Dapatkah kita menggagalkan rencana Allah?

Kauberikan tempat lapang untuk langkahku, dan mata kakiku tidak goyah. Mazmur 18: 36

Setiap orang Kristen tentunya percaya bahwa Tuhan adalah mahakuasa. Apa yng dikehendaki Tuhan pasti terjadi. Walaupun demikian, ada dua pertanyaan yang sulit dijawab: (1) Apakah kehendak Tuhan meniadakan kehendak manusia sedemikian rupa sehingga apa yang dilakukan manusia adalah sia-sia? (2) Jika manusia bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang dilakukan mereka selama hidup di dubnia, bagaiman itu tidak akan menggangu rencana dan kehendak Tuhan? Dalam hal ini, tentenya ada orang Kristen yang tidak mau memikirkan kedua hal ini karena percaya bahwa Tuhan sudah menentukan setiap tindakan kita sekecil bagaimanapun, sebab semua perbuatan kita, baik itu apa yang benar ataupun dosa, adalah ditetapkan oleh Tuhan dari awalnya.

Sehubungan dengan pertanyaan (1), kita mungkin takut Tuhan memiliki konsekuensi serius yang tersembunyi di balik pintu tertentu jika kita memilih untuk membukanya. Kita takut dia akan menghukum kitai karena membuat pilihan yang salah. Pada pihak yang lain, bertalian dengan pertanyaan (2), saya pikir banyak dari kita membayangkan kehidupan Kristen seperti berjalan di atas tali yang tegang. Kita terus-menerus dalam bahaya jatuh dari kehendak Tuhan. Setiap gerakan tiba-tiba atau salah belokan bisa membuat kita jatuh dan itu bisa mengganggu atau menghancurkan rencanaTuhan untuk kita.

Semua pertanyaan ini berasal dari keinginan untuk menjalani hidup kita dari perspektif Tuhan daripada perspektif kita sendiri yang terbatas. Kita ingin mengetahui seluruh rencana-Nya untuk hidup kita, dari saat kelahiran sampai saat kematian. Kita memusatkan pikiran kita pada kehendak Tuhan yang belum dinyatakan, lebih dari melaksanakan kehendak-Nya yang sudah dinyatakan dalam Alkitab. Kita mungkin ingin membaca buku Tuhan, di mana setiap hari kehidupan kita dicatat dengan sangat rinci bahkan sebelum hari itu terjadi (Mazmur 139:16). Dengan kata lain, kita ingin menjadi mahatahu – dan ini tentu saja tidak mungkin bisa terjadi. Sebenarnya, adalah baik bahwa Tuhan telah memberi kita daya pikir dan pengetahuan yang terbatas tentang masa depan kita, karena itu memungkinkan kita untuk mau memohon belas kasihan dan kasih karunia-Nya.

Sebenarnua, kehidupan Kristen bukanlah sebuah tali tegang. Hidup adalah seperti padang rumput yang sangat luas dan mempunyai toleransi besar. Ayat di atas menyatakan bahwa Tuhan memberi kita tempat lapang untuk berjalan dan kita tidak mungkin jatuh secara tiba-tiba dan tanpa alasan. Dalam bidang kehidupan apa pun, kita mengatakan sesuatu mempunai toleransi jika itu masih bisa menerima adanya ketidakcocokan, kesulitan, kesalahan, atau kegagalan.

Kehendak Tuhan juga, dalam arti tertentu, mempunyai kesabaran dalam arti menanti dan mengampuni. Tuhan tidak menetapkan untuk berjalan di atas sebuah tali yang tegang. Dia telah memberi kita tempat yang luas untuk berjalan, tempat di mana kita mengambil langkah dengan percaya diri atas adanya Tuhan yang mengawasi apa yang kita lakukan. Apa yang membuat kita tetap pada jalur-Nya bukanlah kemampuan kita untuk membaca pikiran Tuhan, tetapi kemampuan-Nya untuk menggembalakan kita meskipun usaha kita lemah dan kita sering tersesat ketika memilih padang rumput yang nampaknya hijau di mata kita.

Kita menjalankan kebebasan Kristen dalam keluasan rahmat-Nya (Galatia 5:1). Kita hidup dalam hikmat Kristen di bawah pengawasan kasih karunia-Nya. Dosa-dosa kita tidak dapat menggagalkan rencana-Nya. Keputusan kita yang buruk tidak dapat mengubah tujuan kita yang sudah ditetapkan Tuhan. Pada saat-saat itu, Dia telah menetapkan pengampunan-Nya untuk membuat kita tetap bisa kembali ke jalan yang benar. Kita semua adalah domba yang mudah tersesat (Yesaya 53:6), dan domba cenderung mengembara jika tidak berhati-hati. Belas kasihan dan kasih karunia Kristus bukanlah izin untuk berbuat dosa atau mengejar keinginan egois kita sendiri. Sebagai kawanan domba Allah, kita harus berjalan melalui tempat yang luas mengikuti suara Gembala kita (Yohanes 10:27).

Jika ada banyak orang Kristen yang resah tentang kehendak Tuhan bagi hidup mereka, itu karena kurang mengerti apa yang difirmankan Tuhan. Mereka tidak tahu apa kehendak Tuhan, dan ingin meyakinkan diri bahwa semua yang terjadi adalah kehendak-Nya. Memang itu adalah cara yang mudah untuk menghindari tanggung jawab. Sebagai umat Tuhan kita harus menyadari bahwa sekalipun Tuhan 100% berdaulat, kita 100% bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan dalam hidup.

Mereka yang sadar akan tanggung jawab mereka, mengerti bahwa sebagai domba mereka harus berjalan sendiri untuk merumput, tetapi selama Gembala ada di dekat mereka, mereka tidak perlu merasa takut. Mereka akan sampai ke tempat tujuan yang sudah ditetapkan Sang Gembala. Selama hidup di dunia, mereka hanya harus mau mendengar suara Gembala dalam Firman-Nya. Mereka tidak boleh mengasingkan diri dari kawanannya (Amsal 18:1). Jangan takut, domba kecil. Tidak ada keputusan yang dapat Anda buat yang dapat merenggut Anda dari tangan Kristus yang mahakuasa!

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.”Yohanes 10 :27-30

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s