Tuhan memberi kita iman dengan tugas untuk memakainya

Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Filipi 2: 12-13

“Mengikut Yesus keputusanku” adalah sebuah himne Kristen yang berasal dari Assam, India. Diduga liriknya didasarkan pada kata-kata terakhir dari Nokseng, seorang pria India, yang menjadi orang Kristen pada pertengahan abad ke-19 melalui upaya seorang misionaris Baptis Amerika. Namun ada juga yanng mengaitkan himne tersebut dengan pendeta Simon Marak dari Jorhat, Assam.

Seorang editor himne Amerika, William Jensen Reynolds, menyusun aransemen untuk lagu itu yang kemudian dimasukkn ke dalam buku nyanyian gereja di Anerika pada tahun 1959. Versinya menjadi fitur reguler dari acara penginjilan Billy Graham yang menyebabkan popularitasnya. Karena fokus eksplisit liriknya pada komitmen orang percaya itu sendiri, himne tersebut disebut sebagai contoh utama dari teologi yang menekankan respons manusia daripada tindakan Tuhan dalam munculnya iman. Hal ini menyebabkan pengecualiannya dari beberapa himne gereja saat ini.

Berkenaan dengan lagu itu, terlintas sebuah pertanyaan dalam pikiran saya: apakah keputusan saya yang membuat saya mengikut Tuhan, ataukah Tuhan yang mengambil keputusan untuk saya? Pertanyaan yang mungkin dianggap aneh oleh banyak orang, tetapi memang banyak orang Kristen yang percaya bahwa Tuhan yang mengatur segala tindakan manusia, baik kecil maupun besar, sepenuhnya melalui penentuan Ilahi atau “devine determinism“. Apakah benar begitu?

Alkitab mengajarkan bahwa pikiran manusia buta terhadap kebenaran rohani; dan hati manusia sulit untuk menerima adanya kebenaran rohani. Jadi bagaimana seseorang akan diselamatkan jika tidak semata-mata karena penentuan Tuhan? Inilah yang sering dipersoalkan.

Semua aliran Kristen percaya bahwa jika kehendak manusia dikaitkan dengan soal keselamatan rohani, siapapun yang mengambil keputusan untuk percaya tentunya hanya bisa percaya karena bimbingan Roh Kudus. Manusia tidak dapat memilih jalan keselamatan tanpa bimbingan Tuhan, sekalipun ia dapat memakai kemampuan otak yang diberikan Tuhan untuk mengambil berbagai keputusan dalam hidup sehari-hari.

Paulus pernah menyatakan bahwa ia tahu, bahwa didalam dirinya, sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam dirinya, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik (Roma 7: 18). Kehendak yang ada pada diri manusia seringkali adalah kehendak yang diracuni dosa dan mungkin juga dipengaruhi iblis. Kehendak manusia yang sedemikian bukanlah ditentukan oleh Tuhan, tetapi disebabkan oleh kesombongan. Karena itu, mereka yang merasa yakin dapat memilih apa saja yang disukai, bisa terjerumus ke dalam kesimpulan bahwa seluruh aspek hidupnya, baik hal jasmani maupun rohani, bergantung sepenuhnya pada kemampuan diri sendiri.

“Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.” Roma 7: 18

Dengan demikian, jika kita memang bebas untuk memilih apa yang kita lakukan setiap hari, kebebasan mausiawi yang dipakai dalam hubungan kita dengan Tuhan sering kali justru membuat kita menjauhkan diri dari Tuhan.

Sebagai manusia yang diciptakan sebagai peta dan teladan Allah, kita diberi kebebasan untuk memilih dan melakukan apa yang kita ingini dalam hidup di dunia. Tetapi, jika kita tidak mau terus menerus bekerja untuk memuliakan Tuhan dan menyerahkan hidup kita kepadaNya, kebebasan kita akan membawa kepada dosa. Penyerahan hidup kita kepada bimbingan Tuhan bukanlah sesuatu yang otomatis akan terjadi pada setiap orang Kristen, tetapi harus dilakukan dengan kesadaran yang penuh bahwa kitalah yang pada akhirnya bertanggung jawab atas cara hidup kita di dunia ini. Inilah yang difahami sebagai iman yang berkewajiban atau Duty Faith. Sayang, prinsip hidup dengan iman yang berkewajiban ini ditolak oleh sebagian orang Kristen yang percaya bahwa manusia tidak mempunyai peran apa pun dalam pertobatan dan iman.

Mengapa kita wajib mengerjakan keselamatan kita?

Mungkin ilustrasi dari pelayanan Yesus bisa membantu kita. Pada suatu kesempatan, Yesus bertemu dengan seorang pria di rumah ibadat yang tangannya layu. Rupanya dia mengalami kerusakan saraf yang membuatnya tidak bisa bergerak atau menggunakan tangannya. Yesus memerintahkan orang itu untuk mengulurkan tangannya (Matius 12:13). Secara manusiawi, itu adalah perintah yang mustahil. Tetapi Yesus menyuruhnya untuk melakukannya; dan ketika orang itu taat, tangannya dipulihkan. Pada kesempatan lain, Yesus memberi tahu seorang pria yang tidak dapat berjalan selama 38 tahun untuk bangun, mengangkat tilamnya, dan berjalan (Yohanes 5:8). Pria itu melakukannya dan ia disembuhkan!

Dalam kasus di atas, Tuhan memanggil orang-orang itu untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat mereka lakukan dengan kekuatannya sendiri. Yesus memberikan kepada mereka kekuatan supernatural yang dibutuhkan untuk memenuhi perintah-Nya. Tapi mereka tetap harus melakukannya. Jika mereka berkata, “Saya tidak bisa melakukannya,” mereka tentu tidak akan disembuhkan. Tuhan bekerja dengan luar biasa, tetapi mereka juga harus bekerja, menyambut karunia Tuhan dengan kemauan sendiri.

Dengan kata lain, jawaban yang benar atas kebutaan rohani pikiran manusia dan kekerasan rohani hati manusia adalah bahwa Yesus menarik mereka. Dia menghilangkan kebutaan pikiran dan melembutkan hati yang keras. Yesus memberi kita kesempatan untuk melihat kebenaran tentang kemuliaan-Nya dan Dia memberi kita kemampuan untuk berubah dari hidup lama kita. Dan Dia melakukan ini dengan sangat sederhana melalui kata-kata kebenaran, seperti ayat ini:

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Matius 18:3

Sampai sekarang, Tuhan aktif bekerja untuk melenyapkan kabut dari pikiran manusia dan melembutkan hati banyak orang. Pagi ini, pertanyaan untuk Anda adalah: apakah Anda sudah memakai iman dan kemampuan yang diberikan Tuhan untuk membawa Anda kepada hidup yang baik sesuai dengan kehendak-Nya? Iman hanya bisa bertumbuh jika itu diiringi dengan ketaatan kita kepada-Nya. Karena itu tetaplah kerjakan keselamatan Anda dengan takut dan gentar, sesuai dengan firman Tuhan. Tuhan sudah memberi kita iman dan juga tugas untuk tetap beriman dengan hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s