“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”Roma 12: 2

Sebagian besar orang Kristen tahu bahwa mereka harus hidup baik. Walaupun demikian, sebagian lagi memilih untuk tidak menekankan hal ini dengan alasan bahwa penekanan atas hidup baik seakan menunjukkan bahwa anugerah Tuhan adalah tidak cukup untuk menjamin keselamatan. Perbedaaan pendapat ini seringkali menimbulkan perdebatan antar umat Kristen, sekalipun dalam kenyataannya tidak ada orang Kristen yang percaya bahwa keselamatan dapat diperoleh dari perbuatan baik (seperti yang diajarkan dalam agama lain).
Semua orang Kristen percaya bahwa keselamatan dan iman datang dari Tuhan. Jadi mengapa orang Kristen harus berbuat baik? Hidup baik berarti hidup dengan melakukan apa yang baik untuk menyatakan kasih kita kepada Tuhan dan kepada sesama. Kita tahu bahwa hukum yang utama bagi setiap orang Kristen bukanlah hukum Taurat, tetapi dua hukum yang merupakan inti dari hukum Taurat:
“Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Matius 22:36-40
Pelaksanaan hukum yang utama adalah bukan saja tanda orang percaya, tetapi adalah syarat untuk menjadi orang benar-benar percaya. Mengapa begitu? Suksesnya sesorang dalam menjalankan hukum ini memang bukan kunci keselamatan, tetapi kemauan sesorang untuk selalu berusaha melakukan hukum ini adalah tanda bahwa orang itu adalah orang Kristen sejati, orang yang sudah dipilih. Mereka yang bukan orang percaya susah tentu tidak akan memahami hukum Tuhan ini, sedangkan mereka yang mengaku percaya pasti tidak dapat menghindarinya. Perintah Tuhan ini berlaku atas semua orang percaya, sekalipun Tuhan tahu bahwa tidak ada seorang pun yang bisa melaksanakannya dengan sempurna. Kita ingat bahwa pada waktu Yesus memerintahkan Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya, Ia tahu bahwa Petrus jauh dari sempurna.
Tuhan memberikan perintah untuk hidup baik, dan ini tidak boleh diingkari dengan alasan bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri kita dari kematian akibat dosa dengan berbuat baik. Kita tidak dapat menolaknya dengan alasan kita tidak dapat melaksanakannya dengan sempurna. Itu karena kita adalah orang yang sudah dipilih menjadi hamba-Nya. Seorang hamba harus taat kepada tuannya. Perintah Tuhan untuk hidup baik yang muncul berkali-kali dalam Alkitab adalah perintah untuk orang percaya yang sudah diselamatkan, agar selama hidup di dunia mereka mempunyai relasi yang baik dengan Tuhan dan sesamanya. Ia tidak memberikan kedua hukum ini dan berbagai petunjuk hidup baru lainya untuk mereka yang tidak percaya, karena mustahil bagi mereka untuk bisa mengerti dan mau melaksanakannya tanpa bimbingan Roh Kudus.
Sebagian orang Kristen kurang mau memikirkan perintah Tuhan ini dengan alasan bahwa kemampuan setiap orang Kristen adalah berbeda, dan itu sudah ditetapkan Tuhan. Karena itu Tuhan yang sudah memilih mereka, sudah pasti akan mengerti mengapa mereka tidak dapat memaksakan diri untuk berbuat baik dan hidup baik. Mereka berpendapat bahwa penekanan akan pentingnya hidup baik akan mengurangi penghargaan atas kedaulatan Tuhan yang sudah memberi anugerah keselamatan dengan cuma-cuma. Tetapi, pandangan yang keliru ini bukanlah pandangan rasul Paulus. Untunglah, hanya sebagian kecil orang Kristen yang terjebak dalam pandangan ini.
Dalam ayat di atas, Paulus menulis bahwa kita harus mau untuk berubah dari hidup laa kita. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu”, begitu tulisnya. Karena kita sudah lahir baru, kita harus mau menolak apa saja yang membuat kita mirip dengan orang yang tidak diselamatkan. Kita bertanggung jawab atas cara hidup kita, sehingga kita benar-benar mau memilih apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Kita tidak boleh memakai alasan bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita sudah ditetapkan Tuhan dan kita tidak dapat melawan berbagai godaan iblis yang berusaha membuat hidup kita serupa dengan orang dunia. Apa perbedaan antara umat Tuhan dan umat iblis, dapat dilihat dari ayat ini.
“Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Matius 7: 16-20
Ayat ini sering dipakai untuk menimbang apakah sesorang adalah orang yang sudah diselamatkan. Dari apa yang dihasilkan dalam hidup mereka, orang bisa menetapkan apakah si A akan masuk ke surga atau tidak. Ini tidak tepat. Apa yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah, bahwa orang yang sudah diselamatkan sudah tentu akan mau diubah dari hidup lamanya yang tidak berbuah, menjadi hidup baru yang menghasilkan banyak buah yang baik. Mereka yang tidak berbuah yang baik adalah orang-orang yang tidak diselamatkan, atau orang-orang yang sudah diselamatkan tetapi masih mengabaikan ajakan Roh Kudus untuk berubah. Hari ini kita harus sadar bahwa cara hidup kedua golongan ini tidak akan membawa kemuliaan bagi Allah. Mereka yang sudah diselamatkan tapi belum mau berubah dari hidup lamanya adalah orang-orang Kristen yang justru bisa menjadi batu sandungan dan penyesat bagi mereka yang ingin menjadi orang Kristen yang setia, yang berusaha menjalankan apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Mereka juga bisa menjadi penghalang bagi orang lain untuk mau menerima panggilan Yesus untuk bertobat.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Lukas 17:1