“Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.” Pengkhotbah 7: 14

Ungkapan Que sera sera secara harafiah berarti “apa yang akan terjadi, terjadilah”. Sepanjang sejarahnya, ungkapan tersebut muncul dalam berbagai ejaan yang menyerupai bahasa Spanyol (Que será será), Italia (Che sarà sarà), Prancis (Qui sera sera), atau campuran bahasa Spanyol dan Italia. Ungkapan ini bertalian dengan pertanyaan atas apa yang akan terjadi di masa depan seseorang. Bagi mereka yang masih tergolong muda, mungkin ada banyak yang diidamkan untuk masa depan. Tetapi, bagi mereka yang sudah berumur, masa depan yang mereka impikan dulu adalah masa kini. Mereka mungkin sudah menyerah dan mau menerima apa saja yang bakal terjadi. Que sera, sera.
Saat memasuki tahun baru, memang ada orang yang selalu sibuk memikirkan dan menguatirkan masa depan, sedangkan mereka tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari. Dalam kehidupan sehari-hari orang memang sering kuatir akan apa yang terjadi karena adanya kejadian-kejadian yang tidak terduga. Sebagai contoh, ada negara-negara yang pada mulanya stabil akhirnya menjadi terpecah belah sehingga rakyatnya menderita. Tetapi hal yang nampaknya lebih kecil – seperti kehancuran rumah tangga – juga bisa terjadi diluar dugaan orang. Hidup adalah penuh dengan misteri, begitu kata orang.
Ayat diatas menunjukkan bahwa apa yang terlihat nyaman dan tidak nyaman terjadi karena kehendak Tuhan. Tuhan yang mahakuasa memang bisa mengizinkan terjadinya hal apapun, yang tidak bisa diduga manusia, supaya manusia mengakui bahwa mereka hanya dapat bergantung kepada Sang Pencipta. Walaupun demikian, banyak orang yang tetap merasa mampu untuk menentukan hari depan mereka melalui usaha dan kerja; mereka mungkin berpikir bahwa masa depan setiap orang ada ditangan sendiri. Memang banyak guru yang mengajarkan bahwa jika kita bersikap positif untuk menghadapi hidup dan mau bekerja keras, masa depan yang cemerlang menunggu kita. Tetapi itu belum tentu terjadi.
Memandang masa depan yang tidak dapat diduga, seringkali membuat kita ragu. Jika semuanya tidak ada yang pasti, bagaimana pula kita bisa mempunyai harapan untuk hal apapun. Mereka yang mengajarkan manusia untuk berpikir positif selalu menekankan hal percaya diri; sebaliknya mereka yang mengajarkan bahwa Tuhan adalah kunci kehidupan, menekankan hal percaya kepada Tuhan. Dalam hal ini, seakan lebih mudah bagi seseorang untuk mempercayai kemampuan manusia karena Tuhan dan kehendak-Nya adalah sulit untuk dimengerti.
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” Yesaya 55: 8 – 9
Walaupun demikian, mereka yang benar-benar mengenal Tuhan akan mempunyai pengertian tentang cara kerja atau modus operandi Tuhan. Sepanjang sejarah, Tuhan selalu bekerja agar umat-Nya mau menyerahkan hidup mereka sepenuhnya kepada-Nya. Ia tahu bahwa manusia tidak dapat hidup dengan bergantung pada diri mereka sendiri. Karena itu, melalui firman-Nya dan berbagai kejadian yang ada di dunia, Tuhan tidak jemu-jemunya mengingatkan bahwa jika kita hanya percaya kepada diri sendiri, kehancuranlah yang menunggu kita; jika itu tidak terjadi sekarang, pastilah itu terjadi di masa depan.
Pagi ini, perlulah kita pikirkan apa yang kita harapkan dari masa depan. Apakah kita mengharapkan datangnya hari-hari gembira yang penuh suka cita? Tidak ada salahnya jika kita mengharapkannya dari Tuhan. Jika itu datang, kita boleh menikmatinya sambil bersyukur kepada-Nya. Tetapi, jika hari-hari yang penuh tantangan dan kesulitan datang, kita pun harus sadar bahwa hari-hari itu juga datang dengan seizin Tuhan. Dalam hal ini, mereka yang tidak mengenal Tuhan akan mengeluh dan bahkan mungkin menghujat Tuhan; tetapi mereka yang mengenal kasih Tuhan yang sudah memberi keselamatan yang kekal di surga tidaklah menjadi kecewa, melainkan makin merasakan betapa besar kuasa Tuhan di dunia ini. Bagi mereka, hidup ini tidak lagi sebuah misteri.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Filipi 4: 6 – 7