“Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” 1 Korintus 10: 31
Hari ini adalah hari libur di Australia, karena seperti pada banyak negara lain, tanggal 1 Mei adalah hari buruh. Sejarah Hari Buruh dimulai pada tahun 1889, ketika sebuah konferensi internasional di Paris diadakan untuk memperingati perjuangan para pekerja dan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja. Konferensi tersebut menyerukan peringatan internasional setiap tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional.
Tidak dapat disangkal bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang mutlak dilakukan setiap manusia di dunia. Dalam kitab Kejadian 3: 17 Tuhan berkata kepada Adam setelah ia melanggar perintah-Nya:
“Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu”.
Agaknya sebagian orang menganggap bahwa pekerjaan yang sekarang harus dilakukan manusia, baik oleh pria maupun wanita, adalah akibat dosa. Mereka yang tidak mau atau tidak bisa bersusah payah mencari rezeki, harus bisa hidup dengan jalan lain.
Bekerja adalah akibat buruk dari dosa adalah sebuah pengertian yang tidak sepenuhnya benar, dan bahkan bisa dibilang keliru. Apa yang benar ialah sesudah terjadinya dosa, bekerja bukanlah sesuatu yang bisa sepenuhnya dinikmati manusia. Mereka yang bekerja sering harus membanting tulang, akan mengalami kelelahan jasmani ataupun rohani; dan jika usia mulai melanjut, orang mungkin terpaksa atau dipaksa untuk berhenti bekerja. Sebaliknya, mereka yang masih muda dan membutuhkan pekerjaan untuk bisa hidup layak, seringkali sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok.
Pekerjaan manusia pada mulanya sebenarnya sudah ditentukan oleh Tuhan sebagai berkat-Nya. Dalam kitab Kejadian 1: 28 Tuhan memberkati manusia ciptaan-Nya dan berkata:
“Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Pekerjaan manusia, dengan demikian adalah berkat Tuhan dan sudah sepatutnya dilakukan setiap manusia. Pekerjaan di masa kini, dengan demikian dapat disimpulkan sebagai aktivitas yang seharusnya dimiliki seluruh umat manusia karunia Tuhan, tetapi karena dunia yang penuh dosa, bisa menjadi beban hidup; itu mungkin karena tidak adanya pekerjaan yang disukai, atau karena adanya pekerjaan yang tidak disenangi.
Jika pekerjaan manusia di taman Eden adalah baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan, baik atau buruknya pekerjaan di dunia ini sekarang tidak lagi diukur menurut pandangan Tuhan, tetapi diukur dengan standar manusia. Karena itu, manusia sering tidak bisa berbahagia dengan hidupnya karena tidak adanya pekerjaan yang memuliakan Tuhan. Tuhan adalah sumber kebahagiaan manusia, dan jika manusia hidup dan bekerja seorang diri dan untuk kepuasan dirinya sendiri, lambat laun Tuhan terasa jauh darinya.
Bagaimana kata Alkitab agar setiap umat-Nya bisa sadar bahwa mereka sudah diberi hak dan kewajiban untuk bekerja? Ayat pembukaan kita berkata bahwa apa pun yang kita kerjakan dalam hidup ini hendaknya untuk kemuliaan Tuhan. Baik pekerjaan yang terlihat sederhana dan tidak menghasilkan uang, maupun pekerjaan besar yang penuh tanggung jawab, semuanya harus kita lakukan untuk memuliakan Tuhan. Walaupun demikian, ada orang Kristen yang mengangap bahwa kita tidak bisa hidup dan bekerja dengan cara yang baik, karena semua yang dilakukan manusia adalah mengandung dosa. Malahan, ada orang Kristen yang menganggap bahwa jika kita merasa dapat hidup dan bekerja untuk Tuhan karena Tuhan sudah mengharuskan, itu adalah sebuah kesombongan karen hanya Tuhan yang bisa membuat manusia hidup dan bekerja dengan baik.
Pagi ini, adakah kemasygulan kita dalam hal bekerja? Adakah kesedihan dan kebosanan karena apa yang sekarang kita kerjakan tidak membawa kepuasan hati? Untuk tua maupun muda, firman Tuhan berkata bahwa ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan, yang bisa membawa kebahagiaan dan kepuasan hidup. Semua itu tergantung pada kesadaran dan kemauan kita, apakah kita sebenarnya bersedia bekerja demi kemuliaanTuhan, dan bukan untuk kepentingan kita saja.
“Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Matius 25: 21