“Dan engkau anak manusia, Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi nama-Ku.” Yehezkiel 33:7
Penjaga yang disebut dalam ayat di atas adalah orang yang bertanggung jawab untuk melindungi kota dan instalasi militer dari serangan mendadak musuh dan potensi bahaya lainnya. Kota-kota Israel kuno sering menempatkan penjaga di tembok tinggi atau di menara pengawas. Tugas mereka adalah berjaga-jaga dan memperingatkan penduduk kota tentang ancaman yang akan datang.
Kata Ibrani tsa-phah yang diterjemahkan “penjaga” berarti “orang yang mengintai”, “orang yang memata-matai”, atau “orang yang mengawasi”. Penjaga adalah pengintai yang mencari adanya teman maupun musuh yang mendekat. Tetapi, penjaga juga diperlukan untuk nengawasi landang dan kebun anggur selama musim panen.
Pada saat menjelang hari Paskah ini, tentunya kita ingat bahwa Tuhan Yesus pernah meminta agar tiga orang muridnya untuk berjaga-jaga dengan Dia karena Ia merasa sedih ketika sadar bahwa saatnya segera tiba bahwa Ia akan diadili dan kemudian dihukum mati (Matius 26: 38). Yesus mengajak murid-muridnya untuk bersama-sama menhadapi saat yang genting itu dan mendapatkan kekuatan rohani dalam kebersamaan. Tetapi ketiga murid itu jatuh tertidur dan tidak sanggup membuka mata mereka.
Dalam ayat di atas Alkitab menyebut penjaga dalam arti rohani. Tuhan menunjuk para nabi sebagai penjaga spiritual atas jiwa umat-Nya. Tugas para nabi sebagai penjaga adalah mendorong umat Allah untuk hidup dengan setia dan memperingatkan mereka tentang bahaya murtad dari Tuhan dan godaan untuk melakukan kejahatan. Sebagai penjaga, para nabi juga dipanggil untuk memperingatkan orang-orang jahat tentang penghakiman dan kehancuran yang akan menimpa mereka kecuali mereka berbalik dari jalan-jalan jahat mereka. Memang setiap manusia, Kristen maupun bukan, sampai sekarang harus mempertanggungjawabkan apa yang dipilih dan dilakukannya.
Penjaga rohani Israel memikul tanggung jawab yang berat di hadapan Tuhan. Jika seorang nabi seperti Yehezkiel gagal untuk memperingatkan orang lain atas apa yang Allah telah tetapkan untuk dia lakukan, nyawanya sendiri berada dalam bahaya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas dosa orang itu (Yehezkiel 33:2–6). Seorang penjaga yang buta atau tidak taat kepada Firman Tuhan membuat orang-orang yang seharusnya dilindunginya menjadi terbuka atas bahaya dan penderitaan (Yesaya 56:10).
Ketaatan adalah satu-satunya tindakan bagi seorang penjaga yang benar: “Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.” (Yehezkiel 33:9).
Peran penjaga rohani berlanjut dalam Perjanjian Baru dalam bentuk pemimpin gereja. Umat Tuhan diperintahkan untuk menaati pemimpin gereja: “ Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu (Ibrani 13:17).
Sebenarnya, Tuhan memanggil bukan hanya pemimpin, tetapi semua orang Kristen untuk menjadi penjaga saudara-saudara seiman. Yesus memberi tahu para murid-Nya untuk “berjaga dan berdoa agar kamu tidak jatuh ke dalam pencobaan. Roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Markus 14:38). Dengan demikian, kita harus mau saling mengingatkan agar hidup kita tetap dijalani sesuai dengan kehendak Tuhan yang sudah dinyatakan dalam Alkitab.
Adalah suatu kebodohan jika kita percaya bahwa segala seuatu sudah ditentukan oleh Tuhan sehingga kita tidak perlu berjaga-jaga. Adalah suatu kesombongan jika kita percaya bahwa sebagai umat-Nya kita tidak dapat jatuh dalam dosa yang mematikan kerohanian kita. Adalah suatu keteledoran jika kita membiarkan atau meyebabkan saudara kita jatuh dalam pencobaaan atau cara hidup yang sesat. Memang Tuhan mahakuasa, tapi itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu menjadi penjaga-penjaga saudara kita. Akankah kita akan menghindari tanggung jawab kita?
Firman TUHAN kepada Kain: ”Di mana Habel, adikmu itu?” Jawabnya: ”Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Kejadian 4:9