“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Matius 7: 21-23

Pertanyaan penting untuk Anda di awal tahun 2023 ini adalah: Apakah Anda yakin sudah diselamatkan? Ini tentunya adalah pertanyaan untuk orang Kristen yang masih hidup di dunia, karena konsep karunia keselamatan dari Tuhan untuk bisa ke surga hanya ada dalam agama Kristen. Pertanyaan ini perlu kita pikirkan karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita di tahun ini. Jadi, jika Anda bukan orang Kristen, atau tidak berniat menjadi orang Kristen, Anda tidak perlu menjawab pertanyaan yang nadanya kurang nyaman ini.
Pada agama-agama lain, keselamatan harus dicapai dengan usaha manusia untuk berbuat baik; dan karena itu orang mungkin lebih mudah mengatakan “si anu akan ke surga karena hidupnya yang saleh”. Sebaliknya, bagi umat Kristen, keselamatan hanya karena iman, dan karena itu kita tidak bisa memastikan apakan seseorang yang kita kenal sudah diselamatkan, karena dari ayat di atas, iman yang dimiliki seseorang hanyalah Tuhan yang tahu benar atau tidaknya.
Mungkin kita beranggapan bahwa iman yang benar akan berbuah, dalam arti menghasilan berbagai hal yang baik, yang bisa dilihat atau dirasakan orang lain. Tetapi, jika kita tidak berhati-hati, mungkin pandangan kita akan tidak berbeda dengan agama lain yang mengajarkan bahwa manusia diselamatkan oleh perbuatan baiknya. Kita harus ingat bahwa menurut iman Kristen, semua orang seharusnya menerima kebinasaan karena semunya sudah berdosa.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Roma 3: 23
Bagi orang Kristen, Rasul Paulus menyatakan bahwa keselamatan bukan karena kesalehan, tetapi semata-mata karena anugerah Tuhan (Efesus 2: 8). Tetapi, rasul Paulus juga menyatakan bahwa kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar (Filipi 2:12). Ini berarti bahwa kita tidak boleh merasa santai karena sudah diselamatkan, tetapi dengan serius kita mau hidup sebagai orang yang sudah diselamatkan. Memasuki tahun yang baru ini, apakah Anda yakin sudah diselamatkan?
Untuk bisa menjawab pertanyaan di atas, marilah kita lebih dulu belajar dari apa yang di uraikan oleh rasul Yohanes dalam 1 Yohanes 2: 1-6 dan 1 Yohanes 3: 5-10.
Dalam 1 Yohanes 2: 1-6, Yohanes menulis:
“Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
Dan dalam 1 Yohanes 3: 5-10 tertulis:
“Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia. Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.”
Banyak orang Kristen yang merasa sudah dipilih oleh Tuhan, dan karena itu mereka yakin sudah diselamatkan berdasarkan keyakinan itu. Mereka yang yakin bahwa manusia tidak mempunyai bagian dalam anugerah keselamatan, biasanya mempunyai “keyakinan karena keyakinan” , bukan “keyakinan karena iman”. Karena mereka yakin sudah dipilih, mereka yakin sudah diselamatkan. Mereka agaknya hidup dalam impian, karena tidak memikirkan apa yang harus ada dalam hidup orang yang diselamatkan, yaitu peerubahan hidup karena adanya pembaharuan budi (Roma 12:2). Tidak ada seorang pun yang tahu apakah Tuhan sudah memilih si A atau si B, tetapi orang bisa melihat apakah si A atau si B sudah melakukan apa yang baik menurut firman Tuhan.
