Maukah Anda menguduskan Yesus?

“Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.” 1 Petrus 3:15

Pada saat Anda menjadi orang Kristen, Anda tentunya mengakui Kristus sebagai Tuhan. Petrus dalam ayat di atas mengingatkan orang-orang Kristen bahwa itulah yang telah mereka lakukan ketika mereka menjadi orang Kristen. Jadi dia berkata bahwa mereka harus berani menyatakan dalam hidup mereka bahwa “Kristus adalah Tuhan di dalam hatiku.” Menguduskan Kristus sebagai Tuhan berarti kita menjawab “ya” untuk panggilan-Nya, dan mau tunduk kepada-Nya. Itulah yang harus kita tunjukkan kepada siapa pun yang ingin tahu kepada siapa kita bertanggungjawab atas hidup kita. Kepada Yesus Kristus, Tuhan yang mahakuasa.

Setelah berserah kepada-Nya, kita sekarang seharusnya menjadi tempat di mana kekuasaan dan Firman-Nya memegang kekuasaan. Kita harus mau mengikuti Dia, bahkan jika mengikuti Dia akan melibatkan penderitaan. Tetapi, karena dunia ini sedang memberontak melawan Tuhan, maka hidup kita sering menjadi fokus pertempuran sengit, terkadang di sekitar kita, terkadang di dalam diri kita. Pertempuran yang bagaimana? Pertempuran rohani, melawan kekuatan dan bujukan iblis yang berusaha agar kita tidak mengikuti perintah Tuhan.

Apa yang dikehendaki Tuhan pada pasal ini bisa ditemukan dalam ayat 8–9 yang bunyinya cukup lugas:

“Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.”

Mengikuti Kristus berarti harus mau melakukan semua hal ini. Itu tidak mudah.

Tentu saja, lebih mudah membuat daftar hal-hal ini daripada menjalaninya. Terkadang kasih yang kita ingin nyatakan kepada orang lain menghadapkan kita pada beberapa pilihan yang sulit. Dan lebih sering daripada tidak, itu berarti Tuhan dalam kasih-Nya menunjukkan kepada kita cara agar kita dapat mengurbankan diri kita sendiri, ketika kita menjadi peduli dengan orang lain, ketika kita mulai menempatkan diri kita pada posisi mereka dan merasakan apa yang mereka rasakan bersama mereka. Ini bukan hal yang ringan.

Dalam keadaan demikian, pernahkah Anda tergoda untuk berbalik kepada kehidupan lama Anda yang nampaknya lebih nyaman? Hidup yang bebas dari firman dan perintah Tuhan? Sebab dengan makin seringnya Roh Kudus berbicara kepada kita, makin lama kita makin sadar akan kekurangan kita. Makin lama seakan Tuhan mengingatkan kita akan janji kita untuk menguduskan Dia. Hati kita yang pada dasarnya mempunyai sifat memberontak sekalipun kita sudah mendapat pencerahan Roh Kudus setelah lahir baru, masih bisa melakukan kesalahan dan bahkan berusaha melawan kehendak Tuhan.

Kalau begitu, siapakah yang bisa hidup seperti ini? Petrus memberikan beberapa contoh di akhir pasal 3. Contoh yang utama adalah Kristus:

“Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,”
‭‭1 Petrus‬ ‭3‬:‭18‬ ‭

Berulang kali ketika Kristus dicobai, Dia menahan diri dari kejahatan. Kristus menaati Allah bahkan ketika itu berarti menderita sampai menyerahkan nyawa-Nya. Dan Kristus dihidupkan. Kristus dalam kehidupan dan ketaatan-Nya kepada Allah Bapa, menggenapi apa yang sudah dinyatakan Allah Bapa dari kejatuhan Adam dan Hawa.

Kristus adalah model tertinggi kita dalam berbuat baik dan menaati Tuhan. Dia adalah model bagi kita dalam mengikuti Tuhan, bahkan ketika itu melibatkan penderitaan. Dan Dia adalah model bagi kita yang akhirnya dibenarkan dalam ketaatan-Nya. Betapa membesarkan hati orang Kristen yang menderita dalam kesetiaan untuk diperlihatkan bahwa penderitaan dan perjuangan dalam mengikut Kristus akan diikuti oleh kemuliaan!

Pagi ini kita belajar bahwa menguduskan Yesus adalah pola hidup yang alkitabiah. Penderitaan, lalu kemuliaan. Salib, lalu mahkota. Apakah ini ciri hidup Anda? Apakah Anda bersedia untuk mengikuti Kristus sebagai Tuhan? Jika tidak, lalu bagaimana cara Anda mengikuti Dia? Apakah Anda masih mengharapkan agar Tuhan membuat keputusan untuk Anda? Roh Kudus tidak akan memaksakan kehendak-Nya pada diri kita. Ia mengingatkan, membimbing dan menolong kita. Tetapi kitalah yang harus menjawab pesan rasul Petrus di atas.

“Hendaklah wkamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” Filipi 2:5

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s