Mengapa orang tidak percaya kepada Tuhan?


Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji. Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, – sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Mazmur 63:5-9

Mengapa banyak orang tidak percaya kepada Tuhan? Pertanyaan ini mungkin sudah ada sejak Adam dan Hawa. Sebelum mencoba menjawab pertanyaan ini, perlu ditegaskan bahwa Tuhan di sini adalah Tuhan menurut iman Kristen. Tuhan yang mahakuasa, tetapi juga yang mahakasih. Tuhan yang mengurbankan Anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus, untuk menebus manusia yang berdosa.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3: 16

Adalah kenyataan bahwa Adam dan Hawa adalah manusia pertama yang meragukan iktikad Tuhan. Mereka tidak yakin akan maksud baik dan kasih Tuhan ketika Tuhan mengizinkan mereka untuk memakan semua buah yang ada di taman Eden, kecuali buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Karena itu, dengan mudah mereka terkecoh oleh bujukan iblis sehingga mereka diusir Tuhan dari taman Eden dan kehilangan kesempatan untuk hidup untuk selamanya bersama Tuhan. Mereka kemudian harus berjuang dalam dunia yang penuh semak duri.

Apakah Tuhan sebenarnya mengasihi Adam dan Hawa? Ataukah Ia hanya menciptakan mereka sebagai obyek kemahakuasaan dan otoritas-Nya? Ini sering dipertanyakan orang, dan sebagian orang Kristen percaya bahwa Adam dan Hawa diciptakan Tuhan semata-mata untuk kemuliaan-Nya. Itu kurang benar. Tuhan menciptakan manusia karena Ia adalah Tuhan yang kreatif dan senang menciptakan apa yang baik. Ia juga ingin agar manusia bisa merasakan kasih-Nya. Berbeda dengan makhluk lain, manusia diciptakan menurut gambar Tuhan, untuk bisa mengasihi Dia dan sesama. Selain itu, ketika Tuhan menciptakan manusia, Dia memberi mereka pekerjaan yang baik untuk dilakukan, agar mereka dapat menyadari kebaikan Tuhan dan mencerminkan citra-Nya dalam cara hidup dan tanggung jawab mereka yang peduli terhadap seisi dunia dan sesama manusia.

Kejatuhan manusia membuktikan bahwa manusia gagal menyadari kasih Tuhan. Pada pihak lain, kejatuhan manusia membuktikan bahwa kasih Tuhan tidak pernah berakhir. Sebelum Adam dan Hawa di usir dari taman Eden, Tuhan memberi mereka pakaian yang membuktikan bahwa Tuhan mengasihi manusia dalam bentuk jasmani mereka. Tuhan juga menjanjikan datangnya seorang Juruselamat, Yesus Kristus, yang mengalahkan kuasa iblis sehingga manusia dapat kembali hidup bersama Dia untuk selamanya. Ini membuktikan adanya kasih Tuhan kepada manusia secara rohani. Jelas bahwa kasih Tuhan ada selama manusia hidup didunia, dan tetap ada setelah manusia meninggalkan dunia ini. Kasih Tuhan adalah kunci kehidupan manusia, sekarang dan selamanya.

Sekalipun Tuhan mengasihi seluruh umat manusia dalam hal memberi kesempatan bagi siapa saja untuk mendengarkan panggilan-Nya, tidak semua orang akhirnya menjadi pengikut-Nya. Tetapi, bagi orang-orang yang mau mendengar firman-Nya, firman Tuhan serupa dengan benih yang jatuh di tanah yang baik. Mereka adalah orang-orang yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan (Lukas 8: 15). Mereka menjadi orang yang benar-benar beriman, karena mereka menyambut uluran tangan Tuhan. Mereka mengakui adanya Tuhan yang mahakasih selama hidup di dunia.

Mereka yang tidak dapat merasakan kasih Tuhan mungkin pernah mengalami kepahitan hidup sehingga tidak percaya bahwa Tuhan itu ada. Pada pihak yang lain, ada orang-orang yang karena hidup dalam kenyamanan, merasa bahwa semua kesuksesan mereka adalah karena jerih payah mereka sendiri, atau karena jasa orang lain. Bagi orang-orang ini, kasih Tuhan sangatlah sulit untuk diterima karena keyakinan bahwa ada atau tidaknya Tuhan tidak akan mengubah atau mempengaruhi keadaan mereka. Mereka lupa bahwa jika tidak karena kasih Tuhan, manusia tidak akan bisa hidup di dunia yang dengan seluruh alam semesta, tetap berjalan dengan teratur sesuai dengan pemeliharaan Tuhan (Roma 1: 20).

Mereka yang percaya kepada Kristus, adalah orang-orang yang dengan pertolongan Roh Kudus bisa merasakan kasih Tuhan dalam hidupnya. Mereka yang sudah menerima kasih Tuhan, kemudian bisa hidup dalam rasa syukur dalam keadaan apa pun. Baik dalam suka maupun duka, orang Kristen sejati adalah orang yang bisa merasakan kasih Tuhan, seperti doa Daud dalam Mazmur 63: 5-9 di atas. Orang Kristen sejati adalah orang yang merasa cukup dan selalu memuji Tuhan selama hidup. Mereka ingat kepada Tuhan sepanjang hari, merenungkan kasih-Nya, dan menyadari bahwa Tuhan adalah sumber pertolongan mereka.

Mengapa orang tidak percaya kepada Tuhan? Jawabnya sekarang sudah jelas. Ketidakpercayaan adalah karena mereka dengan sengaja menolak kenyataan tentang adanya kasih Tuhan dalam hidup mereka. Dalam Alkitab ada tertulis bahwa barangsiapa tidak mengasihi orang yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya (1 Yohanes 4:20). Senada dengan ayat ini, kita bisa mengerti bahwa jikalau seorang tidak mau menyadari adanya penyertaan Tuhan selama hidupnya di dunia, maka ia tidak mungkin bisa percaya akan kasih Tuhan yang ada di surga. Apakah Anda benar-benar sudah dapat merasakan kasih Tuhan dalam hidup Anda, baik dalam kesusahan maupun kegembiraan? Semoga Roh Kudus menolong kita untuk bisa bersyukur atas hidup kita, yang sekarang dan yang akan datang.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s