“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12: 2

Bagi banyak orang Kristen, hal memilih sesuatu adalah identik dengan mencari kehendak Tuhan. Dan sebab itu banyak orang berpikir bahwa apa yang sudah terjadi adalah kehendak Tuhan. Dalam hal ini, masalahnya adalah bahwa sebagai manusia kita adalah makhluk terbatas. Dapatkah kita mengerti apa yang dikehendaki-Nya? Apakah yang sekarang ada sudah merupakan kehendak-Nya?
Apa yang terjadi di dunia sudah tentu merupakan bagian dari rencana Tuhan yang tidak kita ketahui. Manusia dalam keterbatasannya ingin menemukan kehendak Tuhan, tetapi kerapkali heran jika apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Memang manusia tidak mungkin tahu keseluruhan kehendak-Nya (overall will).
“TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka.” Amsal 16: 4
Seorang yang mencari pasangan hidup mungkin berdoa untuk bisa memilih jodoh yang baik, tetapi jika kemudian rumahtangga mereka mulai berantakan, pertanyaan muncul apakah semua itu kehendak Tuhan? Tidak ada orang yang bisa menjawabnya karena tidak ada orang yang tahu apa yang akan terjadi. Dalam keadaan demikian, mereka yang bersangkutan harus berusaha melakukan apa yang baik menurut kehendak Tuhan. Manusia bertanggungjawab untuk pilihannya dan melakukan apa yang terbaik yang sesuai dengan firman-Nya setiap hari.
Hidup baik adalah apa yang jelas dikehendaki Tuhan dari setiap orang, terutama dari setiap umat-Nya. Jika kehendak dan rencana Tuhan untuk masa mendatang tidaklah kita ketahui, setiap umat-Nya harus sadar bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan sesuai dengan kehendak-Nya yang menyeluruh dan segala rencana-Nya.
Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: “Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya.” Dan di tempat lain: “Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka.” 1 Korintus 3: 19-20
Tuhan memang mempunyai kehendak mutlak (sovereign will) untuk seluruh ciptaan-Nya. Kita tidak mungkin mengetahui semuanya, tetapi, dalam hidup kita sehari-hari Ia sudah menunjukkan apa yang baik untuk dilakukan. Itu yang dinamakan kehendak Tuhan yang sudah dinyatakan atau revealed will. Dalam Alkitab tertulis banyak hal yang dikehendaki Tuhan, seperti untuk mengasihi Tuhan dan sesama, untuk membayar pajak kepada pemerintah, untuk memegang kejujuran dan keadilan, untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita dan lain-lain.
Jika kita sering bingung untuk mencari kehendak Tuhan, itu adalah karena kita ingin tahu apa yang sebenarnya dikehendaki Tuhan. Kita ingin tahu seluruh kehendak-Nya untuk hidup kita, untuk keluarga kita dan untuk bangsa kita. Tetapi itu jelas tidak mungkin. Apa yang belum terjadi kita tidak tahu, dan apa yang sudah terjadi belum tentu merupakan hasil akhir. Itulah sebabnya kita berdoa “Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga’.
Pada pihak yang lain, banyak orang yang melihat apa yang sudah terjadi dalam hidupnya, kemudian berpikir bahwa semuanya adalah kehendak Tuhan. Ini pun keliru. Selain ada kemungkinan bahwa hal itu terjadi karena keadaan dunia dan manusia yang sudah jatuh dalam dosa, apa yang terjadi mungkin adalah bagian dari apa yang akan terjadi, sesuai dengan rencana-Nya. Karena itu, dalam menghadapi situasi hidup bagaimana pun, kita harus tetap berusaha hidup sesuai dengan kehendak-Nya yang sudah dinyatakan dan menantikan dengan iman akan apa yang akan diperbuat-Nya di masa mendatang.
Pagi ini, ayat pembukaan dari Roma 12: 2 diatas mengatakan bahwa kita harus berubah untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini, sehingga dengan pikiran dan sikap yang benar kita dapat membedakan apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Masa depan manusia ada di tangan Tuhan tetapi kita bertanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang kita ambil selama kita hidup di dunia. Dalam semua ini kita percaya bahwa Tuhan ikut bekerja untuk membawa kebaikan kepada umat-Nya.
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8: 28