Jangan sampai tersesat!

“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” Galatia 6: 7-10

Memasuki bulan Desember, suasana liburan sudah mulai terasa di Australia. Mulai tanggal 10 Desember 2022 liburan panjang sekolah akan dimulai, dan berlangsung sampai 18 Januari 2023. Banyak keluarga yang sudah merencanakan acara liburan mereka, termasuk acara camping atau berkemah di tempat yang jauh dari kesibukan kota besar. Ini tentunya perlu persiapan yang baik, termasuk mempelajari jurusan dan jalan untuk mencapai tempat tujuan. Memang, dalam berpergian ke tempat asing adalah kurang menyenangkan jika kita tidak dapat menemukan jalan untuk mencapai tujuan kita. Mungkin jalan yang kita pilih pada mulanya tidak memberi kesan bahwa jalan itu adalah jalan yang keliru, tetapi kemudian kita bisa sadar bahwa kita telah tersesat. Kesadaran itu mungkin timbul karena apa yang kita tuju tidak kunjung terlihat, atau karena suasana di sekitar kita yang terasa asing, atau mungkin juga karena ada orang lain yang menyadarkan kita.

Kesadaran saja, bahwa kita harus berganti haluan, tidak bisa menjamin bahwa kita akan menemukan jurusan yang benar. Tanpa mengganti jurusan, kita mungkin tidak bisa mencapai tujuan kita. Juga, tanpa memakai suatu pedoman arah, tidaklah mudah untuk memastikan kemana kita harus pergi. Dan sekalipun kita mempunyai pedoman arah, pengertian kita mungkin keliru. Memang jika kita benar-benar berada di tempat yang asing, kita harus selalu berhati-hati dan mau mempelajari medan.

Seperti itu jugalah hidup kita sebagai orang Kristen yang menuju ke tempat yang asing untuk kita yaitu surga. Banyak orang Kristen yang masih percaya bahwa mereka menuju ke surga melalui jalan tertentu, tetapi orang lain juga bisa menuju ke tempat yang sama melalui jalan lain. Padahal, pedoman arah kita, Alkitab, menulis bahwa Yesus berkata:

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yohanes 14: 6

Jika kita tahu bahwa ada satu jalan menuju ke arah keselamatan, ada sebuah pertanyaan yang sering menggelitik kita: apakah kita bisa tersesat dalam perjalanan hidup ini? Ayat yang ditulis rasul Paulus kepada jemaat di Galatia di atas menunjukkan bahwa orang percaya bisa saja tersesat. Jemaat Galatia pada waktu itu terancam ajaran sesat yang mengharuskan orang non Yahudi untuk disunat sebagai syarat keselamatan. Seperti itu juga, di zaman ini, dimana “semangat persahabatan” antar umat Kristen lagi sering didengung-dengungkan, orang mungkin ragu untuk menolak ajaran orang lain. Tetapi, Paulus jelas tidak ragu untuk mengingatkan jika kita tidak mempunyai kesetiaan sejati kepada Kristus saja, kita mungkin sudah jatuh kedalam tipuan iblis. Ternyata, umat Kristen yang percaya kepada Yesus bisa saja tersesat jika kepercayaan kita kepada-Nya tidak lagi murni berdasarkan Alkitab.

Hari ini kita diingatkan bahwa menjalani hidup kekristenan itu tidak mudah. Jika kita tidak selalu awas akan arah iman kita dan selalu memakai pedoman arah kita, Alkitab, dengan benar, kita akan bisa tersesat. Ada begitu banyak orang yang menunjukkan berbagai arah dan jurusan menuju kearah surga, dan ada begitu banyak orang yang percaya perlunya untuk mempunyai hal-hal ekstra diluar Yesus; semua itu bisa-bisa adalah tipu daya iblis yang berusaha menipu kita. Selain itu, ajaran yang memastikan bahwa kita bisa menjadi umat-Nya tanpa adanya keinginan untuk berbuat baik adalah ajaran yang keliru.

Kita harus sadar bahwa seperti dalam melakukan perjalanan wisata kita harus selalu mau mempelajari medan dan memakai pedoman arah, dalam perjalanan hidup keimanan kita harus selalu mau mempelajari apakah yang kita percayai sudah dan tetap sesuai dengan firman Tuhan. Lebih dari itu, kita harus giat melakukan apa yang baik, yang memuliakan Tuhan, dan bukan apa yang memuliakan diri kita sendiri.

“Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” 2 Timotius 3: 15-16

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s