Satu Roh, banyak karunia

“Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan” 1 Korintus 12:4-9

Dalam 1 Korintus 12 rasul Paulus berbicara tentang karunia-karunia rohani, menunjukkan sifat, penggunaan, dan keunggulannya; membandingkan gereja dengan tubuh manusia, dan dengan cara menampilkan simetri dan kepatuhan anggotanya satu sama lain, yang ditempatkan di tempat yang berbeda, dan memiliki karunia yang berbeda; dan menyebutkan beberapa jabatan dan karunia di gereja, namun menyarankan ada sesuatu yang lebih baik daripada itu. Ia mengisyaratkan, bahwa karunia rohani adalah hal yang berharga, dan harus diperhatikan; dan karena itu ia mengajak orang-orang percaya untuk tidak mengabaikan semua itu.

Jika ada umat Kristen yang menganggap karunia rohani pada zaman Paulus sudah tidak ada lagi di zaman ini, yaitu kaum Cessationist, tulisan Paulus diatas tidak menunjukkan adanya gagasan bahwa kita harus memandang karunia rohani secara berbeda dari yang kita lakukan dalam praktik dan pelayanan di gereja zaman kini, yang tetap digambarkan sebagai hal yang penting untuk kehidupan dan kesejahteraan gereja yang tidak berubah dari awalnya. Ketika kita membaca Perjanjian Baru, tampak jelas bahwa disiplin gereja harus dipraktikkan dalam pertemuan kita hari ini dan bahwa kita harus merayakan Perjamuan Tuhan dan baptisan air, dan bahwa persyaratan untuk jabatan penatua sebagaimana ditetapkan dalam surat-surat penggembalaan masih menentukan bagaimana kehidupan yang baik dan teratur di gereja harus dipertahankan. Dengan demikian, apakah alasan yang dapat kita berikan agar kita boleh memperlakukan kehadiran dan penggunaan karunia rohani secara berbeda?

Berlawanan dengan kepercayaan populer, ada kesaksian yang konsisten di sebagian besar sejarah gereja tentang pekerjaan karunia Roh yang ajaib. Karunia-karunia itu tidak berhenti atau menghilang dari kehidupan gereja mula-mula setelah kematian rasul terakhir. Kaum Cessationists sering berargumen bahwa tanda-tanda dan keajaiban serta karunia-karunia rohani tertentu hanya berfungsi untuk mengkonfirmasi atau mengotentikasi persekutuan asli para rasul, dan bahwa ketika para rasul meninggal, karunia-karunia itu ikut lenyap. Faktanya adalah tidak ada ayat Alkitab yang mengatakan tanda dan keajaiban atau karunia rohani dari jenis tertentu khusus dilakukan oleh para rasul. Jika tanda dan mujizat memang dirancang secara eksklusif untuk mengotentikasi para rasul, kita tidak memiliki penjelasan mengapa orang percaya yang bukan rasul (seperti Filipus dan Stefanus) juga diberi kuasa untuk melakukannya. Karena itu, karunia Roh bukanlah monopoli orang-orang tertentu saja. Ada berbagai karunia Roh yang berbeda yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya.

Perlu disadari bahwa karunia Roh tidak boleh disamakan dengan bakat alami. Itu juga berbeda dari buah Roh (Galatia 5: 22-23). Tetapi kita juga harus mengerti bahwa karunia rohani tidak dapat dipisahkan dari bakat dan kemampuan alami. Dalam Mazmur 139:13 , kita diingatkan bahwa Tuhanlah yang membentuk kita sejak dalam kandungan. Apa pun kemampuan atau kelemahan kita, itu diberikan kepada kita oleh Tuhan Yang Mahatahu, yang merancang kita tidak hanya dalam hal karunia rohani, tetapi juga dalam hal bakat dan kemampuan jasmani untuk melaksanakan tugas tertentu. Kemampuan manusia saja tidak akan pernah menghasilkan apa yang kekal, tetapi kemampuan kita ketika diberdayakan oleh Roh Kudus dapat menghasilkan buah rohani yang kekal sifatnya. Bukan kebetulan bahwa Billy Graham adalah pembicara yang berbakat dalam pengertian manusia. Tapi Billy Graham tanpa kuasa Roh Kudus adalah tidak akan dapat mengajak banyak orang ke jalan yang benar. Ada begitu banyak pembicara berbakat seperti Billy Graham yang belum pernah melihat satu jiwa pun dimenangkan bagi Kristus, tetapi mereka digunakan Tuhan untuk tujuan yang berbeda.

