Perintah Tuhan untuk mereka yang sudah lahir baru

“Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” Efesus 4: 21-24

Anda sudah lahir baru? Pertanyaan ini mungkin pernah anda dengar. Jika Anda mengaku percaya kepada Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, sudah tentu Anda akan menjawa “ya”. Setelah kita dilahirkan kembali, di dalam Kristus kita telah dibangkitkan dari keadaan mati kita secara rohani, untuk masuk ke hidup yang baru.

Apakah setelah lahir baru kita boleh merasa lega karena Tuhan sudah memilih kita? Seperti apa yang terjadi pada murid-murid Yesus ketika mereka dipilih oleh Yesus untuk mengikut Dia, tugas kita belum berakhir, tetapi justru baru dimulai. Kita yang pernah diperbudak oleh dosa dan keinginan daging kita sendiri, tidak akan mudah melepaskan diri dari ekses-eksesnya. Sebab itu, sekarang sebagai orang percaya kita harus “menanggalkan” hal-hal daging dan “mengenakan” hal-hal tohani (Efesus 4:21-24).

Dilahirkan kembali dimaksudkan untuk membalikkan cara hidup kita yang dulunya terpisah dari Kristus. Dan karena itu, kita harus meninggalkan dunia dan kekuasaannya atas kita. Inilah yang Paulus perintahkan untuk dilakukan oleh setiap orang percaya dalam Efesus 4:17-19.

Dalam Efesus 4, Paulus dengan nada serius memperkenalkan pengajarannya melalui peringatan yang sungguh-sungguh akan pentingnya apa yang akan dia katakan:

Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia.” Efesus 4: 17

Paulus mengklaim bahwa kata-katanya bukan dari dia sendiri. Apa yang akan dia katakan adalah instruksi dari Tuhan. Perintah Paulus adalah perintah Kristus. Paulus menetapkan perintah yang harus diperhatikan oleh semua orang Kristen. Perintah apakah itu?

Pertama, iman kepada Kristus menuntut perubahan radikal dalam gaya hidup orang percaya dari cara dia berperilaku dulu. Paulus yang pernah hidup dengan cara duniawi, dengan kuasa Roh Kudus kemudian bisa meninggalkan dan menolaknya. Karena itu, perintah Paulus adalah untuk berhenti hidup seperti dulu dan menempuh hidup baru dengan cara yang memuliakan Tuhan.

Kedua, perintah ini berkaitan dengan hubungan baru orang Kristen dengan dunia. Dulu, sebagai bagian dari sistem dunia, kita diasingkan dari Allah dan asing bagi kerajaan-Nya. Sekarang, sebagai orang-orang di dalam Kristus, kita adalah warga kerajaan Allah dan anggota tubuh-Nya, sekalipun kita masih hidup sebagai orang asing dan peziarah ke dunia ini (lihat Ibrani 11:13-16; 1 Petrus 1:1; 2:11).

Dunia kita saat ini adalah adalah budaya tempat kita hidup, yang berusaha menekan kita untuk menyesuaikan diri dengan nilai, standar, tujuan, dan perilakunya. Dunia yang paling memengaruhi kita adalah budaya tempat kita dibesarkan. Dunia ini seringkali membuat kita acuh tak acuh atas kebenaran Alkitab sebagai firman Tuhan. Itu adalah hidup “normal” menurut lingkungan kita.

Kekristenan, menurut Paulus, sering melintasi batas budaya kita, dan dengan demikian kita harus memutuskan untuk mengikuti Kristus dan berhenti mengikuti aturan dunia tempat kita hidup. Tekanan teman sekerja atau siapa pun yang bertentangan dengan kehendak Allah dan Firman-Nya seharusnya ditolak oleh orang Kristen, agar dia dapat berjalan sesuai dengan panggilan yang telah kita terima (Efesus 4:1).

Ketiga, Paulus berpendapat bahwa perilaku moral manusia adalah hasil dari proses mentalnya. Pemikiran yang dominan di sini, seperti yang kita temukan di tempat lain di Efesus, adalah bahwa doktrin kekristenan yang kita anut akan menentukan tingkah laku kita. Apa yang kita yakini memengaruhi cara kita berperilaku. Jika kita percaya bahwa kita sudah dipilih Tuhan, tetapi kurang yakin kalau Tuhan menyuruh kita untuk berubah dari hidup lama kita, mungkin kita mempunyai pengertian yang keliru tentang kehendak Tuhan. Mungkin juga kita belum mengenal Dia yang mahasuci.

Pagi ini, kita harus sadar bahwa jika kita puas dengan cara hidup kita, itu mungkin berarti kita merasa sudah sempurna. Atau mungkin, kita merasa tidak dapat berbuat apa-apa melawan “nasib” dan “kodrat” kita. Semua itu tidak benar, karena Tuhan jelas menyatakan melaui rasul Paulus bahwa perubahan hidup kita adalah suatu proses yang diperintahkan-Nya bagi kita untuk dilaksanakan. Kita harus tetap berusaha menanggalkan apa yang buruk, dan mengenakan apa yang baik, selama kita hidup di dunia.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s