Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya. Yeremia 10: 23

Ayat di atas adalah ayat yang cukup terkenal dan sering dipakai untuk menekankan bahwa Tuhan yang mahakuasa menentukan setiap detil kehidupan manusia. Tetapi ini bukanlah apa yang menjadi inti pesan Yeremia. Secara spesifik, alam kitab Yeremia 10, nabi Yeremia menubuatkan penyebaran bangsa Israel dan kehancuran bait suci yang mengerikan dan kehancuran kota Yerusalem yang dicintainya. Dia mengerti bahwa umat Allah tidak memiliki alasan untuk berbuat dosa, dan status istimewa mereka sebagai umat pilihan Allah tidak membebaskan mereka dari hajaran-Nya. Dan meskipun dia menyesali penghakiman yang akan datang, Yeremia berdoa memohon belas kasihan Tuhan atas umat-Nya. Kitab Yeremia 10 adalah refleksi rasa sedih nabi Yeremia.
Yeremia bukannya menyatakan bahwa semua yang dilakukan manusia adalah ditentukan oleh Tuhan, karena manusia diciptakan sebagai makhluk yang mampu untuk berpikir dan mengambil keputusan. Sebaliknya, Yeremia bersedih hati dan mengeluh mengapa bangsa Israel tidak menyadari bahwa apa yang tidak dikehendaki Tuhan, sehingga akhirnya mereka akan gagal dan bahkan hancur, karena semua rencana Tuhan harus terjadi. Ia menyatakan bahwa bangsa Israel tidak bisa untuk mencapai apa yang diingini mereka jika itu bertentangan dengan rencana Tuhan dan tidak menyenangkan Tuhan.
Bagi umat Kristen, tentunya menyedihkan jika mereka tidak bisa memikirkan cara bagaimana bisa menyenangkan Tuhan selama hidup di dunia. Walaupun demikian, tidak ada orang dapat mengerti bagaimana mereka bisa membuat Tuhan senang jika Tuhan tidak menyatakan hal itu kepadanya. Dengan demikian, sebagai makhluk yang bergantung, dan yang tunduk pada arahan dan kekuasaan Penciptanya, jika umat percaya ingin merancang jalan mereka untuk mendatangkan kemuliaan bagi Allah, mereka seharusnya berdoa agar Dia mengarahkan langkah-langkah mereka dengan Roh dan kasih karunia-Nya, sehingga mereka tidak akan tersesat atau gagal mencapai tujuan mereka.
Pada pihak yang lain, jika manusia merancang urusan duniawi mereka dengan sangat berhati-hati dan mengharapkan sukses besar, Tuhan yang mengatur alam semesta terkadang mengarahkan langkah mereka ke arah yang tidak mereka inginkan. Dengan demikian, setiap manusia diajar untuk mengarahkan pandangan mereka kepada Allah, mempunyai rasa takut dan hormat kepada-Nya, tidak hanya dalam hidup sehari-hari, tetapi juga dalam setiap langkah yang mereka ambil.
Sepanjang sejarah, umat manusia telah membuat rencana untuk apa yang akan harus dilakukan setiap hari. Tidak ada yang salah dengan perencanaan. Malahan, sebenarnya adalah baik bagi semua orang untuk menetapkan tujuan dan rencana. Jika tidak, hidup mereka akan kacau dan tidak akan membuahkan apa yang berguna. Perencanaan jelas merupakan hal yang baik. Namun, sebagai orang Kristen, rencana kita harus selalu dimulai dengan doa dan mencari kehendak Tuhan untuk hidup kita. Jika Tuhan telah disertakan dalam proses perencanaan, kita dapat yakin bahwa rencana kita akan berhasil, sekalipun kita mungkin mengalami beberapa rintangan dan harus berputar jalan. Sebaliknya, jika rencana kita bertentangan dengan kehendak Tuhan, kita berdosa kepada-Nya.
Mereka yang bermegah dalam kesombongan akan membuat Allah marah. Semua kesombongan manusia seperti itu adalah jahat. Maka itu, bagi orang Kristen yang tahu bagaimana mereka seharusnya bisa menempatkan diri di hadapan Allah tetapi tidak mengerjakannya, hal itu juga berakhir dengan dosa. Dan jika karena kesombongan dan keras kepala kita, kita memilih untuk melakukan hal-hal dengan cara kita sendiri, Tuhan akan tetap bisa mewujudkan kehendak ilahi-Nya. Tetapi jalan menuju ke sana mungkin tidak akan menjadi jalan yang bisa kita nikmati!
Tuhan mungkin mengizinkan kita untuk membuat rencana kita sendiri tanpa berkonsultasi dengan-Nya. Dia mungkin mengizinkan kita untuk membuat rencana kita sendiri ketika kita tidak terlalu menyukai kehendak-Nya. Dia juga memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal dengan cara kita sendiri. Tetapi kita harus sadar bahwa terlepas dari apa yang kita rencanakan, Tuhan akan menjadi satu-satunya Oknum yang akan mengarahkan setiap langkah yang kita ambil untuk mencapai rancangan-Nya.
Apa maksud Tuhan dalam menghukum bangsa Israel yang ingin bebas dari bimbingan Tuhan? Yeremia 29:11 memberi tahu kita bahwa Tuhan tetap sama, Ia memiliki rencana yang baik untuk bangsa Isreal – rencana untuk kesejahteraan mereka dan bukan kehancuran. Seperti itu juga, jika kita benar-benar percaya akan hal ini, maka kita tidak akan kesulitan memulai perencanaan kita dengan menyediakan waktu untuk berdoa dan mencari kehendak Tuhan – untuk memastikan bahwa rencana yang kita buat selaras dengan kehendak Tuhan. Jika kita melakukannya, maka kita dapat menyerahkan rencana kita ke dalam tangan-Nya dan percaya bahwa meskipun jalan untuk mencapai apa yang kita rencanakan terlihat berbeda dari yang kita rencanakan, pada akhirnya Tuhan akan membawa kita ke sana, bahwa Ia akan mengerjakan segala sesuatu untuk kebaikan kita (Roma 8:28), dan Ia akan menyertai kita di setiap langkah.
Sebaliknya, jika kita mencoba untuk menempuh jalan kita sendiri, kita mungkin menemukan diri kita dalam berbagai masalah seperti bangsa Israel dan kemudian menemukan diri kita tepat di tempat yang tidak kita inginkan. Yeremia dalam ayat diatas menyesali kebodohan bangsa Israel karena jika mereka kita mau tunduk kepada Tuhan, mereka tentunya dapat terhindar dari konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Hari ini, adakah rencana yang anda pikirkan? Firman Tuhan menyatakan bahwa adalah baik jika anda ingin membuat rencana anda. Tetapi mulailah setiap rencana dengan doa, carilah kehendak Tuhan terlebih dahulu. Buatlah rencana anda berpusat pada kehendak-Nya, mintalah agar rencana anda bisa membawa kehormatan dan kemuliaan bagi-Nya. Dengan itu, anda akan yakin bahwa Tuhan akan menunjukkan jalan dan menetapkan langkah kita menuju ke tempat yang baik.