Semua karunia Roh, baik bahasa lidah atau pengajaran, nubuat atau belas kasihan, penyembuhan atau pertolongan, diberikan untuk berbagai tujuan, diantaranya untuk membangun, membangun, mendorong, mengajar, menghibur, dan menguduskan gereja, yaitu tubuh Kristus. Tidak dapat diragukan, banyaknya karunia Roh pada waktu itu sudah membuat gereja yang mula-mula ada bisa berkembang pesat. Dengan demikian, kalaupun peran karunia-karunia ajaib untuk membuktikan dan mengotentikasi para rasul telah berhenti, karunia-karunia tersebut pasti akan terus ada dan berfungsi di dalam gereja zaman kini karena alasan-alasan dan tujuan-tujuan yang lain. Karena itu, kita tidak boleh heran jika melihat adanya perbedaan frekuensi dan intensiti dalam munculnya karunia tertentu. Apa yang terlihat nyata ialah bahwa sekalipun karunia Roh di zaman ini tidak lagi menjadi dasar berdirinya gereja, itu bisa memberi kesegaran dan kekuatan baru dalam sebuah persekutuan orang percaya.

Pagi ini, kita diingatkan melalui 1 Korintus 12 bahwa Paulus tidak ingin orang-orang merasa sombong atau bangga atas karunia yang mereka punyai. Dia mengingatkan keadaan mereka sebelum menjadi umat Tuhan, agar mereka tetap rendah hati. Paulus lebih lanjut menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki Roh Allah bukanlah mereka yang dalam hidupnya mengabaikan Yesus, tetapi adalah orang-orang yang taat kepada perintah Yesus dan mengakui-Nya sebagai Tuhan yang berkuasa atas hidup mereka. Orang yang sedemikian bisa terlihat dari buah-buah Roh yang mereka miliki: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.

Paulus juga mengingatkan bahwa Roh Kudus, yang disebut Roh, Tuhan, dan Allah, adalah pencipta berbagai karunia yang dianugerahkan kepada manusia. Adanya karunia Roh seharusnya menjadi keuntungan bagi semua umat Tuhan, bukan untuk pengagungan diri sendiri, seseorang, atau sebuah denominasi. Dengan demikian, jika kita melihat sebuah kelompok Kristen yang memusatkan perhatian kepada adanya “karunia” istimewa yang dimiliki oleh orang-orang tertentu, dapat kita pastikan bahwa itu adalah sebuah ilusi saja.

Akhirnya, kita harus ingat bahwa ada berbagai macam karunia Roh dan semuanya adalah berharga, karena dalam setiap karunia adalah Roh Allah yang bekerja dan memberi, menurut kedaulatan, kehendak dan kesenangan-Nya. Semua karunia Roh diberikan Tuhan untuk kebaikan seluruh umat percaya; yang diilustrasikan dengan perumpamaan tubuh manusia, yang terdiri dari banyak anggota, namun semuanya adalah satu di dalam Kristus, dan dalam seluruh anggotanya. Adanya karunia-karunia adalah untuk saling melayani, bukan untuk menguasai atau menempatkan diri sebagai orang yang istimewa. Karunia Roh yang benar membawa kemuliaan kepada Tuhan, bukan kepada manusia!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s