Kesadaran atas akibat dosa adalah perlu

“Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.” Roma 7: 18

Siapa atau apa saja yang bisa membuat aspek hidup umat Tuhan rmenderita di dunia? Yang pertama tentunya dosa. Dari awalnya manusia menderita karena dosa Adam dan Hawa yang mendatangkan kutuk Tuhan kepada setiap orang. Selain itu, ada kalanya Tuhan mengizinkan datangnya “temptation” atau pencobaan. Sekalipun Tuhan tidak mencobai siapa pun, Ia dengan tuijuan tertentu bisa mengijinkan iblis untuk mencobai umat-Nya dengan mendatangkan hal-hal yang jahat. Terkadang Tuhan memberi test, hajaran atau ujian hidup kepada umat-Nya, yang sekalipun tidak melakukan dosa tertentu tetapi harus mengalami hal-hal yang tidak nyaman. Bagaimana dengan serangan iblis? Seagian orang percaya bahwa umat Tuhan yang sejati tidak dapat diserang iblis. Ini tidak benar. Iblis tidak dapat memiliki kita, tetapi tetap dapat menyerang kita. Karena itu kita harus tetap berjaga-jaga karena iblis dapat menyerang kita selagi kita tidak siap. Lebih dari itu, umat Kristen bisa menderita karena orang lain dan lingungan yang buruk. Karena itu kita harus berhati-hati memilih teman dan lingkungan kerja atau tempat hidup.

Adalah kenyataan bahwa sebagian besar kesengsaraan manusia disebabkan oleh dosa sendiri dan dosa orang lain. Manusia tidak perlu memperoleh izin Tuhan untuk berdosa, tetapi sebaliknya semua orang cenderung dan bisa berbuat dosa dengan bebas jika Tuhan tidak mencegahnya. Ayat di atas ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Roma. Paulus menyatakan bahwa ia tahu, bahwa didalam dirinya, sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam dirinya, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Kehendak yang ada pada diri manusia sering kali adalah kehendak yang diracuni dosa dan mungkin juga bisa dipengaruhi iblis. Dengan demikian, kehendak bebas yang dipakai dalam hubungan kita dengan Tuhan sering kali justru membuat kita cenderung untuk menjauhkan diri kita dari Tuhan.

Memang kebebasan tanpa batas sering kali mendatangkan kekacauan. Ini bukan saja terjadi pada anak muda, tetapi juga di kalangan orang dewasa. Jika manusia hanya mementingkan kenyamanan dan kepuasan pribadi, pada akhirnya mereka akan melakukan hal-hal yang tidak baik. Hal yang serupa bisa juga terjadi di kalangan orang Kristen yang merasa bahwa dengan pengampunan yang mereka terima melalui Yesus Kristus, mereka dibebaskan dari pemikiran atau kekuatiran tentang dosa. Dengan kesadaran bahwa Tuhan adalah Oknum yang mahakasih, mereka mudah jatuh dalam perbuatan yang tercela. Bukankah Tuhan yang mahakasih akan selalu dapat mengampuni dosa mereka? Bukankah kasih Tuhan yang tidak dapat dibayangkan dalamnya bisa mengampuni dosa yang sekelam apa pun?

Jika kasih Tuhan yang tidak terbatas menghapus kekuatiran manusia untuk melanggar hukum Tuhan, itu adalah sesuatu yang aneh. Mengapa? Jika manusia sadar bahwa Tuhan mengasihi mereka, itu bukanlah surat izin untuk melakukan apa saja yang dikehendaki mereka. Tuhan yang lebih dulu mengasihi kita, ingin agar kita juga mengasihi Dia dan sesama kita. Dalam kenyataannya, jika kita benar-benar pengikut-Nya tentunya kita akan berusaha untuk menempuh hidup yang baik dan menjalankan perintah-Nya. Kemerdekaan dari dosa yang sudah diberikan Tuhan, bukan berarti kesempatan untuk membuat dosa baru. Sebaliknya, pengampunan yang sudah kita terima dari Tuhan seharusnya membuat kita sadar bahwa hidup kita makin lama harus makin baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan Tuhan,

Tuhan memberikan kemerdekaan kepada umat manusia untuk memilih apa yang baik. Tetapi, sayang sekali bahwa Adam dan Hawa gagal untuk menggunakan kebebasannya. Sebaliknya, karena pelanggaran mereka, seluruh umat manusia sudah jatuh ke dalam dosa dan karena itu makin sulit bagi mereka untuk memilih apa yang baik. Manusia sudah rusak sedemikian rupa sehingga sekalipun nampaknya merdeka, sudah jatuh dalam kungkungan dosa. Ini bukan berarti bahwa manusia sudah rusak sama sekali sehingga ia sama sekali tidak dapat membedakan yang baik dari apa yang jahat. Tetapi, tanpa bimbingan dan pengarahan Tuhan pastilah manusia akan mengalami kesulitan dan tidak akan mempunyai harapan untuk keselamatan.

Sebagai orang yang sudah diberi pencerahan oleh Roh Kudus, dan oleh karena karunia-Nya kita sudah menerima pengampunan, pengertian kita akan kebebasan seharusnya diperbarui hari demi hari. Sekalipun kita melihat bahwa ada banyak hal yang menarik yang dapat kita pilih, hidup yang sudah disucikan oleh darah Kristus akan memilih untuk meninggalkan dosa lama dan menjalani hidup sesuai dengan firman-Nya. Karena kasih karunia Tuhan, kita akan makin sadar bahwa dalam hidup baru yang kita terima kita harus bisa memakai kebebasan kita untuk memilih Dia di atas segala yang terlihat memikat di depan mata. Kita meninggalkan perhambaan oleh dosa dan memilih menjadi hamba Kristus.

Hari ini kita diingatkan bahwa sebagai manusia yang diciptakan sebagai peta dan teladan Allah, kita diberi kebebasan untuk memilih apa yang kita ingini dalam hidup di dunia. Tetapi, jika kita tidak mau menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, kebebasan kita akan membawa kita kepada hal yang buruk. Penyerahan hidup kita kepada bimbingan Tuhan bukanlah sesuatu yang otomatis akan terjadi pada setiap orang Kristen, tetapi harus dilakukan dengan kesadaran yang penuh bahwa kitalah yang pada akhirnya bertanggung jawab atas cara hidup kita.

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Matius 16: 24

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s