Hidup dalam iman yang tak tergoncangkan

“Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” 2 Korintus 5: 6 – 7

Membedakan titik dan koma tentunya tidak sulit bagi orang yang melek huruf. Walaupun demikian, banyak orang yang kurang mengerti bagaimana menempatkan koma dan titik pada posisi yang tepat dalam sebuah kalimat. Begitu juga, orang sering bingung dalam hidup ini mengenai hal yang serupa. Bagaimana kita tahu bahwa apa yang kita alami masih berakhir dengan sebuah koma dan bukan titik? Bagaimana kita yakin bahwa penderitaan dan masalah yang kita hadapi sekarang ini hanya untuk sementara dan bukannya titik akhir? Bagaimana kita bisa tahu bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita saat ini adalah kehendak Tuhan dan bukannya apa yang dipakai Tuhan untuk mencapai apa yang dikehendaki-Nya pada masa mendatang?

Apakah Tuhan sudah menyatakan kehendak-Nya jika Anda merasa bahwa tidak ada lagi jalan keluar dari masalah yang Anda hadapi? Ataukah Anda masih mencari apa yang dikehendaki-Nya untuk dapat mengambil keputusan? Jika semua memang sudah ditentukan Tuhan, apakah Anda masih mau berjuang? Ini adalah pertanyaan yang bisa muncul dalam pikiran orang yang percaya kepada Tuhan yang berdaulat. Ketika segala sesuatunya terlihat buruk, ketika kita menghadapi berbagai krisis, reaksi kita, berdasarkan cara berpikir manusiawi, sering kali bisa berupa kepasrahan, kekalahan, atau keputusasaan.

Adalah umum, jika manusia tidak melihat jalan keluar dari situasi atau krisis yang dihadapi, mereka akan bersiap untuk menyerah. Fatalisme mungkin datang dan mereka menyangka bahwa semua itu sudah kehendak Tuhan. Dan sejujurnya, jika dalam hidup kita selalu bergantung pada kekuatan kita sendiri, memang harus begitu apa yang kita rasakan. Tapi, perasaan itu mungkin hanya bayangan kita, karena kita tidak tahu apa yang Tuhan rencanakan. Masa depan dan bahkan esok hari belum dinyatakan kepada kita. Apa yang sudah dinyatakan dalam Alkitab adalah bahwa Allah, melalui kuasa-Nya yang besar yang bekerja di dalam kita, mampu melakukan jauh lebih banyak daripada apa yang kita doakan atau pikirkan (Efesus 3: 20). Kita mungkin tidak sanggup menghadapi masalah yang ada, tapi Tuhan bisa! Tuhan mungkin masih menempatkan sebuah koma di mana kita berpikir bahwa Ia sudah menempatkan sebuah titik.

Memang banyak orang yang selalu terobsesi dengan kehendak Tuhan yang belum dinyatakan. Tetapi orang yang mempunyai iman yang benar, tidak akan berhenti berjuang dan berharap, sekalipun segala sesuatunya terlihat gelap. Dalam Injil Markus, kita membaca tentang Yairus, seorang pemimpin sinagoga, yang putrinya jatuh sakit parah. Yairus pergi kepada Yesus untuk memohon kepada-Nya, meminta Yesus untuk datang dan menumpangkan tangan atas putrinya agar dia dapat hidup (Markus 5:22-23). Yesus pergi bersama Yairus, tetapi dalam perjalanan ke rumah Yairus ada orang yang membawa berita bahwa putri Yairus telah meninggal. Orang itu menyarankan Yairus untuk tidak mengganggu Yesus karena gadis itu sudah mati. Itu sudah kehenak Tuhan. Titik. Mendengar ini, Yesus mengatakan kepada mereka untuk tidak takut tetapi memiliki iman (Markus 5:35-36). Dengan kata lain, Yesus menghapus titik tersebut dari akhir sebuah kalimat, dan menggantinya dengan sebuah koma.

Yesus lalu melanjutkan perjalanan-Nya ke rumah Yairus. Sesampainya di sana dan melihat banyak keributan dan tangisan, Yesus masuk ke dalam dan bertanya: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati; tetapi tidur.” Kerumunan orang hanya menertawakan Dia. Mereka tentunya yakin bahwa ada perbedaan nyata antara mati dan tidur, dan gadis muda ini pasti sudah mati. Titik! Tamat! Tetapi Yesus tahu bahwa itu bukanlah titik yang ada pada kehidupan gadis ini, tetapi koma. Dia pergi ke kamar di mana gadis yang mati itu berbaring, memegang tangannya dan berkata, “Hai anak,Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Gadis itu segera bangkit berdiri dan berjalan (Markus 5:38-42). Hanya Yesus, Tuhan, yang tahu di mana harus ada koma, dan di mana harus ada titik.

Ketika krisis membuat kita siap menyerah, dan ketika kita merasa kalah atau putus asa, janganlah kita melihat keterbatasan manusiawi kita sendiri, atau keterbatasan orang lain. Jangan cepat-cepat berprasangka bahwa Tuhan yang membuat semuanya terjadi dalam hidup kita. Jangan mengecilkan kedaulatan dan kuasa Tuhan! Pikirkanlah bahwa ada banyak hal yang bisa terjadi dan mempengaruhi hidup kita. Semua itu sudah terjadi pada saat tertentu, tetapi kita tidak tahu apa yang direncanakan Tuhan untuk masa depan. Lihatlah ketidakterbatasan Tuhan! Tuhan yang tidak dibatasi oleh waktu atau apa yang sudah terjadi di dunia. Semua yang kita alami saat ini terjadi dengan seizin-Nya, dan Ia bisa memakai itu untuk mencapai apa yang dikehendaki-Nya di masa mendatang. Kapan? Bilamana Ia menghendakinya!

Ayat pembukaan di atas mengajarkan kita untuk tabah dan sabar dalam menantikan pertolongan Tuhan. Ingatlah bahwa apa yang tidak mungkin bagi kita, bukanlah tidak mungkin bagi Tuhan. Bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin (Markus 10:27). Jangan menempatkan sebuah titik di mana Tuhan mungkin sudah menempatkan sebuah koma. Ingatlah bahwa kita tidak tahu di mana sebuah koma atau titik harus diletakkan dalam hidup kita, dan kita tidak bisa memaksakan hal itu. Itu adalah bagian dari kedaulatan Tuhan yang tidak boleh kita rampas. Dari kesaksian mereka yang sudah mengalami pertolongan Tuhan dalam hidup mereka, kita akan tahu bahwa antara sebuah koma dan sebuah titik mungkin ada banyak koma. Dan di antara koma-koma dan titik itu, seharusnya ada iman yang memastikan kita untuk pada akhirnya mendapat kemuliaan abadi melalui darah Kristus.

“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.” Filipi 3: 13-16

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s