Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?” Markus 4: 41

Kelahiran Tuhan Yesus di dunia adalah sesuatu yang sudah direncanakan Allah jauh bertahun-tahun sebelum hal itu terjadi. Kitab Perjanjian Lama penuh dengan berbagai ayat yang menyebutkan tentang kedatangan Juruselamat itu. Walaupun demikian, ketika Yesus dilahirkan, tidak ada orang yang menduga bahwa bayi yang lemah, yang lahir dalam palungan, adalah Anak Allah, Mesias, yang sudah dinantikan umat Israel.
Kelahiran Yesus Kristus bukanlah terjadi melalui jalan yang mulus. Banyak peristiwa yang terjadi antara saat kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa dan saat Yesus dilahirkan yang secara logika manusia bisa membuat rencana Allah menjadi berantakan. Itu karena iblis yang berusaha keras untuk menggagalkan renana penyelamatan umat manusia. Walaupun demikian, melalui berbagai kuasa dan bimbingan Tuhan, semuanya bisa berjalan sesuai dengan rencana-Nya.
Kelahiran Anak Allah bukanlah disertai dengan hal-hal yang megah seperti apa yang terjadi jika seorang bayi dilahirkan dalam keluarga Raja. Tidak ada pemberitaan langsung dari surga dan karena itu tidak banyak orang yang sadar bahwa apa yang dinubuatkan ribuan tahun sebelumnya sudah digenapi Allah. Sampai sekarang pun, banyak orang Yahudi yang tidak percaya bahwa Mesias sudah datang.
Hanya melalui petunjuk Allah, sejumlah manusia langsung tahu bahwa Mesias sudah datang. Yusuf dan Maria, para gembala, orang Majus, dan Simeon adalah sebagian orang yang tahu akan hal itu. Namun orang lain, termasuk murid-murid Yesus, membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum mengenali bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka tahu bahwa Yesus adalah orang yang baik dan suka menolong orang lain, mempunyai kharisma dan pengetahuan yang luar biasa, tetapi mereka tidak tahu atau yakin bahwa Ia adalah Anak Allah.
Kita yang merayakan hari Natal setiap tahun, sudah tentu tidak pernah bertemu dengan Yesus secara jasmani. Yesus sekarang di surga, sedang kita masih di dunia. Semua orang yang merayakan hari Natal dengan alasan apapun, hanya mendengar tentang kelahiran Yesus dari orang lain atau membaca kisahnya dari buku atau sumber-sumber lain. Sebagian kecil manusia mungkin pernah memperoleh pengelihatan atau penglihatan tentang Yesus, tetapi semua itu tidaklah sempurna. Walaupun demikian, kita saling mengucapkan “Selamat Hari Natal” karena kita percaya bahwa kelahiran Yesus seharusnya membawa kebahagiaan bagi mereka yang percaya.
Adalah mudah bagi semua orang untuk menyadari bahwa Yesus adalah tokoh yang besar pada zaman-Nya, guru yang baik, orang yang mempunyai rasa sosial yang besar dan memiliki etika yang tinggi. Bukan hanya orang Kristen saja yang mengakui hal-hal itu, orang yang beragama lain pun percaya bahwa Yesus adalah orang baik. Tetapi, tidak semua orang tahu atau mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, bahwa Ia dan Bapa adalah satu.
“Aku dan Bapa adalah satu.” Yohanes 10:30 6
Dengan demikian, adalah sesuatu yang menyedihkan kalau mereka yang sudah mendengar bahwa Yesus yang lahir sebagai manusia biasa, tidak dapat mengerti bahwa Ia bukan manusia biasa, tetapi Tuhan yang mahakuasa.
Kitab Markus 4 menceritakan bahwa para murid bersama Yesus ada dalam sebuah perahu di danau Galilea. Saat itu Yesus sedang tidur di buritan ketika angin ribut datang. Murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Yesus kemudian bangun, menghardik angin itu. Lalu angin itu reda dan danau menjadi teduh sekali. Para murid tidak menyangka bahwa Yesus mempunyai kuasa sebesar itu. Mereka menjadi sangat takut akan kuasa Tuhan yang dinyatakan di hadapan mereka.
Hari ini kita diingatkan bahwa bagaimanapun besarnya persoalan hidup yang kita hadapi, kita harus yakin bahwa Yesus yang pernah lahir sebagai manusia bukanlah manusia biasa. Karena itu kita tidak perlu mengeluh mengapa Ia membiarkan kita bergumul dengan penderitaan dan persoalan kita pada ini. Yesus adalah Tuhan yang tahu keadaan kita, dan dengan kasih-Nya pasti mengulurkan tangan-Nya pada saat yang tepat.
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”Markus 4: 40