Apa arti hidup manusia jika Tuhan memegang kemudi?

“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.” Mazmur 37: 23-24

Orang Kristen percaya bahwa Tuhan mengendalikan segala sesuatu, tetapi mereka juga percaya bahwa manusia membuat pilihan yang berarti. Tapi bagaimana keduanya bisa benar? Alkitab mengatakan bahwa keduanya benar. Bahkan, dikatakan bahwa rencana Tuhan maju melalui pilihan manusia sebagai agen moral, termasuk tindakan dosa yang kita pilih secara bebas! Bagaimana dengan hidup orang percaya? Ayat di atas menyatakan bahwa Tuhan membimbing mereka sehingga meskipun mereka tetap bisa jatuh dalam pilihan dan kelemahan mereka, mereka akan bisa bangun kembali.

Tuhan memegang kendali penuh atas segala sesuatu. Inilah yang dimaksud orang Kristen ketika mereka menyebut Tuhan “berdaulat.” Kedaulatan, atau otoritas Tuhan, adalah mutlak. Rencana-Nya bagi dunia tidak dapat ditantang atau dicegah. Apa yang Tuhan katakan akan terjadi akan terjadi. Tetapi, bukankah ada pilihan kita, seperti berbagai tindakan dan keputusan moral yang kita buat setiap hari? Apakah otoritas Tuhan bertentangan dengan kemampuan kita untuk membuat keputusan yang penting dan berdampak pada dunia?

Aiden Wilson Tozer (21 April 1897 – 12 Mei 1963) adalah seorang pendeta Kristen Amerika, penulis yang terkenal, editor majalah, dan pembimbing rohani. Lahir dalam kemiskinan, Tozer belajar sendiri tentang apa yang tidak pernah diperolehnya dari sekolah menengah dan universitas.  Dalam bukunya yang berjudul “Knowledge of the Holy‘, A. W. Tozer mencoba untuk mendamaikan kepercayaan yang tampaknya bertentangan tentang kedaulatan Tuhan dan kehendak bebas manusia dengan sebuah analogi:

“Sebuah kapal pesiar meninggalkan New York menuju Liverpool. Tujuannya telah ditentukan oleh otoritas maritim yang berkuasa. Tidak ada yang bisa mengubahnya. Setidaknya ini adalah gambaran samar tentang kedaulatan. Di atas kapal ada banyak penumpang. Mereka tidak dirantai, kegiatan mereka juga tidak ditentukan oleh peraturan. Mereka benar-benar bebas bergerak sesuka mereka. Mereka makan, tidur, bermain, bersantai di geladak, membaca, berbicara, semuanya sesuka mereka; tapi sementara kapal besar itu membawa mereka terus maju menuju pelabuhan yang telah ditentukan. Kebebasan dan kedaulatan ada di sini, dan keduanya tidak bertentangan. Begitulah, saya percaya, dengan kebebasan manusia dan kedaulatan Tuhan. Garis besar rancangan Tuhan yang berdaulat mempertahankan jalurnya yang mantap di atas lautan sejarah.”

Dalam analogi dari Tozer, sangat menarik bahwa kapal laut itu digambarkan sebagai kapal yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuannya oleh otoritas yang berkuasa. Ini sebenarnya adalah kenyataan: bahwa setiap cruise ship memang hanya bisa berlayar menuju ke satu tujuan akhir yang sudah ditetapkan dan tidak bisa diubah oleh penumpangnya. Berapa pun jumlah uang yang dibayar atau apa pun usaha yang dilakukan penumpang, mereka tidak bisa mengganti tujuan atau mengubah saat tibanya kapal itu. Memang benar mereka bisa makan, tidur, bermain, bersantai di geladak, membaca, berbicara, semuanya sesuka mereka. Tetapi, jika ada orang yang mencoba untuk melanggar peraturan kapal yang ada dengan berbuat onar atau melakukan hal-hal yang bodoh, mereka akan dikenakan sanksi atau hukuman yang sepadan.

Penumpang kapal yang turun ke darat sewaktu kapal mengunjungi tempat-tempat perhentian sepanjang jalan, hanya bisa melakukan tur darat dalam waktu yang sudah ditetapkan. Mereka yang terlambat untuk kembali ke kapal akan ditinggal. Dengan demikian apa yang dianggap sebagai kebebasan adalah kesempatan untuk melakukan sesuatu dalam batasan yang ada. Mereka dapat melakukan apa saja, tetapi harus memikul konsekuensinya karena tujuan kapal itu sudah ditetapkan.

Bagaimana dengan pilihan dan perbuatan kita selaku ciptaan Tuhan? Banyak manusia yang merasa bahwa Tuhan tidak berkuasa atas hidup mereka. Ada pula mereka yang berdalih bahwa Tuhan yang mahakasih tentunya tidak mau membatasi kebebasan manusia. Selain itu, ada juga yang percaya bahwa selama apa yang mereka senangi terus terjadi, itu tentu sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi, ada juga orang tidak mau lagi berusaha mencapai apa yang mereka inginkan karena yakin bahwa Tuhan sudah menetapkan apa yang mereka alami. Juga ada orang-orang yang dengan sengaja berusaha mengubah rancangan Tuhan dengan berbuat jahat, melakukan keonaran dan bahkan menyerang kedaulatan Tuhan di dunia.

Segala sesuatu yang kita lakukan adalah apa yang ingin kita lakukan, sementara juga menjadi bagian dari rencana Tuhan. Semua itu adalah apa yang kita inginkan dan apa yang Tuhan izinkan, meskipun mungkin bukan yang Tuhan kehendaki. Alkitab menunjukkan kepada kita contoh sempurna tentang hal ini dalam kematian Yesus. Kematian Yesus di kayu salib dimaksudkan oleh Allah untuk menyelamatkan orang berdosa. Tetapi Yesus dibunuh oleh orang-orang yang menginginkan Dia mati. Mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka, yang jahat di mata Tuhan meskipun itu adalah bagian dari rencana Tuhan.

Hubungan antara rencana Tuhan dan tindakan manusia sulit untuk kita pahami, apalagi untuk menerima dan merangkul. Itu adalah kebenaran yang terlalu besar untuk kita pahami sepenuhnya. Dan sementara itu sulit dan menciptakan kebingungan dan kadang-kadang frustrasi, itu juga memberi kita harapan: Tuhan sedang mengerjakan segala sesuatu untuk kebaikan mereka yang mengasihi Dia, dan kita dapat percaya bahwa tidak ada pilihan manusia yang berdosa yang akan menghentikan Dia dari pelaksanaan rancangan-Nya. Mereka yang tidak mau bertobat harus menerima segala konsekuensi pilihan hidup mereka. Sebaliknya, orang percaya yang mau dipimpin-Nya akan dapat merasakan kedamaian, karena sekalipun mereka tetap harus berjuang dan mengambil keputusan dalam hidup mereka, Tuhan selalu siap untuk menolong dan menguatkan mereka yang mengalami masalah.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s