Sikap kita dalam menghadapi perundungan

Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia mengolok-olokkan orang Yahudi dan berkata di hadapan saudara-saudaranya dan tentara Samaria: ”Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?” Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya: ”Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka.” Nehemia 4:1-3

Dalam media sosial ataupun dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membaca atau mendengar kata bully. Tak dapat dipungkiri bahwa kata ini begitu populer dalam masyarakat mana pun, termasuk Indonesia. Bullying atau perundungan sendiri adalah sebuah kegiatan penyalahgunaan kekuasaan atau ‘kekuatan’ yang bertujuan untuk menyakiti orang lain baik dalam bentuk fisik, psikis atau perkataan sehingga sang korban seringnya akan merasakan sakit, depresi atau terjebak dalam keputusasaan. Biasanya, pelaku adalah orang yang merasa mempunyai posisi yang lebih tinggi atau lebih ‘kuat’ dari sang korban. Tetapi, ada juga perundungan yang terjadi di antara dua pihak yang bermusuhan. Dalam hal in, perundungan mungkin muncul dalam bentuk ancaman atau intimidasi.

Perundungan bisa terjadi di sekolah, di kantor, di rumah, di gereja dan di mana saja, termasuk di dunia maya. Ini sudah ada sejak dulu, tetapi baru sejak dekade yang lalu disorot orang karena akibatnya yang sangat destruktif dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang menjadi hancur hidupnya setelah menjadi korban perundungan. Jika perundungan begitu buruk akibatnya dan hanya akan menyakiti orang lain, mengapa banyak orang yang kerap kali melakukannya?

Sekalipun Alkitab tidak mempunyai kata perundungan, dalam ayat di atas ada kata-kata yang berkaitan dengan perundungan. Pada waktu itu, Nehemia berada di Yerusalem dan berusaha mengerahkan orang-orang Yahudi untuk bersama-sama membangun kota itu, yang sudah porak-poranda karena berbagai serangan tentara musuh. Nehemia tidak mempunyai orang-orang yang berpengalaman dalam hal membangun, dan karena itu ia menerima bantuan dari banyak orang Yahudi yang mempunyai berbagai latar belakang dan pekerjaan. Sudah tentu, mereka tidak dapat bekerja sekeras atau secepat mereka yang biasa membangun. Ketika itulah ada beberapa orang non-Yahudi yang mengejek dan berusaha mematahkan semangat Nehemia dan pengikutnya.

Ada berbagai istilah mengenal perundungan yang perlu diketahui umat Kristen, diantaranya:

  1. Intimidasi fisik adalah bullying yang berbentuk kekerasan badani, seperti: mendorong, memukul, melukai, dan meludahi.
  2. Intimidasi emosional adalah bullying yang melibatkan faktor-faktor lain selain interaksi fisik, seperti: penghinaan, komentar yang menghina, memberi nama panggilan, membodoh-bodohkan dan mengolok-olok.
  3. Intimidasi individu adalah bullying yang dilakukan perorangan dan bisa terjadi baik secara langsung atau online. Intimidasi individu juga bisa dilakukan dengan cara intimidasi fisik atau intimidasi emosional.
  4. Intimidasi kelompok adalah bullying yang dilakukan beramai-ramai terhadap seseorang, dengan cara intimidasi fisik atau intimidasi emosional. Ini juga dapat dilakukan secara langsung atau di dunia maya.

Keempat jenis perundungan di atas sudah dilakukan kepada orang-orang Yahudi yang ingin membangun kembali kota Yerusalaem (baca Nehemia 4).

