“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Yohanes 14: 27

Jika tiba waktu anda untuk meninggalkan dunia ini, apakah yang akan anda wariskan kepada orang yang anda cintai? Pertanyaan ini mungkin lebih mudah dijawab oleh orang yang sudah berumur karena mereka yang masih muda mungkin berpikir bahwa mereka belum saatnya untuk memikirkan hal itu. Walaupun demikian, hari ini saya merasa sedih karena seorang teman baik saya sejak SMA sudah dipanggil Bapa secara tidak disangka, akibat kecelakaan jalan raya.
Tidak ada seorang pun yang tahu berapa lama ia akan hidup di dunia. Jika Tuhan sudah memanggil kita, kita tidak lagi memerlukan tubuh, kepandaian dan harta kita. Walaupun demikian, banyak orang yang mati-matian bekerja, bahkan sampai usia uzur, mungkin untuk mengumpulkan harta sebagai warisan bagi anak-anaknya. Pada pihak yang lain, ada orang-orang yang tidak dapat meninggalkan harta tetapi memberikan kenangan yang manis, yang tidak terlupakan, bagi mereka yang ditinggalkan. Mereka itu meninggalkan sesuatu yang tidak bisa dihabiskan oleh generasi penyambung.
Inilah yang saya rasakan berkenaan dengan berpulangnya teman saya yang sudah lama membaktikan diri tanpa pamrih sebagai Facility Manager di sebuah Universitas, sebagai pengurus di sebuah yayasan SMA, serta penatua sebuah gereja di Surabaya. Segala apa yang sudah disumbangkannya kepada masyarakat tidaklah dapat diukur secara jasmani, tetapi sungguh besar jika dinilai secara rohani, terutama karena teman saya ini juga memimpin katekisasi (pemuridan) di gerejanya. Melalui bimbingan Roh Kudus, banyak orang bisa diberinya pengarahan untuk mau dibaptis sebagai orang yang sudah diselamatkan.
Sungguh disayangkan bahwa di jaman modern ini, banyak orang yang memusatkan perhatian pada harta duniawi. Kekayaan, kepandaian, kemasyhuran dan lain-lain sering menjadi tujuan kerja keras mereka. Namun, pada akhirnya semua itu tidak bisa menunjang keselamatan dan kebahagiaan mereka.
Sekalipun warisan itu pada umumnya dimaksudkan untuk membahagiakan mereka yang diwarisi, ada kalanya warisan menjadi beban buat mereka. Misalnya pernah terjadi properti warisan orang tua ternyata mengundang pajak yang besar. Juga sering terjadi, anak yang tiba-tiba menerima warisan besar, hidupnya malah jatuh berantakan. Tentu saja keadaan yang demikian harus bisa kita hindari. Warisan harus sesuatu yang berharga, berguna, menolong, dan membahagiakan orang yang diberi, agar mereka bisa merasakan cinta kasih mereka yang memberi.
Jika kita memikirkan diri kita saat ini, adakah pemberian yang benar-benar berharga yang bisa kita harapkan dari seseorang dan akan membuat kita bahagia untuk selamanya? Tentu saja tidak ada. Lain halnya kalau Tuhan yang menjanjikan. Ayat di atas adalah janji Kristus sebelum meninggalkan murid-murid-Nya. Yesus berkata bahwa hanya Dia yang dapat menggenapi janji-Nya dengan memberikan damai sejahtera bagi umat-Nya.
Buat orang Kristen seperti kita, tidak ada sesuatu yang lebih berharga, lebih berguna, lebih menolong, dan lebih membahagiakan daripada harta surgawi, keselamatan yang kita terima melalui Yesus Kristus. Penebusan dosa kita memungkinkan Allah menerima kita sebagai anak-anak-Nya. Pengorbanan Kristus juga membuka mata rohani kita, memberikan kita kemampuan untuk melihat betapa besar kasih Allah kepada manusia.
Damai sejahtera yang diberikannya tidaklah seperti yang dijanjikan dan diberikan oleh dunia. Kebahagiaan dan damai sejahtera yang dijanjikan dunia adalah sebatas kemampuan manusia, dan sekalipun mereka yang paling kaya, paling bijaksana ata pun yang paling berkuasa, tidak akan dapat memberi kita sesuatu yang sempurna dan abadi.
Hari ini, marilah kita memikirkan apa yang pantas untuk ditinggalkan untuk orang-orang yang kita kasihi. Sesuatu yang benar-benar berharga, pasti berguna, sangat menolong, dan membawa kebahagiaan yang abadi bagi mereka. Hanya ada satu hal yang penting untuk mereka: Yesus. Marilah kita berdoa memohon agar Tuhan membimbing mereka dalam hidup mereka, memberikan iman yang teguh dan menumbuhkan kasih mereka kepada Tuhan dan sesama.
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” Matius 16:26