“Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” Galatia 6: 10

Adakah orang yang baik di dunia? Pertanyaan yang sederhana ini bukanlah pertanyaan yang mudah dijawab. Sebagai manusia kita tentunya ingat akan orang-orang yang sudah berjasa memberikan tumpangan, pertolongan, dan bahkan mengurbankan sebagian dari hidup mereka untuk kita. Kita mungkin ingat dan berterima kasih atas bimbingan orang tua, guru, pendeta dan teman selama hidup kita. Tetapi, apakah kita bisa menyatakan bahwa orang-orang itu adalah orang-orang yang baik?
Sebenarnya, tidaklah mudah bagi kita untuk menyatakan bahwa seorang yang kita kenal adalah baik. Mereka yang baik bagi kita, mungkin bukan orang yang baik untuk orang lain. Apa yang kita pandang sebagai kebaikan, belum tentu adalah sesuatu yang baik untuk oramg lain. Apa yang kita anggap sebagai kebaikan, mungkin saja mempunyai maksud yang terselubung. Dengan demikian, hanya Tuhan yang tahu apa yang sebenarnya. Dan itu sudah dinyatakan-Nya.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Roma 3: 23
Walaupun begitu, manusia sebagai ciptaan Tuhan bukanlah manusia yang tidak bisa berbuat baik sekecil apa pun. Manusia yang sudah jatuh dalam dosa, adalah manusia yang sudah rusak total secara rohani sehingga seharusnya akan mengalami kematian yang abadi. Tetapi, itu bukan berarti bahwa manusia adalah makhluk yang rusak hidupnya secara total, secara jasmani dan rohani.
Setiap manusia di dunia ini diberi kemampuan oleh Tuhan untuk, paling tidak, membedakan apa yang baik dan apa yang buruk bagi hidupnya dan hidup orang lain. Menolak adanya kenyataan ini adalah menolak kenyataan bahwa sesudah jatuh dalam dosa, manusia tetap menjadi alat Tuhan untuk berpartisipasi dalam kehidupan di dunia. Manusia tetap mempunyai hati dan pikiran yang bisa dipakai untuk Tuhan sebagai alat-Nya, sekalipun mereka mungkin tidak sadar akan hal itu.
Sebagai orang Kristen, kita percaya bahwa Tuhan yang mahakasih sudah memberikan berbagai karunia, termasuk karunia terbesar yaitu keselamatan melalui darah Kristus. Dalam hidup sehari-hari, Tuhan juga memberikan kesempatan kepada setiap umat-Nya untuk bersyukur kepada-Nya dengan berbuat baik kepada semua orang, karena Ia sudah lebih dulu berbuat baik bagi kita. Karena itu, pengertan kita akan berbuat baik tentunya berbeda dengan pengertian mereka yang tidak mengenal Tuhan. Kita sadar akan karunia dan kuasa Tuhan dalam hidup kita.
Setiap orang sudah diberikan Tuhan kesempatan untuk hidup baik. Mengambil kesempatan untuk hidup tanpa mau memikirkan dari mana itu datang, sudah tentu merupakan hal yang tidak pantas, dan bahkan bisa dikatakan dosa kesombongan. Menggunakan kesempatan hidup tanpa mau mengerti apa arti pemberian itu adalah pencerminan sikap mementingkan diri sendiri. Dan tindakan mengambil apa yang baik dari Tuhan hanya untuk kemuliaan dan kenyamanan diri sendiri, tidaklah jauh berbeda dengan dosa mencuri.
Ayat di atas mengingatkan kita bahwa kesempatan untuk berbuat baik sudah disediakan Tuhan bagi kita selama kita hidup. Karena itu adalah pemberian Tuhan, kita tidak perlu ragu-ragu untuk memakainya. Sebaliknya, karena kesempatan itu diberikan kepada setiap umat-Nya, kita harus bersedia untuk mengambil kesempatan itu untuk bisa digunakan sesuai dengan kehendak-Nya, yaitu untuk membawa kemuliaan bagi Dia. Maukah kita mengambil kesempatan yang masih ada untuk berbuat baik kepada semua orang dan terutama kepada saudara-saudara seiman kita?
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Filipi 4:-8