Banyak faktor yang memicu seseorang untuk melakukan perundungan, di antaranya yang paling umum adalah:

  • Kurangnya kepercayaan diri sendiri: sang pelaku ingin merasa ‘lebih baik’ dengan cara merundung; yang akhirnya memberikan mereka kepuasan yang bersifat sementara tanpa menyadari efek berkepanjangan pada korban .
  • Kurangnya empati kepada orang lain: biasanya para pelaku akan mencari alasan pembenaran kelakuan mereka jika ditanyakan. Namun bagaimanapun, tidak ada satu pun alasan yang bisa membenarkan sebuah tindakan tidak terpuji seperti bullying. Kurangnya hati nurani adalah penyebab utamanya, alih-alih alasan lain yang mereka coba buat.
  • Mencari-cari perhatian: sang pelaku merasa ‘hebat’ dengan menindas orang lain dan mendapatkan atensi dari banyak orang. Yang sebenarnya, bisa jadi salah satu tanda gangguan mental yang ia idap, seperti kecenderungan narsistik akut yang membuatnya ingin selalu dipandang sebagai yang ‘terhebat’.
  • Perbedaan suku, agama atau ras, dan antar agama: SARA adalah salah satu penyebab perundungan yang paling sering dijumpai. Ini karena adanya orang-orang dari golongan tertentu yang menganggap rendah orang lain. Dan inilah yang terjadi pada Nehemia dan pengikutnya.

Perundungan terhadap seseorang adalah suatu dosa, dan maraknya kasus semacam ini di berbagai tempat adalah sangat menyedihkan. Herannya, khotbah gereja jarang sekali membahas hal perundungan di kalangan umat Kristen. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa kasus perundungan adalah marak di antara umat Kristen, tetapi jarang dibahas karena adanya rasa tabu. Pada pihak lain, perdebatan antar golongan Kristen yang ada di media, dan yang sering kali sudah melampaui batas-batas etika, juga bisa digolongkan sebagai usaha perundungan sesama.

Hari ini, anda mungkin ingin tahu bagaimana reaksi Yesus seandainya Ia masih ada bersama kita sekarang ini. Matius 5: 22 bisa memberi sebuah gambaran:

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Jelas bahwa Yesus membenci bentuk perundungan sekecil apa pun. Karena itu, sebagai umat Kristen kita harus ikut berusaha bersama masyarakat umum, badan gereja, aparat hukum dan pemerintahan untuk menghilangkan praktik perundungan dari kehidupan masyarakat. Itu adalah bagian panggilan kita untuk mengasihi sesama manusia.

Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita” Amsal 14: 21

Apa yang dilakukan Nehemia dalam menghadapi perundungan dan ancaman musuh-musuhnya? Ia berdoa kepada Tuhan dan meminta pertolongan. Ia tahu bahwa perundungan sudah terjadi bukan hanya terhadap dia dan pengikutnya.

Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan. Jangan Kaututupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan Kauhapus dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun. Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.” Nehemiya 4: 4-6

Sepertinya, doa Nehemia ini terdengar sangat keras nadanya. Tetapi, itu adalah jeritan hatinya yang merasa bahwa Tuhanlah yang sudah dihina, karena perundungan yang sudah dilakukan oleh Sanbalat dan Tobia. Nehemia yang sudah disertai Tuhan sehingga ia diizinkan raja Artahsasta dari Persia untuk pergi ke Yerusalem, tahu bahwa ia mengemban tugas berat untuk membagun kembali kota Yerusalem untuk kemuliaan-Nya (Nehemiya 1,2). Oleh sebab itu, ia berdoa agar Tuhan menyertai bangsa Israel dalam perjuangan membangun kota Yerusalaem sampai selesai.

Hari ini kita bisa belajar bahwa jika kita mengalami perundungan, kita boleh berdoa kepada Tuhan untuk memohon perlindungan dan kekuatan, jika kita terancam untuk tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban sehari-hari yang diberikan Tuhan kepada kita. Lebih dari itu, Nehemia juga menunjukkan bahwa kita juga harus berani berjuang sepenuh hati untuk melenyapkan bahaya dan ancaman mereka yang ingin menghancurkan pekerjaan Tuhan (Yeremia 4).

“Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu.” Nememia 4:14

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s