“Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!” Pengkhotbah 12: 1

Apa arti setahun? Setahun bagi seseorang mungkin berisi banyak hal yang signifikan, tapi orang lain mungkin berlalu seperti tahun-tahun sebelumnya. Walaupun demikian, bagi semua orang, baik tua maupun muda, datangnya tahun baru jelas menambah usia. Manusia manapun akan bertambah tua. Dimulai pada saat kelahiran, seorang bayi tumbuh menjadi seorang anak kecil, anak remaja, orang muda, orang dewasa, orang berumur dan kemudian orang lanjut usia, sebelum meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Walaupun itu sudah seharusnya, tidak semua orang akan mengalami seluruh tingkat usia itu. Ada orang yang belum tua tetapi sudah tidak beserta kita, ada pula orang yang karena sakit, menjadi tua sebelum waktunya.
Masa muda biasanya diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik, yang memberi kesenangan, kebanggaan dan kepuasan pribadi. Seolah seluruh dunia ada untuk dinikmati oleh diri sendiri. Dengan bertambahnya usia, manusia umumnya mulai belajar untuk hidup bukan bagi dirinya sendiri, terutama setelah berkeluarga. Namun dengan bertambahnya usia, hidup seringkali diisi dengan kesibukan mencari ilmu, harta, kesuksesan atau nama. Kesenangan yang dicapai melalui jerih payah seolah bisa memberi makna kehidupan selama masih bisa bekerja. Padahal hubungan dengan Tuhan adalah sesuatu yang seharusnya bisa membuat orang percaya merasa bahagia dalam hidupnya.
Keluarga dan persahabatan baik secara nyata atau maya bisa juga menjadi suatu kenikmatan. Waktu yang 24 jam sehari sering terasa kurang untuk bisa memberi perhatian yang cukup kepada sanak kerabat dan teman. Selain itu, karena kesibukan sehari-hari dan adanya berbagai aktivitas dan hobi, tidak ada waktu yang bisa dipakai untuk melayani Tuhan. Padahal soal mengasihi Tuhan itu seharusnya lebih penting dari yang lain, terutama di masa depan. Tuhan dan kasih-Nya tetap ada sewaktu perhatian sanak dan teman sudah hilang.
Selama setahun, Tuhan sudah menyertai kita. Tiap hari, tiap jam bahkan tiap detik,Tuhan melindungi kita sehingga kita tetap bisa hidup sampai saat ini dan siap memasuki tahun yang baru. Lebih-lebih lagi, Tuhanlah yang sudah mengambil inisiatif untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Walaupun begitu besar kasih-Nya kepada manusia, kebanyakan orang menerima kasih Tuhan itu sebagai sesuatu yang sudah sewajarnya, dan mudah melupakannya. Lebih mudah untuk dilupakan daripada melupakan kenangan manis bersama teman-teman di tahun yang baru lalu.
Sekalipun kita masih bisa menyambut datangnya tahun baru kali ini, adalah kenyataan hidup bahwa akan ada satu saat dalam hidup kita dimana kedatangan tahun baru tidak lagi dapat memberi kegembiraan. Mungkin saat itu terjadi sesudah kita menginjak usia tua, tetapi mungkin juga sewaktu kita masih muda. Pada saat itu, dukungan sanak kerabat dan teman tidaklah dapat memberi kekuatan dan semangat, dan apa yang ada terasa hampa. Kalaupun kekayaan dan fasilitas masih ada, mungkin kita sudah tidak dapat menggunakannya.
Hari ini, kita harus menerima kenyataan bahwa tahun 2022 sudah menghilang dan hanya menjadi kenangan. Tahun sudah berganti, tetapi kita tiak tahu pasti apakah itu akan membawa kebahagiaan. Walaupun demikian, jika kita memang beriman, kita akan yakin bahwa tahun yang baru ini akan membawa kebaikan bagi anak-anak Tuhan. Karena itu, biarlah kita sadar bahwa selagi kita masih bisa, kita harus makin dekat kepada Dia dan menuruti frmat-Nya. Kita harus sadar bahwa jika kita tidak terbiasa merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, dan jika kita tidak terbiasa berbincang-bincang dengan Tuhan, atau tidak mau mempelajari firman-Nya, kita akan mengalami kesunyian yang luar biasa karena Tuhan akan terasa jauh dari kita dalam keadaan yang menguji iman kita di masa depan.
“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.” Mazmur 37: 23-24