Siapakah yang akan ditolak Tuhan?

“Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu jug? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Matius 7: 22-23

Bagi sebagian orang Kristen, pertanyaan apakah dirinya akan diterima untuk masuk ke surga mungkin terkadang timbul. Menurut sumber-sumber Kristen, mereka yang mementingkan kedaulatan Tuhan, justru sering mempertanyakan apakah mereka memang orang pilihan. Itu karena mereka percaya bahwa manusia tidak mempunyai peran apa pun dalam keselamatan. Sebaliknya, mereka yang menekankan kehendak bebas, sering merasa yakin akan keselamatannya jika cara hidupnya dirasa cukup baik. Dalam hal ini, orang Kristen sering tidak sadar bahwa keselamatan tidak bisa dijamin sekalipun kita yakin sudah dipilih atau yakin sudah sering berbuat baik. Lalu bagaimana kita mendapat keyakinan bahwa kita sudah diselamatkan?

Ayat-ayat di atas sering dikumandangkan di gereja untuk memperingatkan umat Kristen bahwa tidak semua orang yang merasa sudah dipilih atau yang merasa sudah hidup menurut firman akan diselamatkan. Bagaimana bisa begitu? Dikatakan bahwa Tuhan akan menolak mereka dan berkata; Aku tidak pernah mengenal kamu! Ini adalah aneh karena Tuhan yang mahatahu seharusnya tahu dan mengenali setiap umat-Nya.

Jika kita baca lagi ayat-ayat di atas, kita akan bisa mengerti bahwa Tuhan sama sekali tidak kaget dengan adanya orang-orang yang bukan umat sejati. Mengenal dalam hal ini menunjuk pada adanya hubungan erat. Hubungan antara dua pihak sudah tentu melibatkan komunikasi dua arah. Jika seseorang memilih untuk tidak peduli kepada Tuhan, hubungan antara dia dan Tuhan adalah kosong dan karena itu Tuhan tidak menganggap orang itu sebagai umat-Nya.

“Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.” Yohanes 10: 14-15

Ketika Yesus berkata, “Aku tidak pernah mengenalmu,” kepada orang yang berpura-pura percaya, maksud-Nya adalah bahwa Dia tidak pernah mengenali mereka sebagai murid sejati atau sahabat-Nya. Dia tidak pernah memiliki keserupaan dengan mereka atau menyetujui cara hidup mereka. Mereka bukan kerabat-Nya (Markus 3:34–35). Kristus tidak tinggal di dalam hati mereka (Efesus 3:17), dan mereka juga tidak memiliki pikiran-Nya (1 Korintus 2:16). Dalam semua hal ini dan lebih banyak lagi, Yesus tidak pernah mengenal mereka. Perhatikan bahwa Yesus tidak memutuskan hubungan di sini – memang tidak pernah ada hubungan yang harus diputuskan. Yesus bukan oknum yang menyebabkan mereka tidak mau membina relasi. Terlepas dari kata-kata mereka yang muluk-muluk dan semangat keagamaan yang mencolok, mereka tidak mau memiliki keintiman dengan Kristus.

Dalam kata-kata Yesus pada hari penghakiman, kita melihat beberapa kebenaran penting: bukanlah klaim lisan bahwa seseorang mengikuti Yesus yang menyelamatkan (Matius 7:21). Kekristenan nominal, atau sekadar menjadi orang Kristen menurut KTP, atau menjadi anggota gereja tertentu, tidak dapat menyelamatkan. Selain itu, ini bukanlah peragaan wawasan teologi atau kuasa rohani yang menyelamatkan (ayat 22). Seseorang bisa terlihat seperti orang Kristen di mata orang lain, namun tetap menjadi “pelaku kejahatan” di hadapan Tuhan dan dijauhkan dari hadirat-Nya (ayat 23). Hanya mereka yang melakukan kehendak Bapa dan yang dikenal Tuhan yang akan masuk surga.

Kata-kata muram itu “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan” dalam Matius 7:23 justru menunjukkan bahwa Yesus memang mahatahu. Dia tahu apa yang ada dalam hidup dan hati kita. Kecaman Yesaya atas kemunafikan sangat cocok dengan kelompok ini: “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan” (Yesaya 29:13). Pelaku kejahatan yang tidak dikenal Yesus adalah orang-orang Kristen palsu yang bukan pelaku firman. Orang-orang ini tidak pernah Ia kenal, dan tidak akan menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22-23); sebaliknya, mereka akan menghasilkan sebaliknya, perbuatan daging (Galatia 5:19-21).

Yesus memperingatkan bahwa suatu hari Dia akan memberi tahu sekelompok praktisi agama, “Aku tidak pernah mengenalmu.” Tuhan tidak senang mengirim orang ke neraka (2 Petrus 3:9). Tetapi mereka yang disuruh pergi telah menolak tujuan dan rencana kekal Allah bagi hidup mereka (Lukas 7:30). Mereka menolak terang Injil (2 Korintus 4:4), memilih kegelapan, karena perbuatan mereka jahat (Yohanes 3:19). Pada penghakiman, mereka mencoba untuk membenarkan diri mereka sebagai layak surga atas dasar perbuatan mereka (nubuatan, pengusiran setan, mujizat, dll.), tetapi tidak seorang pun akan dibenarkan oleh perbuatannya sendiri (Galatia 2:16).

Malam ini, kita harus menyadari bahwa yang terpenting pada akhirnya bukanlah tingkat pengenalan kita akan Tuhan, tetapi apakah Tuhan mengenal kita. Seperti yang dijelaskan Paulus, “Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.” (1 Korintus 8:3). Sudahkah Anda mewujudkan kasih Anda kepada Allah dalam hidup sehari-hari?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s