Anugerah keselamatan tidak akan membawa datangnya kesombongan, karen keselamatan yang benar adalah semata-mata karena anugerah Tuhan. Jika kita sudah diselamatkan, kita akan merasa bahwa sebagai orang yang tidak layak, kita sudah menerima kasih Tuhan; dan karena itu, kita akan berharap bahwa banyak orang lain juga akan diselamatkan. Dalam hal ini, bagaimana kita bisa tinggal diam? Mereka yang memenangkan hadiah besar misalnya, tidak akan tinggal diam. Mereka akan melompat, bersorak gembira dan mungkin memberi tahu semua rekannya. Begitu juga, kita yang menerima kasih Tuhan yang sangat besar tidak akan tinggal diam, kita akan selalu bersyukur kepada-Nya, mau membalas kasih-Nya dengan menaati firman-Nya. Karena kasih Tuhan yang ada dalam hidup orang yang diselamatkan, mereka juga bisa hidup dengan menawaarkan kasih itu kepada orang lain. Mereka akan menjadi orang yang ingin membantu orang lain dalam perjuangan hidupnya, terutama dalam perjuangan untuk menurut kehendak Tuhan, yaitu untuk hidup sesuai dengan perintah-Nya.
Sebagai orang Kristen kita percaya bahwa pengurbanan Kristus adalah cukup untuk menghapus dosa semua umat Tuhan. Dengan demikian, kita tidak akan perlu untuk kuatir jika kita menghadap Tuhan, karena Yesuslah yang akan menjadi pembela kita. Walaupun demikian, hal ini bukanlah “surat izin” umtuk berbuat dosa atau lebih parah lagi, untuk tetap hidup dalam dosa lama. Manusia selama hidup tetap berbuat dosa, tetapi umat Kristen harus sadar atas apa yang berkenan kepada Tuhan dan apa yang tidak. Umat Kristen harus makin lama makin sadar apa yang dikehendaki Tuhan, sehingga mereka akan mau berjuang untuk hidup suci. Mereka yang mengabaikan hal yang tidak baik dalam hidup dan bahkan meneruskan kebiasaan yang buruk, mungkin adalah orang yang tidak diselamatkan.
Sebagai orang Kristen adalah normal jika kita semakin sensitif atas cara hidup kita. Jika kita berbuat dosa, kita akan menyesalinya, merasa malu, dan bukannya bersukacita karena Yesus pasti akan mengampuni semuanya. Bukan merasa bahwa semua dosa yang kita lakukan setiap hari adalah sepele, karena kita sudah dipilih Tuhan. Penyesalan akan dosa adalah baik, tetapi bagi sebagian orang perasaan menyesal ini sangat besar dan menghantui hidup mereka. Mereka yang yakin sudah diselamatkan tidak pernah merasa bahwa adanya dosa yang muncul setiap hari adalah tanda bahwa mereka bukan orang Kristen yang baik, atau bukan orang yang terpilih. Tuhan tidak mengharapkan agar kita menjadi sempurna, tetapi agar berusaha menjadi sempurna karena Bapa di surga adalah Tuhan yang sempurna. Mereka yang sudah diselamatkan tahu bahwa Roh Kudus sudah diberikan kepada umat Kristen karena Tuhan tahu kelemahan kita. Roh Kuduslah yang membimbing hidup kita, menghibur kita dan menguatkan kita dalam hidup yang penuh tantangan di dunia ini. Sekali lagi, kita tidak boleh mengklaim bahwa kita sudah diselamatkan karena cara hidup kita.
Bagaimana jawab Anda?
Hari ini, jika Anda masih merasa sulit untuk menjawab pertanyaan di atas, mungkin pertanyaan ini bisa membantu Anda: Sudahkah Anda merasakan kasih Yesus dalam hidup Anda? Jika Anda bisa yakin bahwa kasih-Nya ada dalam hidup Anda, dan Anda bisa merasa tabah dan cukup dalam suka maupun duka, kasih-Nya bisa 100% dipastikan sudah membasuh dosa-dosa Anda. Mereka yang tidak dapat merasakan kasih Yesus selama hidup di dunia, adalah orang yang tidak bisa memahami kasih Kristus yang sudah mati di kayu salib. Itu karena tidak ada hal yang lebih besar dari kasih-Nya yang sudah menebus orang percaya. Jika Anda bisa bersyukur akan kasih-Nya, Tuhan jugalah yang akan memelihara tubuh, jiwa dan roh Anda sampai saat perjumpaan dengan-Nya.
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.” 1 Tesalonika 5:24