Jika Tuhan mengabulkan permintaan kita

Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: “Tidak, harus ada raja atas kami; maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang.” Samuel mendengar segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada TUHAN. 1 Samuel 8: 19-21

Dalam 1 Samuel 8, kita membaca tentang bagaimana orang Israel meminta seorang raja menjelang akhir hidup Samuel. Seperti yang dijelaskan dalam pasal ini, ini adalah tuntutan yang berdosa dan mencerminkan penolakan orang-orang Israel terhadap Allah sebagai Raja mereka. Permintaan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak sepenuh hati mau menyembah Tuhan. Tetapi, akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini?

Tuhan tahu orang Israel akan memilih raja dan Ia mempunyai rencana yang tidak bisa dibatalkan:

Bagian-bagian Alkitab lain juga meramalkan bahwa suatu hari bangsa Israel akan meminta seorang raja. Bahkan dari turunan raja Daud, lahir seorang Juruselamat, yaitu Yesus Kristus. Allah memang berjanji kepada Yakub, “Lagi firman Allah kepadanya: ”Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu.” (Kejadian 35:11). Referensi serupa untuk raja di masa depan dapat ditemukan dalam Kejadian 36:31; 49:10; Bilangan 24:7–9; dan Ulangan 28:36.

Kita percaya bahwa Tuhan mahatahu. Tuhan telah meramalkan bahwa suatu hari bangsa Israel akan meminta seorang raja. Dalam kemahakuasaan-Nya, Tuhan bisa menggenapi rencana-Nya dengan tidak terganggu oleh kejadian-kejadian transien yang ada di dunia. Bagi-Nya, apa yang dilakukan manusia tidak ada pengaruhnya terhadap semua yang sudah ditetapkan-Nya.

Tuhan tidak menyukai manusia yang melupakan bimbingan-Nya:

Mengapa tuntutan orang Israel akan seorang raja merupakan dosa? Permintaan orang Israel adalah salah, karena Tuhan adalah penguasa Israel. Allah memimpin bangsa itu melalui Musa dan Harun, dan kemudian melalui para imam dan hakim memerintah umat itu. Di zaman Samuel, orang-orang mulai khawatir tentang siapa pemimpin berikutnya, karena putra Samuel tidak mengikuti Tuhan. Permintaan mereka untuk seorang raja merupakan penolakan terhadap cara kepemimpinan Tuhan atas mereka.

Dari ayat-ayat lain, kita tahu bahwa maksud Tuhan adalah agar Israel memiliki seorang raja, tetapi bukan raja yang sama seperti yang dimiliki bangsa-bangsa kafir. Orang-orang Israel keliru pada zaman Samuel karena mereka menginginkan jenis kerajaan yang ada di antara orang-orang bukan Yahudi, bukan hanya karena mereka iningin hidup dalam sebuah kerajaan. Mereka menginginkan seorang raja yang akan bersenang-senang dengan kekuatannya sendiri, dalam ukuran istana kerajaannya, dan dalam kemuliaannya sendiri. Samuel memperingatkan mereka bahwa memiliki raja seperti itu tidak akan baik bagi bangsa itu, tetapi mereka mengabaikannya dan tetap menuntut jenis raja yang salah (1 Sam. 8:10-20). Kesalahan seperti ini bisa terjadi pada kita juga, jika kita tidak sadar atas apa yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita.

Tuhan membiarkan kebodohan umat Israel untuk mencapai renana-Nya

Suatu hal yang mengherankan terjadi. Tuhan yang mahatahu tentunya tahu apa yang diingini bangsa Israel dan apa yang menjadi alasannya. Bangsa Israel merasa iri dengan bangsa-bangsa yang mengikuti dewa-dewa palsu. Tuhan menanggapi permintaan bani Israel dengan menyuruh Samuel untuk mendengarkan orang banyak dan mengangkat seorang raja untuk mereka (ayat 21-22). Tetapi seperti yang akan kita lihat, meskipun orang Israel mendapatkan jenis raja yang mereka inginkan, hal itu menyebabkan banyak perselisihan di Israel. Kita harus sadar bahwa terkadang Tuhan memanifestasikan penghakiman-Nya dengan membiarkan manusia memiliki apa yang mereka inginkan meskipun apa yang mereka inginkan tidak baik.

Raja Israel muncul sebagai bagian rencana Allah. Tetapi itu bukan berarti bahwa Tuhanlah yang membuat orang Israel menginginkan seorang raja. Itu juga bukan berarti bahwa Tuhan “tunduk” kepada permintaan bani Israel. Mengapa? Israel sudah bersalah meminta seorang raja adalah karena orang Israel melakukannya agar menjadi seperti ”semua bangsa lain”. Tuhan telah menciptakan Israel sebagai umat yang unik. Dia adalah pemimpin mereka. Ketika bangsa Israel menginginkan seorang raja seperti yang dimiliki bangsa-bangsa lain, mereka menolak posisi mereka yang unik dan terpisah sebagai umat Allah. Karena itulah, Tuhan menghukum mereka dengan membiarkan mereka jatuh ke dalam perangkap dosa.

Sampai sekarang Tuhan memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih hidup yang baik:

Tuhan menetapkan bahwa Israel akan mempunyai raja. Tetapi, itu tidak harus melalui cara yang salah. Karena itu Tuhan mengizinkan orang Issrael untuk memiliki raja dengan maksud menghukum mereka dan sekaligus menggenapi rencana-Nya. Dengan demikian, meminta sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan juga harus dengan cara dan maksud yang baik. Tuhan mengutus Samuel untuk menasihati bangsa Israel agar mereka memilih apa yang baik, dan sampai sekarang pun Ia ingin agar kita memilih apa yang berkenan kepada-Nya, karena Ia sudah memberi Roh Kudus-Nya untuk membimbing kita.

Sampai sekarang Tuhan bisa membiarkan hal yang buruk untuk mengajar umat-Nya:

Setiap manusia pasti akan menerima apa yang buruk atas dosa dan kesalahan mereka. Selain itu, manusia yang hidup di dunia yang penuh dosa, bisa mengalami apa yang tidak baik sekalipun mereka tidak membuat kekeliruan. Tetapi, dari bacaan kita hari ini, kitaharus sadar bahwa Tuhan terkadang membiarkan apa yang buruk terjadi atas diri kita agar kita sadar atas kesalahan kita dan agar rencana baik-Nya terjadi.

Sampai sekarang Tuhan bisa mencapai kehendak-Nya sekalipun manusia berusaha melawan:

Dapatkah manusia melawan kehendak Tuhan? Tentu saja. Tetapi tidak ada seorang pun yang bisa menang dalam melawan Tuhan yang mahakuasa. Bani Israel mungkin bergembira karena Tuhan seolah mengalah kepada mereka. Tetapi, ini adalah anggapan yang salah karena tidak lama kemudian mereka merasakan bagaiman mereka menderita dalam hidup karena adanya raja Saul. Tuhan memang terkadang membiarkan kita mendapatkan apa yang kita ingini. Seolah doa kita berhasil mengubah pandangan Tuhan, atau mendorong Dia untuk melalkukan apa yang kita ingini. Tetapi, melalui apa yang kita baca, kita harus lebih berhati-hati dalam memohon sesuatu kepada Tuhan. Kita harus mencari kehendak-Nya, karena apa yang tidak sesuai dengan itu mungkin tidak akan terjadi, atau jika itu terjadi akan membawa kesusahan kepada kita. Percayalah bahwa Tuhan yang mahatahu dan mahakuasa adalah Tuhan yang harus kita dengar suara-Nya dan kita turuti perintah-Nya!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s