar-benar Kristen untuk tidak menyadari pentingnya membina relasi dengan Tuhan yang mahasuci? Mungkinkah bagi mereka untuk tidak mengerti apa yang Tuhan sukai dan apa yang Ia benci? Mungkinkah orang Kristen untuk tidak menerapkan etika Kristen? Mungkinkah mereka tetap membenci sesamanya? Tentunya tidak mungkin, kecuali jika mereka adalah orang belum dilahirkan kembali dan belum menerima pengampunan judisial dari Tuhan. Mereka yang sadar akan arti pengampunan dosa pasti sadar bahwa pertobatan adalah penting agar Tuhan memberkati hidup kita di masa depan, baik di bumi maupun di surga.

Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Yohanes 5: 14

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s