“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” Matius 6: 11

Saat ini berbagai media sering mendiskusikan keadaan ekonomi Australia. Dalam diskusi itu diungkapkan bahwa keadaan ekonomi Australia saat ini sangat buruk karena tingginya angka inflasi dan adanya berbagai bencana alam. Sekarang ada banyak orang yang hidup dibawah garis kemiskinan, yang membutuhkan bantuan dari badan-badan sosial. Sekalipun ada beberapa badan sosial, jumlah dan kemampuan mereka adalah terbatas dan karena itu masih banyak orang yang hidup dalam kekurangan. Walaupun demikian, mereka yang memiliki kemampuan dan keahlian untuk bekerja tetap bisa bersyukur karena angka pengangguran yang sangat rendah. Tenaga mereka sangat dibutuhkan oleh berbagai perusahaan.
Tantangan hidup memang seringkali berat bagi banyak orang. Semakin banyak penduduk dunia, semakin banyak juga orang yang dalam kesusahan. Walaupun ada kemajuan teknologi dan ekonomi di banyak negara, dalam kenyataannya banyak orang di negara manapun yang harus berjuang untuk bisa hidup hari demi hari, terutama mereka yang dalam posisi lemah: yang masih dibawah umur dan yang sudah berusia senja. Mereka yang belum bisa mendapat pekerjaan dan mereka yang kehilangan sumber penghasilan.
Ayat diatas adalah sebagian dari doa Bapa kami yang diajarkan Yesus sebagai model doa yang harus kita tiru dalam kita berdoa setiap hari. Permohonan makanan sebenarnya juga mencakup semua apa yang dibutuhkan dalam hidup manusia. Bagi sebagian orang, ayat ini mudah mengucapkannya karena mereka hidup berkecukupan. Bagi mereka kata “secukupnya” mungkin sudah dapat diartikan “sangat berlebihan” oleh orang lain. Sebaliknya yang hidup berkekurangan mungkin masih menantikan datangnya kecukupan.
Perbedaaan antara mereka yang hidup berlebihan dan mereka yang berkekurangan semakin besar saja di berbagai negara di dunia. Sepintas lalu, kepincangan sosial ini membuat manusia bertanya-tanya, apakah Tuhan itu adil terhadap ciptaan-Nya. Apakah doa meminta makanan yang secukupnya masih relevan di zaman ini, karena makanan sudah tentu tidak akan jatuh dari surga. Bagi mereka yang sedang menghadapi pergumulan hidup, doa ini agaknya tidak terdengar oleh siapapun juga, termasuk Tuhan. Benarkah begitu?
Setidaknya ada dua hal yang penting dalam doa ini, yang pertama adalah pengakuan bahwa Tuhan adalah yang memberi, dan yang kedua adalah kesadaran bahwa Tuhan jugalah yang bisa memberi rasa cukup dalam hidup manusia. Kita memohon Tuhan untuk memberi apa yang kita butuhkan sesuai dengan ukuran-Nya. Bukan menurut ukuran kecukupan kita. Dengan demikian kitalah yang harus belajar hari demi hari untuk bisa mengerti apa yang sebenarnya dikehendaki Tuhan dengan apa yang kita terima.
Bagi mereka yang sudah diberikan berkat yang besar, seringkali masih merasa kurang karena tidak adanya kesadaran atas rasa cukup. Sebaliknya, mereka yang hidup berkekurangan seringkali hidupnya justru berbahagia karena adanya rasa cukup. Kemampuan untuk merasa cukup dan berbahagia dengan apa yang ada sebenarnya adalah karunia Tuhan yang tidak dimiliki semua orang karena tidak setiap orang memintanya. Untuk bisa mempunyai rasa cukup hidup kita harus berubah melalui proses penyempurnaan oleh Roh Kudus. Untuk memeperoleh bimbingan Roh Kudus kita harus mau mendengarkan suara-Nya dan tidak mendukakan-Nya.
“Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” Efesus 4: 30
Pagi ini kita diingatkan bahwa setiap kali kita berdoa meminta berkat dari Tuhan, setiap kali juga kita harus mengakui bahwa Tuhanlah yang sudah memberi kita berbagai berkat dalam hidup kita. Selain itu, kita harus juga mau mengutarakan permohonan agar dengan bimbingan Roh Kudus, kita bisa mempunyai rasa cukup dalam hidup kita.
“Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Filipi 4:11-13 TB