“Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” Yeremia 9: 23 – 24

Kata “bermegah” muncul dalam Alkitab lebih dari 50 kali. Apa arti kata bermegah? Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata megah mempunyai beberapa arti: (1) tampak mengagumkan (karena besarnya, indahnya, dan sebagainya; gagah kuat; mulia, masyhur; (2) bangga. Dengan demikian, kata bermegah dapat diartikan sebagai (1) mempunyai sifat megah; (2) membanggakan (membesarkan, menyombongkan) diri; berlaku ingin lebih megah daripada yang lain.
Jika mobil mewah dapat memberi kebanggaan kepada pemiliknya, rumah mewah atau kapal pesiar yang dimiliki sesorang juga bisa membuat orang kagum. Begitu juga, orang yang nampaknya pandai, bijaksana atau saleh bisa merasa bangga atas perhatian dan rasa hormat yang diberikan orang lain. Bagaimana pula dengan orang yang kuat, seperti atlit atau olahragawan? Atau mereka yang dikenal sebagai aktris atau penyanyi jempolan? Internet penuh dengan foto-foto dan berita-berita tentang mereka. Orang-orang yang sedemikian tentu bisa bangga atas apa yang sudah dicapainya.
Sebenarnya, rasa bangga yang sepantasnya mungkin tidaklah salah. Rasa bangga belum tentu sama dengan rasa sombong, walaupun dalam bahasa Inggris kata adjektif proud dipakai untuk keduanya. Rasa bangga atas apa yang baik dan yang diutarakan dengan maksud yang baik tentunya bukanlah tindakan yang keliru. Masalahnya orang sering tidak tahu apa yang baik untuk dibanggakan dan bagaimana mengutarakan rasa bangga kita dengan cara yang baik. Apa yang kita lihat sebagai hal/barang yang baik seringkali adalah barang yang hanya terlihat baik untuk sementara waktu. Apa yang baik untuk seseorang belum tentu baik untuk orang lain atau Tuhan. Selain itu, kebanggaan yang sering kita lihat seringkali justru membawa masalah bagi pemiliknya.
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?” Lukas 9: 25
Kata bermegah dalam alkitab berbahasa Inggris diterjemahkan sebagi kata kerja “to boast” yang berarti “menyombongkan”. Dalam sejarah perang di dunia, banyak negara dan pemimpin negara bermegah atas keberhasilannya dalam menghancurkan posisi lawan mereka. Tetapi, tindakan bermegah juga dipakai untuk menggertak lawan dengan menyatakan kemampuan dan tekad untuk menang. Selain itu, kata bermegah juga dipakai untuk menggalang tekad dan keberanian tentara sebuah negara dalam menghadapi tentara musuh. Misalnya, Goliat dalam 1 Samuel 17: 4-9 menampilkan dirinya sebagai “jagoan” dari Filistin yang membuat takut tentara Israel.
Untuk kita orang Kristen, adakah yang bisa kita banggakan? Dalam hal apa kita harus bermegah? Dan untuk apa kita bermegah?Banyak orang Kristen yang bangga atas gereja mereka, atau pendeta mereka yang bisa menarik banyak jemaat. Mungkin juga ada orang Kristen yang bangga atas sistimatik teologi atau segala tata cara kerohanian yang mereka punyai. Selain itu, gedung gereja yang megah dan mewah mungkin juga memberi kebanggaan tersendiri kepada jemaat. Walaupun demikian, ayat pembukaan diatas mengatakan bahwa Tuhan tidak menyukai kebanggaan yang sedemikian. Tuhan berkata bahwa umat-Nya lebih baik bermegah karena mereka memahami dan mengenal Dia sebagai Tuhan yang mahakuasa, mahakasih dan mahaadil. Bermegah dalam Tuhan adalah hidup menurut firman-Nya dan untuk kemuliaan-Nya, sehingga makin banyak orang yang mengenal Dia dan mau meninggalkan hidup lama mereka. Bermengah dalam Kristus, sebagai jeritan perang rohani kita, juga bisa membuat takut iblis yang berusaha menyerang kita, karena itu menyatakan keyakinan kita atas kuasa dan penyertaan Tuhan.
“Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” Roma 8: 31
Pagi ini, hanya Tuhan yang bisa melihat apa yang ada dalam hati kita. Hanya Tuhan yang bisa melihat apa yang sebenarnya kita banggakan dalam hidup ini. Mungkin saja Tuhan melihat bahwa kita sudah mengenal Dia sebagai Tuhan, dan kita mempunyai rasa hormat dan takut kepada-Nya. Kita sudah percaya bahwa Tuhan adalah Tuhan yang mahakuasa dan mahasuci, dan kebenaran-Nya adalah kekal. Karena itu kita berusaha untuk hidup menurut apa yang sesuai dengan firman-Nya. Kita tahu bahwa Tuhan adalah mahaadil dan mahabijaksana, dan karena itu kita mau mencari kehendak-Nya. Selain itu kita juga percaya bahwa sekalipun Tuhan itu mahakuasa, Ia adalah Tuhan yang mahakasih yang sudah mengirimkan Anak-Nya ke dunia agar barangsiapa yang percaya kepada-Nya dapat memperoleh hidup yang kekal.
Bukankah Tuhan kita adalah Tuhan yang baik dan yang patut kita puji? Bukankah kita dengan sepatutnya harus mengasihi Dia yang sudah lebih dulu mengasihi kita? Bukankah kita tidak perlu takut atau kuatir dalam menghadapi masa depan dan tantangan kehidupan? Bukankah iblis tidak bisa menjamah umat Tuhan yang sejati?Biarlah kita hanya bermegah di dalam Dia!
“Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” Galatia 6: 14