Hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri

Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: ”Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: ”Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. 1 Korintus 11:23-29

Seminggu lagi kita akan merayakan hari Jumat Agung, hari kematian Yesus di kayu salib. Biasanya, kebaktian ibadah Jumat Agung selalu disertai dengan Perjamuan Kudus (kecuali pada saat COVID-19 masih gawat). Memang perjamuan kudus yang pertama diadakan Yesus bersama kedua belas muridnya sebelum Ia disalibkan, dan ini diperintahkan-Nya agar dijalankan oleh setiap umat Kristen guna memperingati pengurbanan-Nya. Perjamuan Kudus kemudian menjadi salah satu dari dua sakramen gereja Kristen (yang lain adalah baptisan).

Saya ingat bahwa menjelang acara Perjamuan Kudus, majelis gereja di Indonesia mengingatkan agar semua jemaat mempersiapkan diri dengan baik. Apa maksudnya? Ayat di atas mengingatkan bahwa setiap kali kita makan roti dan minum anggur perjamuan, kita memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Jadi jika kita dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, kita berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Dengan demikian, setiap umat Kristen yang ingin ikut perjamuan diminta agar meneliti cara hidupnya selama ini, meminta ampun akan dosa-dosanya, serta bertekad untuk memperbaiki hidupnya.

Saya tidak pasti berapa persen orang Kristen yang bersungguh-sungguh dalam meneliti apa yang sudah dilakukan mereka pada saat sebelum perjamuan kudus. Tetapi saya sering melihat orang yang seharusnya ikut perjamuan kudus, ternyata tidak mengambil roti dan anggur yang disediakan. Mungkin mereka merasa tidak layak untuk berpartisipasi dalam acara itu. Pada pihak yang lain, sebagian orang Kristen di zaman ini mungkin tidak lagi memandang acara ini sebagai sakramen, ritual suci yang diperintahkan Tuhan. Mungkin mereka memandangnya sebagai bagian ibadah rutin.

Jika kita membaca ayat di atas dan mempercayainya sebagai perintah Yesus yang masih relevan untuk zaman sekarang, sebenarnya mau tidak mau kita memandangnya sebagai ritual gereja yang sangat serius. Ritual yang perlu dipahami artinya, dilaksanakan dengan khidmat dan diikuti persyaratannya. Masalahnya, banyak orang Kristen yang tidak mengerti bahwa syarat ikut perjamuan kudus bukanlah mudah dipenuhi. Perjamuan kudus tidak bisa dirayakan seperti kita merayakan hari Natal.

Perjamuan kudus hanya bisa diikuti oleh orang yang mengakui bahwa tubuh Tuhan sudah dikurbankan untuk keselamatan manusia. Mereka yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan bukan hanya Juruselamat tidaklah patut untuk ikut ritual ini. Jika mereka memaksakan diri untuk ikut, mereka akan menambahi dosa mereka. Bagaimana orang Kristen bisa mengakui Yesus sebagai Juruselamat tetapi tidak sebagai Tuhan? Ini pertanyaan yang jarang didiskusikan umat Kristen.

Jika Yesus hanya serorang Juruselamat, kita harus bersyukur kepada Dia yang mau berkurban untuk kita. Mungkin juga, jika Ia sekadar kurban yang disediakan Allah Bapa, kita tidak perlu bersyukur kepada Dia tetapi kepada Bapa. Tetapi, jika kita perrcaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus adalah melambangkan tubuh Tuhan, kita mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan yang mahakuasa, seperti Sang Bapa. Dan karena itu kita harus mempunyai rasa takut dan tunduk kepada firman-Nya. Dengan demikian, adalah seharusnya jika kita hidup layak sebagai orang yang sudah diselamatkan-Nya.

Orang Kristen yang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan tentu boleh dan bahkan seharusnya ikut perjamuan kudus. Setiap kita mengikuti perjamuan kudus, kita diingatkan akan pengurbanan Yesus bagi kita. Kepada dunia kita menyatakan bahwa Tuhan sudah mati untuk menebus manusia dari hukuman dosa. Tetapi, ini bukan berarti bahwa kita boleh tetap hidup dalam dosa. Barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Barangsiapa yang ikut perjamuan kudus, tetapi tidak mau menaati firman Tuhan dalam hidupnya, akan menodai imannya. Siapa yang tidak menaati firman Tuhan adalah orang yang tidak takut akan Tuhan, atau orang yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan.

Sebagian orang Kristen memandang perjamuan kudus adalah sesuatu yang baik untuk mengingatkan mereka atas dosa-dosa dan cara hidup yang kurang baik selama ini. Tetapi, bagi mereka peringatan ini terlalu sering datang dan membuat mereka terbiasa. Sebelum mengikuti perjamuan kudus, mereka memikirkan cara hidup mereka, dan mungkin mengakui dosa-dosa mereka, Mereka memohon ampun, lalu ikut makan roti dan anggur. Kenudian hidup berjalan seperti biasa, sampai saatnya datang untuk perjamuan kudus lagi. Life goes on. Tidak ada yang berubah. Everything stays the same.

Ayat di atas menyatakan bahwa setiap orang Kristen sudah diberi kemampuan dan bahkan diperintahkan untuk menguji dirinya sendiri. Itu adalah tanggung jawab mereka. Mereka bisa memikirkan apakah hidup mereka sudah berubah, makin lama makin menyerupai Yesus. Ini bukan berarti bahwa mereka akan bisa menjadi sempurna. Tetapi mereka harus mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dalam hidup mereka. Tuhan yang membenci dosa dan kejahatan, dan yang sudah menyatakan kehendak-Nya melalui Alkitab. Lebih dari itu, Roh Kudus sudah dikaruniakan kepada semua umat Tuhan. Kita tidak bisa berkali-kali mendukakan Roh Kudus dan selalu mengikuti perjamuan kudus tanpa mengalami perubahan cara hidup. Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya dalam hidup. Kasih Yesus menyertai orang-orang yang mau berubah dari hidup lama mereka.

Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: ”Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Yohanes 5:14

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s